Happy reading.
Sesampainya Zia di bawah, Zia melihat Elard dengan santai nya duduk di sofa sembari memainkan ponsel nya.
Dengan malas dan bibir yang mengerucut Zia berjalan melewati Elard lalu pergi ke arah dapur, Elard yang melihat tingkah Zia hanya tersenyum tipis.
Zia membuka almari untuk mencari bahan makanan di sana. Namun, nihil tak ada satu bahan makanan pun.
Semua sudah Zia buka dari almari tempat makan sampai kulkas tidak ada satupun bahan untuk di masak, mie instan pun tidak ada. Berani ataupun tidak berani, Zia harus mengajak Elard membeli bahan makanan di supermarket.
"Kak El," panggil Zia sembari melangkah kecil kearah Elard
"Hmm," jawab Elard tanpa beralih dari ponsel nya, rasanya Zia ingin membakar Elard detik itu juga.
"Kak temenin Zia beli bahan makanan yuk, di rumah ini belum ada stock makanan kalau gitu ceritanya Zia masak apa," ucap Zia.
"Beli sendiri," balas Elard padat, jelas, dan tega.
"Kok sendiri? Kan ini udah sore kalau Zia digangguin om-om pedofil kayak waktu itu gimana?" Elard menghembuskan napas nya kasar, ia beranjak dari tempat duduknya lalu pergi ke kamarnya.
"Kak El mau kemana?" Tanya Zia bingung.
"Paris," jawab Elard dingin yang membuat Zia kebingungan. Tidak lama kemudian Elard datang dengan memakai jaket nya.
"Ayo," ucap Elard datar.
"Kak El ke parisnya ajak Zia? " Tanya Zia polos, Elard meraup wajahnya frustasi bingung dengan gadis yang di hadapannya ini. Baru satu hari saja sudah membuatnya frustasi dia tidak bisa membayangkan jika dalam waktu lama.
"Ayo ke supermarket," kata Elard dingin yang langsung pergi keluar meninggalkan Zia. Zia mengikuti Elard keluar dengan wajah yang bingung.
Saat sampai di garasi motor, Elard memperhatikan Zia dari atas sampai bawah yang membuat Zia otomatis melihat dirinya.
Yang dipikir kan Zia adalah, mungkin Elard terkagum melihat kecantikan Zia. Pede lu neng!
"Ganti," ucap Elard dingin.
"Apanya yang diganti kak?" Tanya Zia bingung.
"Lo mau digangguin om-om pedofil lagi?" Tanya Elard datar dengan melihat Zia intens.
Zia otomatis langsung melihat ke arah baju dan celana yang dikenakannya apa yang salah, perasaan celananya tidak pendek-pendek amat.
"Ya nggak mau lah! kan ada kak El yang jagain zia," ucap Zia dengan menunjuk Elard.
"Cepet ganti," kata Elard dengan wajah datarnya.
"Enggak ah, Zia nyaman tau pakai ginian. Sejuk." Zia tetap kukuh dengan pendiriannya.
"Nggak semua laki-laki bisa nahan nafsu Zia, kalau liat kayak gitu," ucap Elard dingin.
"Tapi Zia mager ganti lagi kak."
"Ganti atau lo ke supermarket sendiri," ucap Elard yang sudah ingin turun dari motornya, sontak membuat Zia menahan tubuh Elard agar tidak melakukan aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELARD DAN ZIA (END✅)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA, KARENA SEBAGIAN PART DI PRIVATE! ..... "Kak." "Iya?" "Kak." "Apa Zia?" "Kak El." "Apa sih Zi!" "Saranghae kak El," Ucap Zia dengan senyum manis yang selalu terukir di wajahnya yang cantik itu, akan tetapi tak ada jawaban...