22

1K 71 0
                                    

Jangan lupa klik 🌟🌟

'Di dunia ini hanya satu yang ku inginkan yaitu keluarga ku kembali seperti dahulu.'



*Happy Reading*


Rumah Sakit Permata Bunda.
Itulah yang tertulis saat Ara baru saja turun dari taksi yang ia tumpangi.
Berjalan di koridor rumah sakit dan berhenti di depan pintu bertulisan Dokter Boy.

"Masuk," ucap seseorang dari dalam, saat Ara mengetuk pintu ruangannya.

"Ada perlu apa?" Tanya lelaki yang kira-kira seumuran dengan Abangnya Rey.

"Emm, Dokter Boy ada?" Tanya balik Ara.

"Eh, kamu Ra." Ucap pria paruh baya yang sepertinya baru saja keluar dari toilet.

"Apa kabar kamu?" Tanya pria paruh baya tadi yang tak lain ialah Dokter Boy.

"Baik Om," jawab Ara sembari berjalan ke sofa yang di duduki oleh Dokter Boy.

"Kenalin anak Om, namanya Reja." Ucap Dokter Boy.

"Heh! Sini kamu." Perintah Dokter Boy.

Berjalan dengan ogah-ogahan, lelaki yang bernama Reja tadi mengulurkan tangannya sembari memperkenalkan namanya kepada Ara.

"Ra, mulai sekarang dia yang akan jadi Dokter pribadi kamu." Ujar Dokter Boy.

"Lah? Emangnya Om mau kemana?" Tanya Ara.

"Om akhir-akhir ini sibuk, kamu tenang aja, bocah ini tamatan LA dia pasti bisa menjaga kamu." Jelas Dokter Boy yang dijawab anggukan kepala dari Ara.

"Om tinggal dulu yah," pamit Dokter Boy.

"Om," panggil Ara saat Dokter Boy hendak membuka pintu.

"Om gak ngasih tau Papa, Mama kan kalau aku kesini?" Tanya Ara.

"Tenang aja, Om gak akan kasih tau orang tua kamu." Ucap Dokter Boy sambil mengelus surai hitam Ara dengan senyuman hangatnya.

"Makasih Om," ucap Ara yang dingguki Dokter Boy sebelum berlalu keluar dari ruangannya.

"Duduk lo bocah." Perintah Reja.

"Lo tuh gak minum obat lagi yah? Lo tau gak sekarang tubuh lo makin menurun kesehatannya." Jelas Reja.

"Lo liat tuh hasil tes darah kemarin." ucap Reja.

Kertas yang baru saja diberikan Reja, dibuka oleh Ara dengan perlahan. Senyuman paksa terbit di wajah putihnya setelah membaca kertas yang bertulisan jika dia terkena kanker hati stadium lanjut.

"Aku gak bakal bisa sembuh," gumam Ara pelan yang masih bisa didengar Reja.

"Lo bisa sembuh, bertahanlah gue dan Papi gue akan berusaha nyari pendonor hati buat lo." Ucap Reja.

"Makasih Dok," ucap Ara tulus.

"Yaelah, panggil gue Abang aja, gue seumuran kok sama Abang lo." Ucap Reja.

"Makasih Bang Eja," ucap Ara dengan tulus.

"Jadi kangen Adik gue," lirih Reja.

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang