empat

1.7K 145 37
                                    

*Happy Reading*

9 Tahun kemudian

08.00
Tokk tokk

"Non bangun Non." Ucap Bik Ina sambil mengetuk pintu kamar bewarna abu² yang membuat sang empu menggeliat dan membuka matanya.

"Iyah Bik Ara udah bangun!" teriak gadis yang baru saja terbangun dari mimpi indahnya.

Tak butuh waktu lama kini dirinya sudah selesai mandi dengan memakai baju daster selutut bermotif panda dengan bandana panda diatas kepalanya, yaps dia wanita cantik pecinta panda yang tak lain Syavara yang kini sudah menginjak usia 16 Tahun.

"Bik Mama, Papa udah berangkat Bik?" tanya Ara saat sedang memakan sarapannya di meja makan kepada Bik Ina yang sedang menyuci piring.

"Udah Non dari jam 6, katanya Nyonya ke Bandung selama 2 hari  kalau Tuan ke Kalimantan paling lama 2 hari juga," jelas Bik Ina.

"Emm Bik, Kak Vina udah datang?" tanya Ara sambil meminum obatnya satu persatu.

"Udah Non," jawab Bik Ina.

"Yaudah ara ke kak vina dulu yah Bik," ucap Ara.

"Iyah Non," jawab Bik Ina.

Ara pov
Yahh..begitulah keseharian aku bangun pagi, makan sendiri dan biasanya ditemani Afa kalau dia belum berangkat sekolah, kesepian?  Pastinya. Kadang jika ada Kak Vina guru homeschooling, aku gak bakal kesepian karna bagi ku Kak Vina bisa menjadi Keluarga, Sahabat, atau Kakak buat ku, dia selalu mengerti ku, oh iyah kenapa aku manggil dia Kakak, kenapa bukan Ibuk karna dia masih muda sekitar 24 tahun.

Soal Bang Rey, dia udah pergi ke London tempat kelahiran Papa ku, ia di sana bersama Grandpa dan juga Grandma untuk menuntut ilmu melanjutkan pendidikannya sebagai Mahasiswa.

Sedangkan Afa, dia kelas 9, maybe dia bakal ninggalin aku juga, karna aku dengar dia bakal melanjutkan pendidikannya di Bandung tempat kelahiran Mama, tinggal bersama Oma dan Opa ku.

Huft.... Sedih yah di tinggal sendiri di rumah sebesar ini.

Author pov
"Kak Pinpin!" teriak Ara sambil berlari dan langsung memeluk Kak Vina.

"Emm kenapa sedih adik kecil?" ucap Kak Vina dengan nada lembut.

"Ara bosen dirumah,  liat sepi kan rumah," ucap Ara dengan lesu.

"Emmm gimana kalau kita belajar di luar." Ucap Kak Vina sambil tersenyum manis.

"Keluar kemana?" tanya Ara.

"Kafe Pelangi, gimana mau gak?" ucap Kak Vina yang membuat Ara langsung semangat.

"Mau Kak mau!" teriaknya sambil melompat lompat.

"Yaudah ganti baju sana Kakak tunggu disini." Ucap Kak Vina sambil mengelus puncak kepala Ara yang dibalas anggukan semangat darinya.

Sekitar 10 menit menggati baju, outfit yang dikenakan Ara ialah baju oversize berwarna putih bermotif panda dan celana panjang bewarna hitam dipasangkan dengan sepatu convers bewarna putih dan membawa backpack bewarna abu² untuk tempat buku dan peralatan tulis lainnya.

"Yukk Kak," ajak Ara

"Bik, Ara pergi dulu ya." pamit Ara kepada Bik Ina.

"Iyah, hati-hati non," jawab Bik Ina.

"Dek, obat udah di bawa, kan?" tanya Kak Vina saat sudah memasuki Mobil putih milik Kak Vina.

"Udah Kak," jawab Ara.

Ara pov
Menempuh waktu 30 menit untuk kami sampai ke Kafe Pelangi, aku senang banget udah lama rasanya aku tidak pernah keluar rumah.

Jika pun keluar rumah, paling cuma ke minimarket yang tak jauh dari rumahitu pun harus sama Afa.

Aku bahagia ada Kak Vina, sebenarnya kami sama-sama kesepian cuma bedanya kalau aku kesepian karna di rumah cuma sama Bik Ina sedangkan Kak Vina kesepian karna di rumahnya cuma sama Mamanya,  wajar aja sih Kak Vina kesepian dia kan anak satu-satunya dia gak punya Adik ataupun Abang/Kakak.

