Part 11✨ Taruhan

19K 1K 15
                                    

Happy reading .

"Ternyata benar, kehadiranmu di awal pertemuan itu menumbuhkan rasa penasaran, sedang pertemuan kedua menumbuhkan rasa rindu, dan pertemuan selanjutnya hanya meninggalkan rasa candu."
-Keyzia.
.
.
.
.
.

Motor sport Elard menembus jalanan ibu kota. Elard mengendarai motor dengan kecepatan sedang, awalnya hening lalu Zia angkat bicara.

"Kak El tau nggak tadi itu ada yang nembak Zia lohh," ucap Zia polos dengan dagu berada di pundak Elard.

"Terus," jawab Elard dingin.

"Ya Zia nggak Terima lah kan Zia nggak cinta," ucap Zia polos.

"Apa hubungannya sama gue?" Tanya Elard datar.

"Yah, kak El mah nggak asik padahal Zia mau curhat," ucap Zia dengan bibir mengerucut.

"Mau lo di tembak, di tusuk, di cekik gue nggak peduli," jawab Elard dengan nada menjengkelkan.

"Nggak masuk akal kak El, ih nggak asik jadi teman curhat."

Tak di sadari di balik helm fullface nya. Elard tersenyum tipis melihat tingkah Zia.

"Kak masa ya, kata Zela, Zia itu beruntung tunangan sama kak El padahal mah kak El nggak asik, udah dingin, cuek, penyuruh lagi," ucap Zia tanpa sadar tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Nggak suka?" Tanya Elard dingin.

"Suka nggak suka Zia harus jalanin," balas Zia.

"Gue benci sama lo, pendek, kecil, suara cempreng, nyusahin," ujar Elard datar.

"Tapi Zia itu imut sama cantik tau," balas Zia dengan lagat percaya dirinya.

"Gue juga ganteng," ucap Elard dingin.

"Iya kak El ganteng tapi nyebelin," ucap Zia tapi tak mendapat jawaban dari Elard.

Tidak berselang lama, mereka sampai di garasi rumah, Elard memarkirkan motornya di garasi.

"Loh mobil Zia kok disini?" Tanya Zia bingung karena seingat Zia, mobilnya itu masih di rumah dan sekarang sudah disini.

"Besok lo berangkat sendiri," ucap Elard datar yang langsung masuk rumah meninggalkan Zia sendiri.

"Oalah oke-oke." Gumam Zia paham.

Sesampainya dikamar. Zia melakukan rutinitas untuk mandi dan ganti baju lalu turun ke bawah untuk makan malam.

"Loh makananya masih utuh bi?" Tanya Zia kepada Siti dengan melihat makanan yang mulai mendingin.

"Iya non tadi den El belum makan," ucap Siti.

"Ohh yaudah Zia siapin makanan aja buat kak El nanti Zia anterin ke kamarnya aja." Zia bergumam sembari tersenyum.

Tok.... Tok.... Tok...

Zia berdiri di luar kamar Elard dengan membawa nampan berisi makanan. Namun, tidak ada respon dari dalam, Zia pun masuk, bodo amat masalah perjanjian nya.

ELARD DAN ZIA (END✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang