Happy reading .
"Aku harap bukan hanya impian tapi kenyataan."
-Keyzia.
.
.
.
.
."Kak El berhenti dulu," ucap Zia yang langsung menghadang Elard dengan membentangkan tangannya.
"Bentar kak, Zia mau nanya dulu."
"Apa?" Jawabnya datar.
"Kok bekal yang Zia siapin tadi pagi kenapa di kasih ke kak Rissa kan itu khusus buat kak El spesial dari Zia. Zia siapin nya pakai cinta loh kak."
"Gue cuma berbagi."
"Tapi ya bukan bekal yang Zia kasih juga kak, hargain Zia dong yang buatin buat kakak," ucap Zia dengan memainkan jari jemarinya.
"Kenapa? Nggak suka?"
"Ya enggak lah kak, kan Zia maunya kak El yang makan."
"Lain kali nggak usah siapin."
"Tapi Zia mau siapin buat kakak, ya latih-latih buat jadi istri kak El nanti," ucap Zia dengan cengengesan.
"Yaudah nggak usah protes," ucapnya datar.
"Zia nggak protes kak, cuman Zia nggak terima aja."
"Sama aja."
"Ya enggak sama lah kak kalau protes itu nggak Terima banget, eh iya ya sama aja," ucap Zia dibarengi kekehan.
"Lain kali sifat nggak usah bocah. Bisa?"
"Bisa kok kak, asalkan kak El bisa suka sama Zia."
"Nggak usah ngarep, minggir!" Ucap Elard datar dan mendorong bahu Zia pelan untuk minggir karena menghalangi jalannya.
***
"Aduhh perut Zia kenapa sakit banget sih," keluh Zia saat merasakan perut nya sakit saat dirinya mengerjakan pr.
"Obat mana sih obat." Zia sudah mencari kemana mana obatnya ternyata sudah habis. Zia berjalan gontai keluar kamarnya dengan memegangi perutnya.
"Kak El kak." Panggil Zia kepada Elard tetapi tidak ada jawaban.
"Kak El tolongin Zia, perut Zia sakit kak, aw!" Ucap Zia yang sekarang sudah melemas di depan pintu kamar Elard.
Tok. Tok. Tok....
"Kak," panggil Zia parau.
Di dalam kamarnya Elard sebenarnya mendengar suara Zia tetapi dia acuh malah memakai kembali earphone nya dan mendengarkan musik yang sempat ke pause.
Elard malas saja untuk menanggapi Zia menurut Elard, Zia hanya mencari alasan untuk bertemu dan berbicara dengannya.
Sementara Zia di depan pintu kamar Elard terus meneriaki nama Elard dan mengetuk pintunya berharap ada respon dari Elard tapi ternyata nihil sampai-sampai perut Zia sakit banget.
"Kak tolongin Zia, Zia butuh kak El, " ucap Zia menahan sakit nya.
"Kak," ucap Zia melemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELARD DAN ZIA (END✅)
Ficção AdolescenteFOLLOW DULU SEBELUM BACA, KARENA SEBAGIAN PART DI PRIVATE! ..... "Kak." "Iya?" "Kak." "Apa Zia?" "Kak El." "Apa sih Zi!" "Saranghae kak El," Ucap Zia dengan senyum manis yang selalu terukir di wajahnya yang cantik itu, akan tetapi tak ada jawaban...