Author pov
"Yuk masuk." Ucap Kak Vina sambil menarik tangan Ara ke salah satu meja pojok dekat jendela.

"Mau pesan apa mbak?" ucap seorang pelayan.

"Kamu mau apa ra?" tanya Kak Vina sambil membuka buka menu begitu pun juga dengan Ara.

"Emm Hot Chocolate sama Red Velvet," Ucap Ara kepada Kak Vina.

"Mbak Hot Chocolate nya 2, Red Velvet 1, Rainbow Cakenya 1." Ucap Kak Vina kepada Pelayan.

"Ada tambahan lagi Mbak?" tanya Pelayan yang dibalas gelengan kepala oleh Kak Vina.

Setelah Pelayan pergi kini Ara dan Kak Vina mulai belajar dan sesekali bercanda.

"Emm Kak, kalau sekolah umum enak gak?" tanya Ara.

"Enak, kalau sekolah umum seru banyak teman tapi harus liat-liat, zaman sekarang banyak teman yang baik di depan tapi busuk di belakang,  kamu kalau punya teman harus pandai milih-milih," jelas Kak Vina.

"Ara pengen banget masuk sekolah umum Kak, kira-kira Papa sama Mama izinin gak, yah kak?" ucap Ara dengan nada lesu.

"Coba ajah mana tau dikasih," ucap Kak Vina dengan lembut.

"Permisi ini pesanannya," ucap seorang Pelayan yang mengantar pesanan mereka.

"Makasih Mbak," ucap Mereka bersamaan kepada Pelayan tadi.

Tak terasa kini sudah jam 3, yang berarti sudah 4 jam mereka berada di Kafe Pelangi, karna hari sudah gelap yang sepertinya hujan akan turun, mereka pun segera bergegas untuk pulang.

"Makasih yah Kak, hari ini bawa Ara jalan-jalan," ucap Ara saat mobil sudah berada di depan gerbang rumahnya.

"Iyah sama-sama," jawab Kak Vina.

"Kakak gak mau masuk dulu?" tanya Ara.

"Emm gak usah, Kakak langsung pulang ajah dech." Jawab Kak Vina sambil ternyum manis.

"Yaudah hati-hati yah Kak, byeeee." Ucap Ara sambil melambaikan tangannya kepada Kak Vina.

"Assalammualaikum!" ucap Ara

"Waalaikumsalam sayang!" jawab wanita paruh baya.

"Ma, bukannya Mama pulang 2 hari lagi?" tanya Ara dengan bingung.

"Terus ini koper sebanyak ini untuk apa?" tanyanya lagi.

"Papa sama Mama mau bawa Kamu sama Afa ke Bandung," jawab Mama.

"Maksudnya?" tanyanya lagi dengan kening berkerut.

"Kamu sama Afa besok Pagi berangkat ke Bandung, tinggal sama Oma,Opa," ucap Mama.

"Mama sama Papa gak ikut?" tanyanya lagi.

"Enggak,  Mama sama Papa besok mau berangkat ke London selama beberapa tahun ini." Jawab Mama yang membuat Ara terkejut dengan mata yang mulai berkaca kaca.

"Mama tega ninggalin Aku, Mama sama Papa jahat!" teriak Ara sambil berlari ke kamarnya tanpa menghiraukan teriakan Mamanya di bawah.

Ara pov
Gimana perasaan kalian, disaat kalian memperjuangkan penyakit kalian agar sembuh bukannya didukung, malah keluarga kalian pergi satu persatu dari kalian,  sedih bukan?  Ituhlah yang aku rasakan saat ini, aku hanya ingin mereka gak terlalu fokus sama pekerjaan mereka,  aku hanya ingin mereka meluangkan waktu sedikit saja untuk ku, ku akui Mereka selalu menelfon ku dan mengingatkan ku minum obat tapi rasanya beda ketika mereka langsung bicara dengan ku.

Saat ini hanya Adik ku Afa yang selalu berada di sampingku, aku bersyukur bisa selalu bersamanya, setidaknya masih ada yang selalu ada di sampingku,  yang menggantikan posisi Mama, Papa bahkan Abang. Afa segalanya bagi ku, aku menyayangimu Adik ku....

To be continued

Jangan lupa vote and komen, krisan nya juga boleh.

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang