"Apa yang akan kau pilih nanti, cahaya atau—" ia terkekeh.
"Kegelapan" tubuhnya kemudian menghilang dalam kobaran api hitam.
Jungkook entah kenapa merasa tak nyaman. Ia terus berlari tak tentu arah. Tak lama tubuhnya tiba-tiba terhisap turun membuatnya panik setengah mati.
"Aghh....."
Brakk....
Jungkook membuka matanya perlahan. Seketika matanya membulat.
*******
Disebuah ruangan terlihat beberapa orang yang sepertinya sedang mengerjakan sesuatu. 3 orang terlihat duduk dimeja khusus mereka. Sedangkan 2 lainnya sedang duduk di sofa bersantai sambil bermain-main dengan elemennya.. Dan satu orang yang sedang rebahan di sofa panjang. Ia menutup matanya. Hening terjadi didalam ruangan itu.
"Hyung sebenarnya aku kemarin kenapa?" Tanya seseorang pada kelima orang yang ada di ruangan—kecuali satu orang yang sedang terlelap.
"Kemarin kapan Tae?" Tanya seseorang—dengan alis terangkat sebelah—yang juga duduk di sofa tepat di sebelah orang yang ia panggil Tae.
"Kemarin malam Park Jimin. Saat aku pingsan—bahkan melukai Jin Hyung" jawabnya kesal diawal namun memelankan ucapannya di akhir.
Jimin yang memang berada disebelahnya tentu saja mendengar ucapan terakhir temannya. Bahkan Yoongi yang awalnya terlelap membuka matanya.
"Itu bukan salahmu" jawab Yoongi singkat lalu kembali memejamkan matanya.
Jimin dan Taehyung menoleh mendengar jawaban singkat Yoongi.
"Yoongi benar Tae, itu bukan salahmu. Lagipula tanganku sudah sembuh, lukanya juga sudah hilang" Seokjin berjalan mendekati Taehyung lalu duduk tepat di sebelah Taehyung, dirangkulnya Taehyung sambil menepuk-nepuk pelan bahunya.
Namjoon dan Hoseok juga ikut mendekat, mereka mengangguk setuju dengan ucapan Yoongi.
"Mianhae hyung—dan gomawo" ucap Taehyung lirih lalu memeluk Seokjin erat.
Yang lain tersenyum melihat tingkah laku Taehyung. Begitupula Yoongi ia sempat melirik lalu tersenyum dalam diam. Ck terkadang kau bisa menggemaskan Tae, tapi tetap saja banyak bodohnya. Pikir mereka kompak.
Seokjin tertawa seketika mendengar pikiran ketiga dongsaengnya. Tentu saja Yoongi tak ikut ia benar-benar terlelap kali ini.
"Wae Hyung?" Tanya Taehyung heran karena Seokjin tiba-tiba tertawa sendiri. Seokjin Hyung tak gila kan gara-gara terluka?. Pikirnya horror.
Ctakk....
"Jin Hyung appo" ringis Taehyung kesal mengelus paha kanannya.
"Ck siapa suruh mengatai aku gila huh?" Sentak Seokjin marah. Mereka benar Taehyung lebih banyak bodohnya. Ucapnya setuju dalam hati.
Taehyung seketika tersenyum canggung. Ia lupa Hyung tertuanya ini bisa membaca pikiran.
"Ne...ne mianhae Seokjin Hyung yang tampan" rayu Taehyung sambil memeluk Seokjin dari samping.
"Ya...ya...ya.." jawab Seokjin tak peduli.
Taehyung tersenyum, meskipun Seokjin berlagak seolah tak peduli ia tau Seokjin sebenarnya hanya pura-pura.
"Ah Hyung kalian belum jawab, aku sebenarnya kenapa tadi malam?" Tanyanya menatap yang lain.
"Kau saja tak ingat, bagaimana kami bisa tau paboya" jawab Hoseok menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elemental : Devil's [Book 2]
AcakPerang telah usai, kini Negeri Atphiar kembali tenang setelah dark magic kalah. Namun mereka harus kehilangan teman - teman mereka. Begitupula dengan mereka yang diramalkan. Bangtan, mereka harus kehilangan sosok kecil mereka. Adik kecil yang hanya...