💎Happy reading💎
Zoya mengangguk, kemudian melirik kilas ke arah Stev yang duduk tepat di sampingnya. Rasanya Zoya ingin sekali mencubit pipi Stev yang selalu menampilkan wajah datar tanpa ekspresi sama sekali. Cara bicara Stev juga menanamkan kesan kepolosan dan keluguan. Rasanya seperti melihat anak kecil, sangat menggemaskan.
Tanpa sadar sudut bibir Zoya terangkat, membentuk lengkungan indah dengan mata lurus menatap Stev.
Akhirnya Genta yang ditunggu-tunggu pun datang dan mereka mulai makan bersama. Sementara Stev hanya diam di tempatnya karena Stev sudah mencoba memakan nasi, tapi perutnya benar-benar tidak bisa menerimanya. Arjune pun mengatakan pada Zoya kalau Stev tidak bisa makan nasi dan akan memakan yang lain nantinya, Zoya pun hanya bisa mengangguk walau menyadari Stev terlalu banyak keanehan.
"Oh iya, kau tidak kerja?" tanya Arjune dengan mulut berisi nasi.
"Ah, aku lupa memberitahumu. Bu Gendis sekeluarga pulang kampung kurang lebih seminggu dan tentu saja dia harus menutup restorannya. Katanya dia tidak bisa mempercayakan restorannya pada orang lain makanya ditutup saja sampai minggu depan," terang Zoya.
"Lalu, gajimu bagaimana?" tanya Arjune mengernyitkan dahinya.
"Bu Gendis sudah memberikan gajiku untuk bulan ini dan dia tidak menguranginya sama sekali," jawab Zoya, kemudian tersenyum kilas.
Setelah selesai makan, Genta pamit ke belakang karena ada yang mau diurus katanya. Kadang Genta sering menghabiskan waktu di rumah Arjune, tapi juga kadang masih banyak kesibukan sendiri yang membuatnya tak bisa menemani Arjune.
Kini Stev, Zoya, dan Arjune sedang berada di ruang keluarga. Arjune sedang bermain game online di ponselnya dengan Zoya yang tiduran di pahanya sambil bermain ponsel juga, tapi bukan untuk bermain game online. Sementara Stev, dia hanya diam sambil menonton TV yang dihidupkan oleh Arjune tadinya.
Zoya meletakkan ponselnya di atas meja, kemudian memejamkan matanya karena sepertinya gadis itu sangat kelelahan. Kisah hidupnya pun tak jauh berbeda dari hidup Arjune. Zoya sama seperti Arjune, kalau Arjune hidup tanpa orang tua, tapi masih memiliki Genta dan sekarang juga ada Stev yang menemani. Sementara Zoya? Dia juga hidup tanpa orang tua, bahkan tidak memiliki wali seperti Genta. Walau begitu, Zoya tetaplah gadis kuat yang mampu melewati beban hidupnya selama hampir tiga tahun belakangan ini.
Orang tua Zoya meninggal lebih kurang dua tahun yang lalu karena peristiwa kebakaran yang hanya menyisakan Zoya seorang. Kejadian itu tepat setelah Zoya selesai mengerjakan UN SMP.
****
Umur Zoya baru genap 15 tahun kala itu. Zoya baru saja selesai mengerjakan UN SMP seminggu yang lalu.
Saat ini Zoya baru saja pulang dari salah satu rumah teman SMP-nya dan betapa terkejutnya Zoya saat mendapati banyak orang di sekeliling rumahnya, asap tebal sudah mengepul di atas rumah Zoya yang sudah dilalap si Jago Merah. Zoya tahu orang tuanya ada di dalam.
Tubuh Zoya ambruk dan menangis sejadi-jadinya, air matanya sudah merembes di kedua pipinya. Semua terasa seperti mimpi buruk yang begitu nyata.
Semua yang Zoya punya, orang tua dan harta benda yang dimilikinya lenyap di lahap si Jago Merah. Zoya benar-benar terpukul, bahkan sanak saudaranya seolah menutup mata dan telinga mereka. Tak ada satu pun di antara mereka yang mau mempedulikan Zoya.
Dua hari setelah kejadian kebakaran itu, Zoya banyak mendapat bantuan berupa pakaian usang maupun baru dan juga sedikit makanan dari teman-teman SMP-nya. Walau begitu, tetap saja Zoya tidak memiliki rumah untuk berlindung dari teriknya sinar Matahari dan dinginnya air hujan. Zoya juga tidak memiliki orang tua untuk tempatnya bersandar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Time (Vampire) [Complete]
VampireMisteri yang Stev bawa bersama hadirnya, sedikit demi sedikit mulai terungkap.