Part 11

147 40 16
                                    

💎Happy reading💎

"Stev! Pergilah ke kamarmu!" titah Arjune cepat sebelum Zoya semakin dekat.

Stev mengangguk, kemudian mengambil alih paper bag di tangan Arjune dan segera pergi kamarnya sesuai perintah Arjune.

"Loh? Kenapa kau pergi?" tanya Zoya kepada Stev yang membelakanginya.

"Disuruh Jun," jawab Stev tanpa berbalik.

Zoya beralih menatap Arjune yang seperti sedang gelisah di tempat duduknya.

"Apa itu yang diminum Stev?" tanya Zoya yang kini duduk di samping Arjune.

"Hah?! Itu ... itu jus stroberi," jawab Arjune asal.

"Kotaknya aneh ... beli di mana?"

"E--entahlah ... Stev yang membelinya, hehehe."

Zoya mengangguk, kemudian beralih menatap camilan yang ada di atas meja. Itu camilan yang tadi dibawanya. Zoya mengambil satu kotak camilan, kemudian mulai memakannya dengan perlahan.

Arjune melirik kilas ke arah Zoya yang fokus menatap ke layar TV dengan tangan asyik memasukkan camilan ke dalam mulutnya.

"Cantik," ujar Arjune tanpa sadar.

Zoya memutar kepalanya menghadap Arjune, alisnya berkerut samar. "Apa?"

"Kau tidak dengar? Kau cantik, bahkan lebih cantik dari ibuku," jawab Arjune tersenyum lebar.

"Kau ini, selalu saja bilang begitu. Aku malu tau." Zoya mendorong pelan bahu Arjune.

Arjune tersenyum kikuk. Arjune tahu betul Zoya sedang menganggapnya bercanda saat ini, padahal Zoya memang sangat cantik di mata Arjune. Dari dulu Arjune tak pernah mengakui ada wanita lebih cantik dari Syifa, ibunya. Tapi, itu tidak berlaku untuk Zoya. Entah kenapa Zoya terlihat begitu cantik di mata Arjune.

Zoya berdiri dari duduknya, plastik camilan yang tadi di makannya kini diremas hingga berbentuk bulatan tak sempurna. Kemudian Zoya berjalan ke depan untuk membuang plastik camilannya.

Ketika hendak melempar plastik camilannya ke dalam tempat sampah yang berada di ruangan depan pintu utama, mata Zoya terfokus pada benda berwarna merah yang ada di dalam tempat sampah dan memungutnya.

Zoya refleks membuang benda di tangannya saat mengetahui benda apa itu. Jelas-jelas itu adalah kantong darah yang tadi Arjune buang karena Stev tidak akan meminumnya.

Tangan Zoya bergetar mendekap mulutnya. Zoya teringat jelas tadi Stev meminum cairan merah kental itu yang Arjune katakan jus stroberi kepadanya. Mengingatnya membuat jantung Zoya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

Zoya teringat saat dulu Arjune meminta Stev untuk menemaninya ke toilet saat berada di sekolah. Saat itu Arjune kembali dengan wajah pucat yang Zoya tak tahu penyebabnya, sedangkan Stev kembali dengan sisa darah yang ada di bibirnya.

'Ja--jadi waktu itu Stev habis minum darah Jun? Waktu itu aku pikir bibir Stev berdarah, tapi pasti itu darah Jun,' batin Zoya yang kini sudah terduduk di lantai rumah Arjune karena tiba-tiba saja persendiannya terasa lemah.

Zoya kembali teringat kejadian mengerikan yang terjadi di dekat rumah Fuji yang rumornya disebabkan oleh vampir.

'S--Stev itu vampir? Monster penghisap darah?' tanya Zoya dalam hati kepada dirinya sendiri.

Zoya yakin bahwa apa yang dilihatnya saat Stev berubah bentuk tadi bukanlah mimpi, tapi itu nyata.

****

The Time (Vampire) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang