Happy Reading.
"Persahabatan ibarat tunas, terus menjulang hingga menjadi pohon kokoh mencapai langit atas."
-Keyzia.
.
.
.
.
.Jam menunjukkan pukul 5 pagi, Zia terbangun dari tidurnya ada yang aneh dengan ruangannya yaitu tidak adanya keberadaan Elard di ruangan itu.
"kak El kemana sih? Kok nggak ada, apa jangan-jangan ninggalin Zia," ucap Zia menerka-nerka.
"Tapi nggak mungkin lah, masa kak El tega ninggalin Zia disini sendirian."
"kak El kan orangnya baik, calon imam nya Zia," racau Zia kemana-mana.
Tak berselang lama pintu ruangan Zia terbuka menampakkan sosok Elard yang berdiri disana memasuki ruangan Zia dengan santai.
"kak El darimana? Kirain Zia kak El ninggalin Zia sendirian disini, tapi setelah Zia pikir nggak mungkin kak El ninggalin Zia iya kan?" Ucap Zia panjang lebar.
"Ke masjid," jawab Elard datar dan dingin.
"Ngapain ke masjid kak?" Tanya Zia aneh.
"Liburan," jawab Elard sembarangan yang langsung duduk di sofa, malas meladeni Zia yang selalu menguras emosinya sudah jelas kan jika ke masjid itu pasti sholat.
"kok Zia nggak di ajak sih kak?" Tanya Zia dengan nada tak terimanya.
"Ngapain ajak lo, orang kafir juga," ucap Elard dingin dengan memainkan ponselnya.
"Tadi katanya liburan kak kok bawa-bawa kafir sih."
"Gue ke masjid buat sholat Zi, masa iya ke masjid liburan, jangan mulai nguras emosi gue," ucap Elard datar tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang digenggamnya.
"Sholeh banget sih calon imam nya Zia," puji Zia dengan mata yang berbinar.
"Nggak usah mulai."
"Mulai apaan sih kak dari kemarin nggak usah mulai, nggak usah mulai mulu," gerutu Zia.
"Nanti lo pulang," ucap Elard mengalihkan pembicaraan malas membahas pembicaraan tadi karena menurutnya sangat tidak berguna dan unfaedah.
"Kok kak El bisa tau sih? Kak El cenayang ya?" Tanya Zia ngawur.
"iya!" jawab Elard sembarangan.
"Yey akhirnya Zia bisa pulang, kak El ngarang ya? mana mungkin kak El cenayang?" Ucap Zia.
"Dokter yang bilang," ucap Elard dengan wajah yang sangat datar bingung dengan gadis itu.
"Oohhh, bilang dong dari tadi kak El," ucap Zia paham.
"Otak kapan sih encernya?!" Tanya Elard datar.
"Eh sembarangan kak El, orang Zia itu otaknya selalu lancer ya," ucap Zia tak terima.
"Kalau encer nggak bakalan keliling dari tadi."
"Keliling kemana kak?" Tanya Zia dengan komuk yang bingung.
Elard memilih diam daripada meladeni Zia dia yang akan capek sendiri menjawab semua pertanyaan Zia yang unfaedah dan otaknya yang masih beku membuat Elard kesusahan saat berbicara apalagi kapasitas otaknya yang kecil itu, susah dalam hal memahami perkataan seseorang.
***
"Yeay akhirnya Zia udah nyampek rumah, rindu banget sama rumah," ucap Zia di ambang pintu.
"Non Zia udah pulang?" Tanya bibi dari ruang makan.
"BI SITI ZIA RINDU SAMA BIBI!" Teriak Zia dekat telinga Elard yang membuat sang empu menutup telinganya dengan tangan. Elard melihat Zia datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELARD DAN ZIA (END✅)
أدب المراهقينFOLLOW DULU SEBELUM BACA, KARENA SEBAGIAN PART DI PRIVATE! ..... "Kak." "Iya?" "Kak." "Apa Zia?" "Kak El." "Apa sih Zi!" "Saranghae kak El," Ucap Zia dengan senyum manis yang selalu terukir di wajahnya yang cantik itu, akan tetapi tak ada jawaban...