Part 15

152 30 3
                                    

💎Happy reading💎


Stev meneguk salivanya saat melihat leher jenjang Zoya, rasa dahaganya seketika menjalar di sekujur tubuh.

Stev mencengkeram kuat kedua lengan Zoya dan perlahan-lahan mendekatkan kepalanya ke leher Zoya. Stev membuka mulutnya lebar, taringnya tiba-tiba memanjang, bersamaan dengan itu urat-urat di wajahnya mulai tampak jelas, sorot matanya berubah mengerikan karena warna merah darah yang terpancar jelas. Tangan yang tadi mencengkeram bahu Zoya, kini beralih memegang kedua lengan Zoya dengan kuku yang memanjang. Kukunya yang panjang itu tanpa sengaja menggores lengan kiri Zoya, membuat sang Empunya meringis kesakitan. Setitik darah pun menetes dari pergelangan tangan Zoya, jatuh pada dedaunan yang tumbuh liar di sekitar Zoya berdiri.

Zoya refleks memejamkan matanya kuat-kuat kala melihat perubahan pada diri Stev, sekujur tubuhnya mulai bergetar hebat, dan jantungnya berdegup kencang, bersamaan dengan napasnya yang terdengar tidak teratur.

Sreeet!

Seseorang menarik paksa kerah baju Stev dari belakang dengan gerakan cepat, tepat sebelum taring Stev menancap di leher Zoya, membuat Zoya yang tadi memejamkan mata kembali membuka matanya.

Dengan gerakan cepat orang yang menarik kerah baju Stev yang ternyata seorang laki-laki itu meninju keras rahang Stev.

"Apa kau sudah gila?!" bentak Arjune yang menjadi pelaku penarikan kerah baju Stev dan yang baru saja memukul Stev.

Stev menggeleng cepat. "Zoya yang suruh."

"K--kau ... kau benar-benar akan melakukannya?!" tanya Arjune geram.

Tadinya Arjune merasa ada yang tidak beres saat dirinya sendirian di rumah dan tiba-tiba ingin mencari Stev ke luar. Seperti ada yang menuntunnya, Arjune terus berjalan menuruti hati nuraninya ke mana pun kakinya ingin melangkah. Tidak disangka Arjune benar-benar menemukan Stev seolah mereka sudah terikat sesuatu yang membuat mereka akan mudah mencari keberadaan satu sama lain seperti sekarang ini.

"Jun! Stev benar. Aku yang menyuruhnya melakukannya," kata Zoya angkat bicara.

Arjune beralih menatap Zoya dan berkata, "A--apa? Kau bercanda?"

"Aku hanya ingin memastikan kalau Stev itu benar vam--pir." Zoya menunduk, merutuki tindakannya yang gegabah.

"Sekarang apa? Kalau aku tidak datang dan Stev memangsamu, apa yang akan terjadi selanjutnya? Kau tahu bagaimana akhirnya bukan? Kenapa kau melakukan hal konyol seperti ini?! Apa kau tidak takut?!" Suara Arjune meninggi.

"Kenapa kau memarahiku? Kau sendiri, apa kau tidak takut? Kau bahkan tinggal bersama vampir," balas Zoya dengan mata berembun.

Arjune terdiam sesaat, benar juga, bahkan dirinya tinggal bersama vampir. Saat pertama pun Arjune memang menganggap semua ini hanya mimpi dan Stev itu tidaklah nyata, tapi seiring berjalannya waktu Arjune mulai terbiasa dan tidak takut sama sekali karena memang di matanya Stev sama sekali tidak berbahaya.

Tanpa mereka bertiga sadari ada dua orang dengan berpakaian serba hitam tengah memperhatikan gerak-gerik mereka dari kejauhan sambil sesekali tampak memperdebatkan sesuatu, kemudian kembali terfokus pada mereka bertiga, gerak-gerik mereka terlihat mencurigakan. Mereka terus memperhatikan Stev, Zoya, dan Arjune sampai tiga orang itu berlalu dari tempat yang sunyi itu.

Keduanya mulai beranjak dari balik pohon besar yang menjadi tempat persembunyian mereka setelah Stev, Zoya, dan Arjune pergi meninggalkan tempat itu. Dari celah-celah sinar Bulan yang memancar, tampak dua orang itu berjalan ke tempat di mana Stev, Zoya, dan Arjune tadi berada. Tudung jubah yang sama-sama mereka kenakan membuat mereka tampak misterius dan juga horor.

The Time (Vampire) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang