25

1.2K 77 0
                                    

Jangan lupa klik 🌟🌟

*Happy Reading*

Tokk tokk

Ketukan pintu sedari tadi berbunyi, tetapi belum ada yang berniat membukanya. Rafa yang kini sedang memakai baju rumahannya sedang mengetuk pintu kamar Kakaknya Ara.

"Astaga, orangnya mana sih!" Kesal Rafa.

Sedangkan sang empu yang mempunyai kamar sedang memasukkan barang-barangnya ke tas sekolahnya.

"Lo yakin mau nginep di rumah gue Ra?" Tanya Kiran yang sudah entah berapa kali.

"Yakin," jawab Ara.

"Yuk." Ajak Ara sembari memakai tas ranselnya dan berjalan membuka pintu diikuti oleh Kiran.

"Loh Kak, mau kemana?" Tanya Rafa, pasalnya jam masih menunjukkan pukul 7 pagi dan Kakaknya sudah rapi.

"Aku mau nginep di rumah Kiran." Ucap Ara yang terus berjalan tanpa menatap Rafa.

"Kak jangan becanda, gak lucu yah!" Teriak Rafa yang berlari mengejar Kakaknya.

"Kak." Panggilnya sembari menarik tangan Ara. Sedangkan Kiran hanya menatap perdebatan mereka.

"Fa plissss, aku butuh waktu sendiri." Lirih Ara dengan tangan memohon.

"Tapi gak gini caranya Kak," ucap Rafa.

"Terus gimana? Gimana caranya Fa." Ucap Ara dengan nada putus asa.

"Yuk Ran." Ajak Ara sembari menarik tangan Kiran. Sedangkan Rafa hanya terdiam dengan pandangan kosong menatap punggung Kakaknya yang sudah menjauh.

Rumah yang dulu penuh canda tawa, kini sudah seperti rumah yang tak berpenghuni. Keluarga yang dulu selalu melindungi satu sama lain, kini sudah menjalani hidupnya masing-masing. Jika boleh memilih, Mereka tidak ingin dilahirkan di keluarga ini. Kakak dan adik yang sama-sama rapuh, pada akhirnya memilih jalan untuk menyendiri sementara.

"Apa yang harus gue lakuin," lirih Rafa yang sudah terduduk di lantai yang dingin.

•••

Dilain tempat, kini dua gadis yang baru saja menaiki taksi sedang terdiam. Ara yang melamun dengan air mata yang terus berderai, membuat Kiran ikut merasa sedih.

"Ra harus kuat, masih ada Rafa yang butuh lo." Ucap Kiran sembari memeluk sahabatnya dari samping.

'maafin aku Fa' batin Ara.

Setelah sampai di rumah berpagar putih, mereka langsung turun dari taksi dan membayarnya.

"Assalammualaikum," ucap mereka bersama saat memasuki rumah Kiran.

"Wa'alaikumsalam," jawab wanita paruh baya.

"Ini Ara?" Tanyanya.

"Iyah Tante," jawab Ara setelah mencium punggung tangan wanita paruh baya yang tak lain ialah orang tua Kiran.

"Yuk masuk," ajak Mama Kiran yang bernama Mega.

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang