Chapter 31 : Title

3.3K 525 136
                                    

"Sial aku lupa lagi mengontrol emosi ku!" Rutuknya dalam diam. Matanya memandang kembali ke arah taman yang kini penuh dengan para warga Seoul yang sedang berkumpul disana. Sedetik setelahnya ia melangkah pergi menuju sebuah restoran tak jauh dari tempat kejadian. Dirinya lapar sekarang. Ketiga elemennya yang tak sengaja ia keluarkan membuat energinya terkuras— meski hanya sedikit. Ia makan dengan cepat, perasaannya entah kenapa tiba-tiba menjadi tak nyaman.

Tanpa ia sadari jika sang adik kini telah memilih pergi dan meninggalkan dirinya.

Satu rahasia lagi, dan itulah awal mula bencana itu terjadi.

Kesalahan yang harus ditanggung seseorang yang berujung kematian.

*******

Restoran Vino Osteria yang berada tak jauh dari taman Seoul terlihat ramai siang ini. Beberapa remaja ataupun orang tua memenuhi setiap kursi. Entah membahas tentang pekerjaan sekolah ataupun pekerjaan kantor. Namun berbanding terbalik dengan seorang Namja tampan yang kini hanya menatap keluar jendela. Terlihat jelas jika ia sedang memikirkan sesuatu. Piring makanan  dihadapan nya kini sudah kosong. Ia bahkan tak ada niatan untuk memesan makanan lagi.

Pandangannya lurus menatap jalanan. Sesekali ia masih bisa melihat taman yang masih ramai.

"Tuan Yoongi kenapa kita tidak meminta bantuan yang lain?"

"Andwae, aku tak ingin semuanya berada disini. Wanita tua itu akan curiga dan Devil akan ikut turun tangan. Aku tak bisa membuat semuanya kacau"  Yoongi menolak usul magic pet nya. Theseus.

Theseus terdiam. Ia memikirkan apa yang dikatakan tuannya barusan memang benar. Yang lain akan curiga jika semua anggota Bangtan tiba-tiba menghilang.

"Lalu sekarang kita akan kemana? Rumah tuan Jungkook sudah kita datangi, tapi tak mendapatkan apapun disana"

Yoongi menghela nafasnya gusar. Seperti yang dikatakan Theseus, ia juga bingung sekarang. Jika kembali ke Utopia maka usahanya di bumi selama 4 hari menjadi sia-sia. Dan ia sangat membenci hal itu.

"Jeogi—"

Suara seorang Yeoja membuat komunikasi antara Yoongi dan Theseus terpaksa terputus. Yoongi mengalihkan pandangan.

Deg

"Theseus kau merasakannya?" Tanya Yoongi dalam pikirannya terkejut. Ia merasakan aura tak asing dalam tubuh Yeoja dihadapannya. Tak hanya Yoongi, Theseus yang berada dalam tubuh Yoongi ikut tersentak.

"Benar Tuan, aku merasakannya. Ini aura wanita tua itu. Tapi bagaimana bisa ada padanya?" Theseus tak mengerti.

Yeoja yang masih berdiri di hadapan Yoongi sedikit kebingungan melihat Yoongi terus menatapnya datar. Ia hanya bisa tersenyum canggung.

"Ehm itu—bo...boleh aku bergabung? Kursi disini hampir penuh" terlihat jelas jika Yeoja itu tak nyaman sebenarnya. Pipinya bersemu merah. Merasa malu. Ingin mengurungkan niatnya untuk makan tapi makanan sudah berada di tangannya. Tak mungkin ia membatalkan begitu saja, uangnya akan terbuang sia-sia. Didalam hati ia terus merutuki dirinya yang lupa memeriksa apakah masih ada meja dan kursi yang kosong. Rasa lapar selalu membuatnya lupa akan hal kecil.

"Jika ka-kau keberatan tidak apa. A-aku akan pergi saja" Yeoja itu sadar diri. Namja pucat yang ternyata adalah Namja disamping lampu merah sepertinya keberatan dengan dirinya melihat dari tatapan nya yang tak ramah untuknya. Ia bersiap pergi namun kalimat ya g diucapkan Namja pucat yang sedang duduk itu membuatnya menghela nafas lega.

"Duduklah. Aku tak keberatan. Lagipula aku sendiri disini"

Yeoja itu berbalik kembali menghadap Yoongi. Tersenyum manis menatap wajah Yoongi yang kini hanya terlihat sampingnya. Meski begitu tetap saja ia merasa Yoongi tetap terlihat tampan.

Elemental : Devil's [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang