Part 7✨ Perjodohan

24.7K 1.3K 36
                                    

Happy Reading .

"Semesta tidak pernah bercanda dalam mempertemukan kita."
-Keyzia.
.
.
.
.
.

Tok... Tok... Tok...

"Zia sayang, ini mama," ucap seseorang dari balik pintu kamar Zia.

"Masuk ma."

"Sayangnya mama lagi apa ni? " Tanya Tiana sembari mendekat kearah Zia, kemudian mengelus puncak rambut Zia dengan lembut.

"Emm liat suami-suami nya Zia, ma tuh ma liat, ganteng kan." Heboh Zia saat sehun tampil di comeback dengan menunjukkannya kepada Tiana.

"Zi dikurangin halunya, enggak baik loh," nasihat Tiana, yang membuat Zia melihat mamanya, kemudian ia duduk menegakkan tubuhnya.

"Ini itu baik mama ku sayanggggg, baik banget untuk kesehatan mata Zia, jantung Zia, hati Zia semua kalau liat mereka jadi serba baik," protes Zia dengan mengerucutkan bibirnya lucu.

"Oh iya, mama kesini mau apa? pasti ada maunya, Zia udah hafal sama mama," lanjut Zia yang sekarang menutup laptopnya.

"Kamu tau aja Zi, mama cuma mau bilang nanti jam tujuh ada pertemuan sama teman bisnis papa, tempatnya di rumah ini jadi kamu siap-siap yang rapi ya sayangnya mama, jangan lupa dandan yang cantik," ucap Tiana dengan mengelus wajah Zia lembut.

"Ihh mama, Zia nggak dandan pun udah cantik tau," protes Zia tidak terima.

"Iya-iya anaknya mama, cantik, kalau gitu mama turun dulu ya mau liat persiapan makanan," ucap Tiana dan dibalas acungan jempol dari Zia.

***

"Sayang turun yuk udah jam tujuh," ucap Tiana sembari memasuki kamar Zia.

"Ihh mama kok nggak ketuk pintu sih, Zia kan jadi kaget." Zia mengelus dadanya, matanya membelalak akibat kaget.

"Eh iya maafin mama sayang, turun yuk," ucap Tiana dengan senyumannya.

"Ayokk," ujar Zia seraya menggandeng lengan Tiana. Zia sekarang nampak cantik dan anggun dengan balutan dress yang dikenakannya.

"Anak papa cantik banget," puji Anthony saat Zia baru saja turun dengan Tiana.

"Makasih papa, Zia kan emang cantik," ujar Zia membanggakan dirinya.

"Dasar bocil gesrek udah pendek, hidung pesek, halu tinggi, kepedean lagi," cibir Sean yang langsung mendapat cubitan dari Zia.

"Real nya kan emang gitu," celetuk Zia sembari mencubit lengan Sean.

"Kenapa sih lo dikit-dikit nyubit? Gatel tuh tangan?" Tanya Sean dengan tatapan julid nya.

"Iya kak, bawaannya pengen nyubit deh terus yang kenceng biar gatelnya ilang," jawab Zia sembari melepas cubitannya.

"Sudah-sudah, kalian ini nggak kakak, nggak adik, nggak ada yang ngalah." Tiana mencoba melerai perdebatan antara Sean dan Zia, jika tidak di pisah sampai pagi pun perdebatan mereka tidak akan selesai.

ELARD DAN ZIA (END✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang