Jungkook mengerutkan keningnya dalam. Matanya terpejam dengan keringat membasahi wajahnya. Raut gelisah tercetak jelas di wajah putihnya. Buku-buku jarinya mencengkram erat selimut. Tubuhnya bergetar, ia berbalik lalu—
Brukk....
Jungkook terjatuh menghantam dinginnya ubin keramik.
"Aduhh Appo....." Gumamnya mengelus pinggangnya.
Jungkook menatap jam.
18:45
Kepalanya berbalik kearah jendela yang masih terbuka lebar. Angin kencang membuat tirai berkibar cepat. Suara petir terdengar beberapa kali sebelum akhirnya hujan lebat turun membasahi negeri Elemental.
Jungkook berlari cepat menuju jendela. Ia menatap langit gelap malam yang sedang menurunkan ribuan air.
"Kebenaran terakhir?"
"Apa maksudnya?"
*********
Busan, South Korea.
"Halmeoni ayo tidur. Kenapa diam saja disini?" seorang Yeoja cantik mendekati ruang tengah.
"Aku hanya merindukan cucu pertama dan kedua ku, Ji-Eun-ah" jawab Halmeoni sendu. Tatapannya kosong kearah tv yang menyala.
Ji-Eun menghela nafasnya.
"Junghyun Oppa pasti baik-baik saja disana. Dan Jungkook pastinya sedang senang karena bertemu Hyung kandungnya sekarang bukan" kata Ji-Eun tersenyum manis.
Halmeoni hanya mengangguk. Ji-Eun memang tak tau apa-apa tentang apa yang terjadi. Ia hanyalah manusia biasa tanpa kekuatan.
Lee Ji-Eun, tetangganya yang juga menjadi teman sekaligus Noona untuk cucu bungsunya.
Ji-Eun lah yang merawatnya selama Jungkook pergi.
"Maafkan Halmeoni karena terus merepotkanmu semenjak Jungkook pergi" ucapnya merasa bersalah.
Ji-Eun menggeleng keras.
"Halmeoni tak pernah merepotkan ku. Aku justru senang karena akhirnya merasakan memiliki seorang Halmeoni lagi" sergah Ji-Eun sama sekali tak merasa direpotkan.
Halmeoni tersenyum. Ia menggenggam tangan lembut Ji-Eun.
"Gomawo ne untuk semuanya"
Ji-Eun mengangguk membalas senyum Halmeoni Dongsaeng nya.
Tok...
Tok...
Tok...
"Nuguya?" Ucap Ji-Eun bingung. Ia menatap jam.
20:10 Kst.
"Siapa yang datang semalam ini?" Tanya Halmeoni bingung. Ia kebetulan juga menatap ke arah jam.
"Biar Ji-Eun periksa dulu Halmeoni"
Ji-Eun berdiri, ia melangkah menuju pintu. Sebelum membuka pintu tak lupa ia mengintip lewat jendela.
Seseorang dengan pakaian serba hitam. Tak lupa jubah panjang nya. Wajahnya terlihat dingin menatap pintu yang belum terbuka. Sedetik kemudian Ji-Eun menutup gorden jendela. Terkejut karena orang itu tiba-tiba menoleh. Ia berlari kearah Halmeoni.
"Nuguya?" Tanya Halmeoni heran. Ia menatap bingung wajah Ji-Eun yang terlihat takut.
Ji-Eun menggeleng.
"Ji-Eun tak tau Halmeoni. Seorang Namja. Ia memakai pakaian serba hitam dan satu jubah hitam panjang. Wajahnya sangat dingin Halmeoni. Aku takut dia penjahat" jawab Ji-Eun pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elemental : Devil's [Book 2]
RandomPerang telah usai, kini Negeri Atphiar kembali tenang setelah dark magic kalah. Namun mereka harus kehilangan teman - teman mereka. Begitupula dengan mereka yang diramalkan. Bangtan, mereka harus kehilangan sosok kecil mereka. Adik kecil yang hanya...