tigabelas

1.1K 91 2
                                    

*Happy Reading*

Hari kepulangan Ara telah tiba, kini mereka sedang berada di dalam perjalanan pulang.

Kepulangannya hari ini disambut oleh Oma, Opa, Tante Siska, Om Bram, Bima dkk dan juga sahabatnya Kiran.

"Assalammualaikum," ucap Ara dan Afa bersamaan saat memasuki pintu rumah.

"Waalaikumsalam," jawab mereka.

"Selamat datang sayang, gimana cantikkan hasil dekorasi kami?" ucap Tante Siska dengan semangat.

"Bagus banget, makasih semuanya!" teriak Ara sambil melihat-lihat dekorasi rumah yang sudah seperti dekorasi acara ulang tahun.

"Kuy lah makan!" teriak Satria yang membuat Roni reflek memukul kepalanya.

"Lo bedua pulang ajah sana, malu-maluin tau gak," kesal Kiran.

"Udah-udah kok malah berantem, sekarang kita makan yuk," ajak Tante Siska yang diangguki oleh semuanya.

•••

Setalah para sahabat dan temannya pulang, kini giliran keluarga Tantenya untuk pamit pulang, dikarenakan jam sudah pukul 8 malam.

"Kami pamit pulang yah, kamu besok sekolah Ra?"ucap Tante Siska.

"Sekolah Tan," jawabnya.

"Yaudah kami pamit, Assalammualaikum" ucap Tante Siska diikuti Om Bram dan Bima.

"Waalaikumsalam," jawab kami bersama.

"Ara ke kamar yah," pamit Ara.

"Night semua," ucapnya lagi sambil mencium pipi Oma dan Opa begitu juga dengan Afa yang sudah ke kamar nya deluan.

•••

Sinar mentari kini tampak malu-malu menunjukkan jati dirinya. Disebuah kamar bernuansa abu-abu, seorang gadis sedang memakai sepatunya untuk segera turun ke bawah dimana seluruh keluarga sudah berada di ruang makan.

"Morning," sapanya.

"Morning too," jawab mereka.

"Kak lo pulang sama Bang Bima ajah yah," ucap laki-laki yang berada di samping nya.

"Emangnya kamu mau kemana Fa?" Tanya Ara.

"Biasa, latihan basket," jawab Rafa.

"Yukk, berangkat." Ajak Rafa yang dibalas anggukan kepala oleh Ara.

"Assalammualaikum," ucap Rafa dan Ara bersamaan.

"Waalaikumsalam," ucap Oma, Opa.

•••

"Araaa!" Teriak seorang gadis sambil berlari dan merangkul Ara.

"Astaga Kiran!" Teriak Ara yang dibalas cengiran tak bersalah dari Kiran.

"Gue seneng banget lo akhirnya masuk sekolah lagi, selama tiga hari gue sendiri kemana-mana," ucap Kiran.

"Makanya, cobak sekali-sekali kamu gabung tuh sama temen kelas kita supaya terbiasa," jelas Ara.

"Kemarin baru 3 hari, nanti kalau selama-lamanya aku gak bisa nemenin kamu, gimana?" ucapnya lagi.

"Lo ngomong apasih Ra," kesel Kiran sambil berjalan pergi meninggalkan Ara di koridor.

"Gue takut Ran," lirih Ara sambil berjalan ke arah kelasnya menyusul Kiran.

Bell pertanda sesi belajar mengajar telah usai, berganti dengan sesi istirahat yang membuat seluruh siswa/i pergi berhamburan ke tempat pengisian perut yang tak lain bernama kantin.

"Ran," panggil Ara, tetapi Kiran malah pergi keluar kelas tanpa menghiraukan Ara.

"Ra, kenapa tuh si Kiran kok jutek amat mukaknya?" Tanya salah satu teman sekelas Ara yang diketahui bernama Riko 

"Hufff," hembusan nafas pasrah keluar dari bibir merah mudanya.

"Berantem?" Tanya siswa laki-laki di sebelah Riko yang bernama Pikri.

"Maybe," jawab Ara dengan lemah.

"Dari pada lo sedih, lebih bagus makan bareng nih sama kita." Ucap Pikri menunjukkan bekalnya.

"Iyah, gue juga bawak banyak nih Ra." Ucap Riko sambil membuka bekalnya yang berisi roti isi cokelat, keju, strawberry, dan kacang.

Yahh, dari antara temen-temen kelas Ara hanya mereka yang sering membawa bekal, alasannya karena mereka tidak terlalu suka dengan makanan di kantin.

"Makasih," ucap Ara tersenyum manis sambil memakan roti isi cokelat.

"Ra," panggil seseorang dari pintu masuk kelas XI Mia2.

"Nih, gue bawak makanan buat lo." Ucapnya dengan sebuah paper bag di tangannya.

"Makasih Al." Ucap Ara.

"Jangan lupa di makan, ituh dari Bunda." Ucap Nevan.

"Bilang makasih ke Bunda yah, titip salam juga," ucap Ara yang diangguki oleh Nevan.

"Yaudah, gue balik ke kelas yah," pamit Nevan yang diangguki oleh Ara dengan senyum manisnya yang saat ini terbit di wajah cantiknya.

"Gue rasa si Nevan suka sama lo," ucap Riko tiba-tiba.

"Tapi kan dia pacaran sama si Tata," ucap Pikri.

"Udahlah gak penting, mending lanjut makan ajah." ucapnya dengan cengiran khas nya.

Beberapa jam kini sudah berlalu, jam saat ini menunjukkan angka 3 tepat yang berarti seluruh siswa/i SMA RAYA berhamburan pulang ke rumah masing-masing.

"Lo nginep di rumah gue kan?" Tanya Bima di tempat parkiran.

"Lahh," ucap Ara bingung.

"Oma, Opa kan pergi hari ini ke Kalimantan, emangnya lo gak tau?" Tanya Bima yang dibalas gelengan kepala oleh Ara.

"Kok Oma, Opa jahat yahh, besok kan ulang tahun aku masak mereka pergi sihh." Ucap Ara yang saat ini berada di perjalan pulang ke rumah Tante Siska.

"Mungkin ada yang penting, paling besok mereka pulang." Ucap Bima mencoba memberikan pengertian kepada sepupunya.

"Huff, hari yang sangat melelahkan," gumam Ara dengan pelan yang masih bisa di dengar oleh Bima.

"Gak selamanya hari-hari lo menyenangkan," ujar Bima yang membuat Ara memejamkan matanya mencoba mencari ketenangan di alam mimpinya.

To Be Continued

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang