Tujuhbelas

1.1K 80 4
                                    

'Jika kau tak bisa melupakannya gak papa, aku akan selalu berada disaat kau membutuhkan ku'

Jangan lupa klik 🌟


*Happy Reading*

Pantai ialah tempat yang paling cocok untuk melepas rasa lelah dengan kehidupan yang cukup rumit.

Melihat air yang bergelombang membuat fikiran Ara merasa lebih damai dengan ditemani angin yang bertiup dengan kencang menghantam kulit putih mulusnya.

"Nih." ucap seorang laki-laki sambil menyodorkan air kelapa muda dihadapan Ara yang diterima Ara dengan senyuman hangatnya.

"Kenapa gak ikutan mereka main air?" tanya laki-laki tadi sambil duduk di samping Ara yang tak lain ialah Nevan.

"Lagi gak pengen main air." jawab Ara sambil sesekali meminum air kelapa muda nya.

"Kamu kenapa disini? Kenapa gak sama mereka?" tanya Ara balik.

"Mau nemani lo disini," jawab Nevan.

"Al," panggil Ara membuat Nevan melihat ke arahnya.

"Gimana hubungan kamu sama Tata?" tanya Ara.

"Udah putus," jawabnya sambil memandang ke depan.

"Gue mutusin dia," ucapnya lagi.

"Kenapa?" tanya Ara penasaran.

"Gue nanyak sama dia, dia milih gue atau Bian, terus dia jawab dia lebih milih sama cowok itu, yaudah akhirnya gue putusin." jelas Nevan yang membuat Ara mengerutkan keningnya.

Bian? Seperti namanya. Apa mungkin mereka orang yang sama, atau mungkin orang yang berbeda?

"Tapi gue bersyukur karena mutusin dia, gue jadi tau yang mana perasaan obsesi dan yang mana beneran cinta." ucapnya sambil memandang Ara dengan senyuman yang membuat siapa saja pasti ingin berteriak, termasuk Ara yang saat ini membuang muka ke arah lain.

"Oh iyah, Bunda nyuruh lo datang ke rumah." ucap Nevan tiba-tiba.

"Ngapain?" tanya Ara.

"Gak tau," jawab Nevan.

Hening
Tidak ada lagi pembicaraan dari antara mereka. Sampai seseorang datang dan ikut bergabung dengan mereka.

"Kelapa gue mana Van?" tanya laki-laki itu.

"Lah mana gue tau," jawab Nevan.

"Parah amat lo sama temen, gue doain jomblo seumur hidup lo!" kesal laki-laki yang tak lain ialah Satria.

"Heh!" teriak Nevan sambil mengejar Satria yang sudah berlari terlebih dahulu dari singa jantan yang saat ini mengamuk.

Berbeda dengan Ara, ia hanya tersenyum melihat kelakuan mereka.

"Ra, bagi donk." pinta Kiran yang datang kepada Ara dengan nafas terengah-engah.

"Kenapa?" tanya Ara.

"Noh, Abang lo ngeselin amat, masak gue mau diceburin!" kesal Kiran dengan wajah yang memerah dan peluh keringat mengalir di keningnya.

"Oh iyah Ra, gue dari tadi ngeliat kalung lo bagus amat." ucap Kiran sambil memegang kalung yang ada di leher jenjang Ara.

"Ini dari Oma, Opa." jawab Ara yang kembali teringat dengan kenangan manis saat bersama mereka.

"Ehh, Ra lo tau gak si Rico sama Pikri nanyain lo muluh." ucap Kiran yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Besok aku masuk kok," ucap Ara.

"Mau apa lo Bang? Hah!" teriak Kiran saat melihat Reyhan beserta pengawalnya Rafa, Roni dan Bima di belakangnya sedang tersenyum misterius.

"Kiran, come to Papa," ucap Reyhan yang membuat Kiran langsung bersembunyi di belakang Ara.

"Papa pala lo!" teriak Kiran.

"Oh, udah berani sekarang," ucap Reyhan yang semakin mendekat.

"Ra tolongin gue," gumam Kiran.

"Bang Rey, udah donk jangan ganggu Kiran mulu," ucap Ara.

"Kalian berdua juga, ngapain ngikutin Bang Rey," ucapnya lagi.

"Kami di kasih duit, yah jadi ikut-ikut aja," ucap Roni dengan nada santai yang malah diangguki oleh Rafa dan Bima.

"Bang Rey," panggil Ara yang dibalas cengiran dari Reyhan sambil mengangkat tangan berbentuk (✌).

"Huss pergi sana!" kesal Kiran yang sudah keluar dari belakang Ara.

"Makanya Ran, tuh mukak kalok kesel jangan gemesin amat, kan jadinya gue pengen gangguin lo terus." ucap Reyhan sambil mengacak-acak rambut Kiran, yang membuat sang empu semakin kesal.

"Reyhan!!" teriak Kiran sambil memukul Reyhan dengan kekuatannya.

"Jodoh tau rasa," ucap Satria yang sudah kembali saat melihat dua sejoli yang selalu bertengkar dari pertama ketemu hingga sekarang.

"Amit-amit!" teriak mereka bersama.

"Nevan mana?" tanya Roni.

"Tadi di belakang gue, sekarang gak tau." jawab Satria yang berjalan duduk di samping Ara.

"Gue balik luan yah," ucap Nevan kembali sambil berlari-lari.

"Kenapa bro?" tanya Roni.

"Gue mau ke rumah si Tata, dia lagi butuh gue," ucap Nevan.

"Ingat bro cuma mantan!" teriak Bima saat melihat Nevan berlari terburu-buru.

"Lo pasti kuat," bisik Kiran tepat di telinga Ara.

"Mau balik sekarang?" tanya Reyhan yang diangguki oleh mereka.

Diperjalanan pulang mereka sepakat untuk membatalkan acara makan bersama dikarenakan suasana hati Ara sedang buruk. Yah, mereka semua tau bahwa Ara mencintai Nevan, kecuali Reyhan dan Rafa yang sengaja tidak diberi tau. Kalau sampai mereka tau bisa habis si Nevan pikir mereka semua.

Satu persatu dari mereka sudah langsung pulang saat mobil sampai di pekarangan rumah.

Begitupan Ara, ia langsung pergi ke kamarnya untuk mengistirahatkan fisik dan juga batin nya.

Huff, hari yang sangat melelahkan ...


To Be Continued

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang