Part 19

125 29 0
                                    

💎Happy reading💎


Hari ini, hari pertama bagi murid SMA Purnama memulai kembali sekolah mereka setelah libur lebih dua minggu. Karena sepertinya rumor tentang vampir itu tidak lagi beredar, berhubung korban yang tidak lagi bertambah dan tim penyelidik yang tak kunjung menemukan bukti yang kuat kalau pembunuhan yang terjadi belakangan ini adalah ulah vampir. Sekolah kembali aktif seperti biasa, bedanya masih ada sebagian dari murid yang menceritakan tentang vampir dan masih yakin kalau pembunuhan itu ulah vampir.

Di kelas XII IPA1, pelajaran berlangsung sebagaimana-mestinya. Tak banyak yang berubah, posisi meja yang tersusun lima ke samping dan lima ke belakang, dengan satu buah meja pada bagian belakang yang hanya satu saja, tepat di tengah ruangan karena memang jumlah murid ada dua puluh enam orang. Semua meja memiliki penghuninya masing-masing.

Saat jam pelajaran usai dan digantikan dengan jam istirahat, semua ketenangan yang sebelumnya sempat tercipta, kini berubah ricuh, bahkan sangat ricuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat jam pelajaran usai dan digantikan dengan jam istirahat, semua ketenangan yang sebelumnya sempat tercipta, kini berubah ricuh, bahkan sangat ricuh.

Arjune menghampiri Zoya yang duduk di hadapannya, Zoya yang sudah mengambil posisi berdiri itu pun langsung Arjune rangkul karena Arjune terus mengingat perkataan Stev untuk selalu waspada dan menjaga Zoya. Arjune tidak mau melewatkan pandangannya dari Zoya, belakangan ini Zoya selalu dalam pantauan Stev dan Arjune tanpa sepengetahuan Zoya, kecuali saat malam hari karena Zoya hanya akan berada dalam rumahnya, sangat tidak mungkin untuk mereka berdua sampai mengawasi Zoya ke dalam rumah pada malam hari.

"Berhati-hatilah!" peringat Arjune tepat di telinga Zoya.

"Kenapa kau selalu menyuruhku berhati-hati? Karena Erick? Hei! Kalau Erick itu berbahaya seperti yang Stev katakan, itu artinya semua orang dalam bahaya, kau juga dalam bahaya," omel Zoya panjang kali lebar karena sudah bosan mendengar ucapan serupa dari Arjune.

Beberapa hari yang lalu Stev memang sudah menjelaskan sedetil mungkin siapa Frederick itu kepada Zoya dan Arjune, bahkan kepada Genta yang bahkan tidak tahu siapa itu Frederick. Frederick, keturunan vampir Bi-Blood atau yang biasa disebut vampir murni itu merupakan anak dari rajanya para vampir, tentu itu secara tidak langsung mengatakan bahwa dia pun memiliki kuasa. Stev juga menjelaskan bahwa vampir A-Blood sangat berbeda dengan vampir Bi-Blood, terutama di bidang kekuatan. Vampir Bi-Blood yang memiliki takdir sebagai vampir dari lahir itu tentu memiliki kekuatan yang jauh lebih kuat dari vampir A-Blood.

"Setidaknya kau harus selalu hati-hati, aku tidak mau kau kenapa-kenapa," kata Arjune, kemudian menggiring Zoya ke luar kelas dengan diikuti Stev dari belakang.

"Khawatirkan saja dirimu!" kata Zoya jengkel, tapi tetap senang menyadari Arjune selalu memperhatikannya.

Zoya menurunkan tangan Stev yang masih bertengger di bahunya karena tangan Stev yang bisa dibilang tidak kecil itu membuat bahu Zoya terasa pegal.

"Setidaknya aku memiliki Stev. Dia akan melakukan apa saja yang kuperintahkan."

"Hei! Mentang-mentang kau yang mengikat sumpah darah dengannya, kau bisa seenaknya memerintah Stev? Keterlaluan."

The Time (Vampire) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang