💎Happy reading💎
Sang Raja menerima tubuh mungil Stev sambil menyeringai, kemudian membawanya pergi dari hadapan Adelard yang sedang menunduk dalam seperti ada penyesalan dalam dirinya.
"Frederick ... bertemanlah dengannya, dia teman barumu sekarang." Raja itu berteriak lantang, membawa Stev menemui seorang anak yang belum pernah Stev lihat sebelumnya.
Baju yang dikenakan raja sangat lebar dan banyak pernak-pernik tersemat di baju itu, bajunya sampai menutupi mata kaki, di kepalanya tampak memakai kain hitam yang dililitkan dari dahi sampai ke belakang, diikat kuat agar tidak terlepas. Di tengah kain pada bagian dahinya terlihat sebuah gambar berbentu kelelawar yang terbuat dari logam mengkilap. Wajahnya pucat, dengan hidung mancung, bibir merah dengan taring panjang yang menyembul dibaliknya, mata merah darah, serta urat-urat yang terlihat jelas pada wajahnya membuat Stev bergidik ngeri kala melihatnya dari jarak sedekat sekarang.
"Siapa?" tanya anak kecil yang dipanggil Frederick itu sedikit acuh. Wajahnya tidak jauh berbeda dengan pria itu, bahkan nyaris tidak ada bedanya, hanya hidungnya saja yang tidak semancung hidung sang Raja. Matanya merah, bibir merah, taring yang panjang, dan urat-urat yang terlihat jelas di wajahnya yang tampan.
"Namanya Tao." Pria dewasa itu tersenyum kepada Frederick, tapi masih terkesan horor.
"A-Blood?" tanya Frederick seperti tak minat.
"Iya. Kau harus berteman baik dengannya, dia baru saja menjadi bagian dari kita tadi pagi."
"Tidak, Ayah. Dia A-Blood, itu artinya dia bukan bagian dari kita. Kita Bi-Blood, tidak akan pernah selevel dengan mereka." Frederick bersedekap, menunjukkan ketidak tertarikannya pada Stev kecil yang sudah pucat seperti kehabisan banyak darah.
Memang vampir A-Blood sangat berbedah dengan vampir Bi-Blood. Kalau vampir A-Blood itu manusia-manusia terpilih yang dijadikan vampir dengan persyaratan yang aneh, persyaratan yang baru saja Stev lalui, berbeda dengan vampir Bi-Blood yang memang terlahir ke dunia sebagai vampir tanpa menjalani ritual terlebih dahulu. Darah yang mereka suka juga tentu berbeda dengan vampir A-Blood yang hanya akan menyukai darah lawan jenisnya, sedangkan vampir Bi-Blood atau yang biasa disebut vampir murni itu menyukai semua jenis darah tanpa memandang jenis kelamin.
"Jaga bicaramu! Kalau bukan karena A-Blood mungkin populasi kita akan menurun drastis!" Laki-laki yang dipanggil ayah itu membentak.
"Ck ... selalu saja populasi, apa gunanya populasi itu? Menyebalkan," gumam Frederick tak terlalu jelas agar ayahnya tidak mendengarnya.
****
"Hah ... hah! Hah!" Stev mencoba mengatur napasnya yang memburu.
"Hei! Kau baik-baik saja?" tanya Arjune sambil melambaikan tangannya di depan wajah Stev.
Stev mengangguk, tangannya masih setia menggenggam erat tangan Arjune dengan tangan kiri dan tangan Zoya dengan tangan kanannya.
"Apa yang terjadi?" tanya Arjune penasaran.
Zoya yang hanya diam pun tak kalah penasarannya dari Arjune, terlihat jelas dari binar matanya saat menatap Stev. Begitu pun dengan Genta, dia tampak panik, tapi setelahnya memasang wajah bertanya-tanya.
"Frederick? Artinya raja," gumam Stev sedikit berbisik.
"Raja? Apa maksudmu?" tanya Arjune benar-benar penasaran. Genta yang tadi berada di posisi yang agak jauh dari Stev, kini ikut bergeser ketika mendengar Stev menyebut raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Time (Vampire) [Complete]
VampirosMisteri yang Stev bawa bersama hadirnya, sedikit demi sedikit mulai terungkap.