lima

1.7K 140 28
                                    


*Happy Reading*


Malam kini telah tiba, saat ini Keluarga Nugraha sedang berada di ruang keluarga untuk membicarakan suatu hal penting.

"Afa kamu sudah tau bukan kalau kamu dan Kakak mu akan berangkat besok pagi, dan kamu sudah Papa daftar di SMA milik Opa disana," ucap Papa yang dibalas deheman oleh Rafa.

"Pa, aku mau sekolah," Ucap Ara tiba² yang membuat kedua Orang Tuanya terkejut dengan permintaan Putrinya.

"Papa gak izinin!" tegas Papa.

"Pa, aku juga pengen sekolah umum," lirih Ara.

"Sekolah umum bahaya buat kamu, Papa gak bisa izinin kamu sekolah umum!" tegas Papa.

"Papa jahat, aku tuh kesepian di rumah Pa, aku juga pengen punya banyak teman, Papa jahat!" teriak Ara dan langsung berlari ke dalam kamarnya yang berada dilantai 2.

"Afa gak mau tau, tolong sekali aja turuti permintaan Kak ara, daftarkan dia di sekolah Opa, aku akan menjaganya di sana, jangan egois! Kak Ara kesepian selama ini, tolong kasih dia kebebasan sedikit!" tegas Rafa dengan nada datar, dan langsung pergi meninggalkan ruang keluarga,  menyisakan Papa dan Mamanya yang terdiam di tempat duduknya masing².

"Mas yang dibilang Afa bener, tolong pikirkan baik-baik," ucap Mama.

"Aku tetap gak bakal izinkan dia sekolah umum!" bentak Papa.

"Bener kata anak-anak, kamu egois Mas!" teriak Mama.

"Ingat Mas Ara itu kesepian!" teriaknya lagi dengan air mata yang sudah turun membasahi pipinya.

"Itu semua salah kamu, Ara kesepian karna kamu sibuk dengan pekerjaanmu!" ucap Papa dengan nada yang naik satu oktaf.

"Aku kerja tapi aku tetap memperhatikan Ara, tidak seperti kamu!" teriak Mama.

Dilain tempat seorang gadis kini sedang duduk di lantai dekat tempat tidurnya, menekuk lutut dan menutup telinga sekuat kuatnya sambil menangis di dalam kamar nya, ialah yang tak lain Ara.

Brukkk
Suara pintu kamar yang terbuka kasar menampilkan seorang pemuda yang tak lain Rafa.

"Kak." Ucap Rafa dengan lembut sambil memeluk Kakaknya yang kini masih menutup telinganya.

"Heyy tenang, gak usah dengarin Mereka, disini ada Afa." Ucap Rafa mencoba menenangkan Kakaknya.

"Hikss Papa, Mama bertengkar pasti ini semua salah Kakak Fa hikss," ucap Ara terbata bata akibat menangis.

"Aku benci Mereka Fa, aku benci," ucap nya lagi yang mulai tenang di dalam pelukan adiknya.

"Sttt gak boleh gitu mereka Orang Tua kita, Kakak gak boleh benci mereka." Ucap Rafa dengan lembut sambil mengelus rambut Kakaknya dan sesekali mencium puncak kepalanya.

"Aku benci mereka"

"Aku benci." Gumam Ara yang mulai menutup matanya dan memasuki alam mimpi.

Melihat sang Kakak sudah tertidur Rafa pun, mengangkat Kakaknya ke atas tempat tidur dan menyelimutinya dengan selimut pandanya.

"Have a Nice Dream Kak." Ucap Rafa sambil mencium kening Ara.

•••

Pagi telah tiba sinar mentari kini sudah mengeluarkan cahayanya.

Di sebuah ruangan bewarna abu-abu terdapat seorang anak gadis yang sedang memasukkan barang-barangnya ke dalam koper dan juga tas ransel nya.

Cklek
"Kak udah siap?" tanya sang adik kepada Kakaknya yang tak lain Ara.

"Udah, mau berangkat sekarang?" tanya nya.

"Iyah, yuk ke bawah." ajak nya sambil membawa beberapa koper ke bawah dibantu oleh mang kasto supir pribadi Keluarga Nugraha.

Ara pov
Di dalam perjalanan menunju Bandung tidak satu orang pun membuka suara termasuk Papa, Mama bahkan Rafa, semuanya asik dengan dunianya masing-masing, Papa dengan laptopnya Mama dengan tabletnya, sedangkan Rafa tidur dipundak ku sambil mendengarkan musik dengan menggunakan earphone nya.

Sekitar 3 jam perjalanan yang kami tempuh akhirnya kami sampai di depan gerbang cat bewarna hitam yang tak lain rumah Opa, Oma ku.

Author pov
"Faa bangun udah sampai." Ucap Ara sambil menepuk pelan pipi Adiknya.

"Assalammualaikum." Ucap Papa, Mama bersamaan dengan pintu terbuka.

"Waalaikumsalam," jawab wanita paruh baya yang tak lain Oma sekar.

"Ma apa kabar?" tanya Mama Ara kepada Oma Sekar yang tak lain Ibu Kandungnya.

"Baik, dimana cucuku?" tanya Oma

"Omaa!" teriak Ara sambil berlari ke arah Omanya dan langsung menerjang Oma dengan pelukan.

"Cucu Oma apa kabar sayang, makin cantik kamu kayak Oma waktu muda dulu." ucap Oma sambil mengelus surai hitam Ara.

"Aku sih yakin, soalnya udah tua aja Oma cantik apa lagi waktu muda, beuhh..Opa pasti tergila-gila sama Oma," celetuk Rafa yang mendapat pukulan dari belakang oleh laki-laki paruh baya.

"Kamu ini kalau ngomong suka bener," ucap laki²paruh baya yang tak lain Sang Opa sambil merangkul Rafa.

"Berapa lama kalian di London?" tanya Oma

"Belum tau Ma, mungkin beberapa tahun, sampai Rey lulus," jawab Mama

"Kalau bisa gak usah pulang lagi ke sini Ma, Ara lebih bahagia tinggal di sini." Celetuk Ara sambil berlari ke lantai atas, letak kamarnya berada untuk beberapa tahun ini, atau mungkin selamanya.

"Aku ke kamar ya," pamit Rafa ke lantai atas letak kamar yang berada di samping kamar Kakaknya yang pintu bewarna abu-abu.

"Saya hanya mengingatkan jika urusan kalian selesai, kembalilah cepat, anak-anak kalian juga butuh perhatian dari Orang Tuanya!" Tegas Opa kepada Papa dan Mama.

"Emm, kami berangkat sekarang Pa,Ma titip salam sama Kak Siska dan Bang Bram Assalammualaikum." pamit Mama dan Papa.

"Waalaikumsalam." Jawab Oma,Opa sambil melihat mobil anaknya pergi meninggalkan pekarangan rumah.

To be continued

Jangan lupa voment and berikan krisan juga ya

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang