Duapuluh

1.1K 65 0
                                    

Jangan lupa klik 🌟🌟

'Hidupku serasa lebih berharga, disaat aku bersama orang yang benar-benar menyayangi ku.'

*Happy Reading*


"Astaga, anak TK mana nih nyasar!" Teriak Kiran saat melihat sahabat nya memasuki kelas dengan wajah tertekuk.

"Isss, sebel ihh." Ucap Ara sambil menghentak-hentakkan kaki nya dan jangan lupa bibir yang sudah mengerucut.

"Ya allah! Kok Ara berubah jadi anak TK!" Teriak Rico histeris.

"Eh eh, mau kemana lo Ra!" Teriak Pikri saat melihat Ara berlari keluar setelah melempar tasnya ke atas meja.

"Woy, Ara!" Teriak Kiran.

"Hayoo Kiran, Ara ngambek." Ejek Rico.

Takk

"Enak aja, lo juga yang buat dia ngambek." Ketus Kiran sambil memukul kepala Rico dengan pulpen nya.

Dilain tempat kini seorang gadis cantik dengan gaya rambut dikepang, berada di halaman belakang sekolah sambil melempar batu-batu yang ada di depannya ke arah pohon. Yapss bener saat ini Ara duduk di atas rumput, kenapa tidak di bangku? Yah tanyak aja sama dia sana :v

Sepasang mata kini sedang memperhatikan Ara dari jauh.

'Gue tau sekarang maksud omongan lo kemarin ness' batin pemuda itu.

"Ekhmm," deheman seseorang membuat Ara langsung melihat ke arah belakangnya.

"Eh," kaget Ara.

"Kenapa disini?" Tanya pemuda itu sambil mendudukkan dirinya di samping Ara.

"Mau bolos?" Tanyanya lagi.

"Kalau mau bolos jangan disini, ntar ketauan." Ucapnya sambil berdiri dan menjulurkan tangannya ke arah Ara yang langsung diterima Ara.

"Maksud kamu apa Al?" Tanya Ara bingung.

Yapp, pemuda tadi ialah Nevan.
Nevan langsung menarik tangan Ara ntah kemana ia akan membawanya, yang jelas saat ini Ara hanya menginginkan untuk bolos.

Cklek

Setelah Nevan membuka pintu kayu, Ara langsung mengetahui kalau mereka sekarang sedang berada di lantai paling atas yaitu rooftop.

"Aku baru tau disekolah ini ada rooftop nya." Ucap Ara sambil berjalan ke ujung untuk melihat pemandangan dari atas.

"Eh, jangan bunuh diri Ra." Panik Nevan.

"Siapa yang mau bunuh diri sih! Aku tuh mau liat setinggi apa sekolah ini." Ucap Ara membuat Nevan menggaruk tengkuk belakangnya.

"Lo makin imut kalau rambut nya digituin Ra," jujur Nevan.

"Imut kayak babi," ucap Ara.

"Nggak, serius lo bener-bener imut." Ucap Nevan dengan tampang serius.

"Makasih," ucap Ara.

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang