💎Happy reading💎
Hari sudah mulai gelap, saat ini Syauqi Arjune Vafian bersama dengan sahabat pendakinya tengah berkeliling di sebuah hutan yang konon katanya tidak boleh dikunjungi pada malam hari. Entah dorongan dari mana, rombongan Arjune justru nekat menjelajahi hutan belantara itu, niatnya mereka ingin mencapai puncak yang katanya pemandangannya terlihat sangat indah di atas sana.
Entah bagaimana caranya, Arjune sudah terpisah saja dari teman-temannya. Arjune, laki-laki penyuka hutan itu kini merasa takut karena suasana hutan yang gelap dan dalam keadaan sendirian. Arjune sudah berusaha mencari teman-temannya dan berteriak sekencang mungkin untuk menemukan teman-temannya, namun nihil, Arjune tidak menemukan siapa-siapa.
Dalam keputusasaannya, Arjune berjalan mengitari hutan, berhadap dia bisa menemukan jalan pulang. Sampai akhirnya Arjune mendapati sebuah goa yang kalau dilihat dari luar terkesan sedikit horor. Entah dorongan dari mana, Arjune memasuki goa itu dengan perlahan. Dengan bantuan sentarnya, Arjune mengamati setiap sisi goa.
Sampai pada akhirnya Arjune menemukan sebuah peti yang terlihat seperti peti mati. Arjune tidak tahu apa-apa tentang peti itu, di penutup peti itu ada tulisan yang sama sekali tidak bisa Arjune mengerti apa maksud dari tulisan itu.
Dengan tangan bergetar, Arjune membuka peti itu dan menatap perlahan isi peti itu.
Arjune terkesiap saat mendapati ada orang di dalam peti itu. Kaki Arjune mendadak lemas saat melihat orang berwajah pucat di dalam peti itu membuka matanya perlahan. Mata merah itu menatap Arjune dengan teliti. Ingin rasanya Arjune berlari, tapi kakinya benar-benar lemah hanya sekedar untuk berlari menyelamatkan diri.
Laki-laki pucat yang ada dalam peti itu perlahan duduk dan melihat ke arah Arjune yang terduduk di samping peti karena kakinya yang melemah.
"Terima kasih," kata lelaki dalam peti itu kepada Arjune yang sudah bergetar hebat menahan rasa takut.
"Ka--kau siapa?" tanya Arjune dengan suara bergetar.
"Siapa aku? Ah, sepertinya aku sudah terlalu lama tertidur, sampai namaku saja aku tidak ingat, tapi apa kau percaya kalau bangsa vampir itu ada? Aku salah satu dari mereka. Terima kasih sudah membangunkanku dari tidur panjang ini. Maukah kau mengikat sumpah darah denganku?" tanya lelaki pucat dengan mata merah itu kepada Arjune.
"Va--vampir? Sum--sumpah darah? A--aku belum mau mati." Arjune berusaha menggerakkan kakinya, tapi tetap saja kakinya terlalu lemah untuk bisa bergerak.
"Bukan begitu. Karena kau sudah membangunkanku, maka aku akan mengikat sumpah darah denganmu. Sebagai gantinya, aku akan mengabdi kepadamu."
"En--entahlah. A--aku bahkan tidak tahu apa kau sebenarnya," kata Arjune terbata-bata.
"Kau akan tahu setelah kita mengikat sumpah darah karena aku tidak akan menutupi apa pun darimu." Lelaki pucat itu mengambil tangan Arjune, kemudian menggoresnya dengan kuku panjang yang entah kapan mulai panjang itu, kemudian menyesap darah yang menetes dari punggung tangan Arjune.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Time (Vampire) [Complete]
VampiroMisteri yang Stev bawa bersama hadirnya, sedikit demi sedikit mulai terungkap.