Happy reading.
"Bertemu denganmu adalah hadiah yang paling aku syukuri setiap harinya."
-Keyzia.
.
.
.
.
."Zia bangun," ucap Elard dengan menggoyang-goyangkan bahu Zia. Tapi tak mendapat jawaban dari Zia.
Elard berkacak pinggang. "Heran kebo banget jadi cewek," gumam Elard.
Elard mendekatkan wajahnya ke wajah Zia dilihatnya dengan intens.
"Lo tidur apa mati sih Zi."
"Kalau gue buang dari lantai dua lo bangun nggak?"
"Mungkin di ceburin ke laut lo baru bangun."
"Zia, Sehun lo ada di depan kamar. Nggak malu di liatin idola lu masa tidur kayak gini," ucap Elard dengan menepuk-nepuk pipi Zia.
Tapi usaha Elard kali ini juga gagal ia tak mau ambil pusing langsung mengambi air dari kamar mandi di percikkan nya air itu ke wajah Zia.
Percikan air membuat Zia terbangun dengan kaget. Dari bantal, selimut, baju tidur Zia, basah semua.
"Ih kak El apa-apa an sih kan jadi basah!" Ucap Zia tak terima dengan melihat baju tidurnya yang basah.
"Bangunin lo."
"Di percikin dikit-dikit dong kak, lah ini udah kayak di guyur satu gayung." Zia mengerucutkan bibirnya kesal.
"Lebay lo kambuh, nggak usah di gede-gede in."
"Nggak lebay kak, kan emang real life," ucap Zia.
"Bangun, ngebacotnya nanti. Gue tunggu di bawah," ucap Elard datar dan langsung melenggang pergi ke bawah.
Zia memperhatikan Elard sampai tak terlihat diujung pintunya. Zia berpikir Elard aneh padahal tanpa ia sadari Zia lah yang aneh.
Tak butuh waktu lama Zia turun ke bawah memakai pakaian santainya, ia melihat Elard tengah duduk di sofa memainkan ponselnya dengan tenang.
Zia langsung menghampiri Elard dan duduk di sebelah Elard.
"Kak Elard," ucap Zia yang membuat Elard mendengus sebal.
Elard menghentikan aktivitas bermain ponselnya menoleh ke samping dan melihat Zia.
"Siapa suruh duduk disini? Bantuin bibi manasin makanan," ucap Elard yang membuat Zia mengerucutkan bibirnya.
"Palingan bi Siti udah selesai manasinnya kak," bantah Zia.
"Banyak ngebantah, harusnya itu tugas lo. Bantuin bibi," ucap Elard.
"Iya-iya." Zia berdiri dan berjalan dengan menghentakkan kakinya sebal. Elard hanya terkekeh pelan melihat tingkah Zia.
Sesampainya di dapur, Zia melihat Siti yang tengah memanaskan makanan.
"Bi sini Zia bantuin," ucap Zia menawarkan bantuan.
"Astagfirullah non Zia, ngagetin bibi aja," ucap Siti dengan mengelus dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELARD DAN ZIA (END✅)
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM BACA, KARENA SEBAGIAN PART DI PRIVATE! ..... "Kak." "Iya?" "Kak." "Apa Zia?" "Kak El." "Apa sih Zi!" "Saranghae kak El," Ucap Zia dengan senyum manis yang selalu terukir di wajahnya yang cantik itu, akan tetapi tak ada jawaban...