21

1.1K 72 2
                                    

Jangan lupa klik 🌟🌟

*Happy Reading*

"Ra nanti pulang bareng gue!" Perintah Nevan tak terbantahkan.

"Hah?!"

"Nanti gue jemput ke kelas, byeee." Ucap Nevan sebelum berlalu pergi meninggalkan Ara dengan wajah bingungnya.

Memasuki kelas dengan perasaan bingung, membuat Kiran juga bingung pasalnya disaat Nevan bicara seperti itu, Kiran ada di belakang mereka.

"Itu doi lo ketabrak tembok?" Tanya Kiran bingung.

"Ketabrak cinta aku mungkin," jawab Ara dengan wajah malu-malu.

"Jijik gue liat lo!" Ketus Kiran.

"Ric pindah lo, gue mau duduk sama Pikri aja." Ucap Kiran yang memutar badannya ke arah belakang.

"Napa lo?" Tanya Pikri.

"Si Ara udah mulai stress," jawabnya pelan.

"Males gue pindah, lo aja sana Pik." Ucap Rico yang mau tak mau disetujui Pikri.

"Lah, kok kamu pindah Ran?" Tanya Ara bingung melihat Kiran sudah berada dibelakangnya sedangkan Pikri berada disampingnya.

"Tunggu lo sembuh baru gue mau duduk bareng lo," ucap Kiran yang membuat Ara terkejut.

Melihat wajah sahabatnya yang kaget, Kiran baru menyadari ucapannya ternyata salah.

"Maksud gue sembuh stress nya, lo kan selama doi perhatian jadi bucin tingkat dewa," panik Kiran yang hanya dibalas senyuman aneh dari Ara.

"Ehh Pik, pindah lo." Perintah Kiran.

"Sabar-sabar," ucap Pikri.

"Ra," panggil Kiran.

"Lo marah? Tadi tuh--" ucap Kiran terpotong.

"Aku gak marah kok," ucap Ara yang membuat Kiran langsung memeluk sahabatnya itu.

"Ra, sabtu gue ke rumah lo yah? Selesai ujian," Tanya Kiran.

"Mau ngapain?" Tanya Ara balik.

"Nonton drakor," jawab Kiran.

"Oke, jangan lupa bawak cemilan," ucap Ara.

"Oke syiap," ucap Kiran.

Hari ini ialah hari kedua mereka melaksanakan ujian, disaat Ara membolos ternyata waktu ujian diundur karena ada masalah.

Bell pulang sekolah berbunyi. Ara mulai merapikan tas nya dengan cepat, karena Nevan sedang menunggunya di depan kelas.

"Deluan Ran," pamit Ara yang dijawab dengan acungan jempol dari Kiran.

"Yuk," ajak Nevan saat melihat Ara sudah berada di depannya.

Berjalan berdua dikoridor menuju parkiran sambil berpegangan tangan dengan orang yang dicintai adalah keinginan Ara sejak dulu.

Sesampainya di parkiran, Nevan langsung memakaikan helm kepada Ara. Kalian pasti tau gimana hati Ara sekarang rasanya dag dig dug.

"Makasih," ucap Ara dengan pipi bersemu merah.

"Nevan!" Teriak seseorang membuat mereka berbalik.

"Aku pulang bareng kamu yah?" Ucapnya memohon.

"Emm, aku pulang sendiri aja deh." Ucap Ara sambil membuka helmnya, tetapi langsung ditahan oleh Nevan.

"Gue gak bisa, gue pulang bareng Ara." Ucap Nevan datar.

"Tapi Van--" ucap siswi tadi yang tak lain ialah mantan kekasih Nevan yaitu Tata.

"Sorry Ta," ucap Nevan sambil menaiki motornya diikuti oleh Ara.

"Maaf," ucap Ara merasa bersalah, sebelum motor yang mereka kendarai berlalu pergi meninggalkan Tata sendiri.

"Yang sabar yah, mantan Kakak ipar." Ejek siswi yang baru saja lewat dengan sahabatnya siapa lagi jika bukan Nessa dan sahabatnya Kia.

'Sialan' batin Nessa geram.

Diperjalanan pulang, Ara masih bingung dengan perubahan sikap Nevan kepadanya. Apalagi tentang Nevan yang mengabaikan Tata dan lebih memilih dirinya, ini benar-benar aneh pikirnya.

"Van!" Ucap Ara dengan sedikit teriak karena jalanan terlalu bising dengan berbagai kendaraan.

"Apa?" Tanya Nevan.

"Kenapa kamu nolak Tata tadi." Ucap Ara setelah sekian lama ingin bertanya.

"Udah sampai," ucap Nevan yang sudah mematikan motornya di depan gerbang rumah Ara.

"Makasih." ucap Ara sambil menyodorkan helm kepada Nevan.

"Aku pulang yah,"

"Kamu belum jawab pertanyaan aku,"

"Yang mana?" Tanya Nevan pura-pura tak tau.

"Iss, yang kenapa kamu nolak ajakan pulang si Tata tadi." Ucap Ara.

"Karena gue sayang lo, gue udah menyia-nyiakan orang yang tulus cinta sama gue. Gue harap lo masih mau nunggu cinta gue untuk lo." Jujur Nevan yang membuat Ara melotot seketika.

"Da ... dari mana kam ... u tau?" Tanya Ara gugup.

"Gue punya mata, gue punya hati makanya gue tau." Jawab Nevan.

"Lo mau kan nunggu gue?" Tanya Nevan yang dijawab anggukan semangat oleh Ara.

"Yaudah aku pulang, assalammualaikum calon pacar." Pamit Nevan sambil mengedipkan matanya yang membuat Ara melongo dengan tingkahnya.

"Calon pacar?"

"Aku?" Gumam Ara bingung.

"Huaaa, Rafa aku malu!" Teriak Ara sambil berlari memasuki rumah dengan pipi semerah tomat.

"Rafa!" Teriak Ara mencari keberadaan adiknya.

"Den Rafa belum pulang Non," ucap Bik Tia.

"Ohh, oke bik." ucapnya yang langsung berlari ke kamar untuk ganti pakaian.

Berlari lagi ke bawah untuk menjumpai Bik Tia dengan pakaian yang sudah rapi.

"Bik, Ara pergi dulu yah sebentar." Pamit Ara.

"Mau kemana non?" Tanya Bik Tia.

"Keluar sebentar, Ara pigi yah Bik, assalammualaikum." Pamitnya sambil mencium punggung tangan Bik Tia

"Wa'alaikumsalam, hati-hati Non!" Teriak Bik Tia.


To Be Continued

Maafkeun typo bertebaran :/

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang