Chapter 21: Pertengkaran

732 27 0
                                    





Reiji POV

"Hm.. Berdasarkan buku ini sih, mungkin wali yg dimaksud adalah majikan? Kau tau.. Memangnya status apa lagi yg tercipta diantara hantu dan manusia selain kontrak perbudakan? Apa manusia bisa mengangkat hantu menjadi anaknya? Atau orangtuanya? Apakah ada hal semacam itu di dunia gaib?" Ucap Fumito.

Aku menoleh ke arah Liya. Gadis itu menggeleng. "Yah, aku rasa tidak ada."

"Itu berarti.. Wali yg dimaksud bisa saja majikan atau tuan dari hantu itu, yg bertanggung jawab atas semua resikonya.. Tidak salah lagi.."

"Berarti.. Aku? Hanya aku yg bisa mengubah identitas pelayanku?" Ucapku memastikan.

Fumito mengangguk. "Benar, tapi Rei.. Aku tidak tau resiko apa yg dimaksud dibuku ini. Ehm.. Apa Liya tau identitasnya sendiri?"

Sekali lagi aku menoleh ke arah Liya disampingku, gadis itu hanya menunduk dengan wajah cemberut. "Dia tidak ingat, apa menurutmu resiko itu akan membahayakanku?"

Fumito menyipitkan matanya dan membaca sekali lagi. "Entahlah, ini tergantung dgn Liya.. Karna Liya bukan roh jahat, mungkin resikonya tidak terlalu berat.."

"Benarkah?"

"Aku tidak punya firasat buruk apapun tentang bacaan ini, aku yakin resikonya juga tidak buruk... Jadi aku rasa, kau bisa mengubah identitas Liya dengan santai." Ucapnya tersenyum simpul.

"Oh benarkah? Apa hubungannya dgn firasatmu?" Ledekku.

"Tck. Aku tidak bercanda, biasanya aku akan merasa janggal atau gelisah saat membaca sesuatu yg mengandung hal-hal buruk.. Tapi ini tidak. Itulah salah satu keahlianku, kau harus tau itu!" Ucapnya dgn mulut yg dipoutkan.

Aku terkekeh. "Lalu bagaimana firasatmu saat membaca komik erotis yg kuberikan waktu itu?"

Matanya melotot dan menoleh kanan kiri, memastikan bahwa tidak ada orang yg mendengar. "Jaga ucapanmu, kau bisa mempermalukan image-ku sebagai ketua kelas.." Bisiknya.

Aku hanya terkekeh, begitu pula Liya. Beberapa detik kemudian, Ren datang dgn 3 kaleng soda. "Nih, untuk kalian." Ucap gadis boyish itu.

"Woah.. Terima kasih, besok aku yg traktir." Kekeh Fumito.

Ren hanya tersenyum miring dan membuka kaleng soda itu sembari duduk diatas meja.. Mejaku. -_-

"Oi. Reiji, kenapa diam saja?" Tegurnya.

"Ng? Ah i-iya.. Arigatou." Aku langsung meraih kaleng soda itu. Ren hanya geleng kepala.

"Buku apa itu?" Gadis preman itu langsung merampas buku ditangan Fumito. "Supranatural.. Things? Ha.Ha.Ha.. Lucu sekali Fumito." Tawa palsunya dan melemparkan buku itu pada si ketua kelas.

"Aduhh.. Aku hanya membantu Reiji.." Tangkapnya. Aku langsung melotot ke arahnya dan menggeleng.

"Apa? Membantu apa?" Ucap Ren bingung.

"Eh eh.. Maksudku.. Membantu Reiji membersihkan bukunya, hehe." Jawab Fumito. Aku menepuk dahiku, kenapa kali ini kemampuan berbohongnya buruk sekali, kemana si jenius Fumito yg pandai bicara itu?!

"Kalian menyembunyikan sesuatu dariku? Iya?" Ia menyipitkan matanya padaku dan Fumito.

"Ehm.. Anu.. A-aku hanya tidak mengerti beberapa kalimat bahasa inggris di dalam buku itu, jadi aku minta Fumito utk mengartikannya. Hanya itu." Ucapku.

"Nah! Benar.. Itu yg ku maksud." Sahut Fumito.

Ren meneguk sodanya dgn alis yg dinaikkan. "Dasar aneh."

Girlfriends In Two Worlds! [NC18+] (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang