Part 8✨ Pindah!

23.3K 1.2K 32
                                    

happy reading.

"Jika mengambil resiko, maka akan menerima perubahan, maka, kita sendiri lah yang akan memahami keajaiban di kehidupan selanjutnya."
-Keyzia.
.
.
.
.
.

Alarm dikamar Zia sudah berbunyi sejak pukul 5 pagi, dan sekarang jam menunjukkan pukul 7 lebih. Namun, Zia masih asik bergelut dengan mimpinya.

"Zia bangun! Anak cewek kok belum bangun sih sudah jam berapa ini!" Geram Tiana karena semenjak tadi, Tiana membangun kan Zia dengan menggoyang -goyangkan tubuhnya. Namun, nihil, Zia tidak bangun.

Tiana menggoyangkan tubuh Zia sekali terlihat terdapat gerakan dari Zia yang malah menarik selimutnya menutupi badannya.

"Eughhh. Mama ganggu deh orang Zia udah mau nikah sama Sehun juga rencananya gagal kan," ucap Zia dengan mata yang masih menutup.

"Zia bangun, nggak malu apa diliatin sama tunangan kamu," ucap Tiana melihat ke arah Elard lalu Elard tersenyum.

Elard sedari tadi berdiri di ambang pintu bersandar di tembok,  kaki di angkat satu sebagai penyangga, dan dengan santai memainkan ponselnya.

Zia sontak kaget mendengar kata 'TUNANGAN' semoga dia masih di dalam mimpi. Mungkin jika masih di dalam mimpi pun menurut Zia adalah mimpi buruk.

"El coba kamu yang bangunin Zia, mama sudah capek," ucap Tiana lalu pergi ke bawah. Elard memanggil Tiana dengan sebutan mama karena itu permintaan Tiana.

Elard berjalan mendekati ranjang Zia.

"Bangun," ucap Elard datar, sontak membuat Zia terbangun secara kaget.

"Eh ada kak El," ucap Zia sembari mengucek matanya dengan kedua tangan lalu, menatap Elard dengan cengiran khasnya.

"Mandi." Elard berucap tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel nya.

"Nanti lah kak, Zia masih mau lanjutin mimpi Zia yang terindah." Zia langsung menidurkan tubuhnya kembali.

"Oh mau tidur? 5 menit semua tentang idola lo, hangus," ancam Elard dengan melihat Zia datar yang sekarang tengah melotot kan matanya

"Iya oke, Zia bangun mainnya ancam-ancam an nggak asik," gerutu Zia sembari berjalan menuju kamar mandi.

Zia berjalan seraya menghentakkan kakinya.

***

"Lo mandi apa tidur lagi Zi?" Tanya Sean yang lebih diarahkan ke ejekan. Zia hanya acuh dia malah membuang muka.

"Makanya nggak usah sok-sok an begadang segala, bangun siang kan lo," ucap Sean mengejek.

"Kok kak Sean tau?" Tanya Zia polos.

"Emangnya gue kagak denger apa, lo malem-malem nangis, pasti lo nonton drakor kan?"  Tanya Sean dengan nada ejekan nya.

"Hehehe abisnya ceritanya sad kak," ucap Zia dengan kekehan nya.

"Dasar baperan gitu aja nangis," cibir Sean.

"Nggak baperan kak, cuma kebawa aja ke perasaan nya Zia."

ELARD DAN ZIA (END✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang