enam

1.7K 115 10
                                    

*Happy Reading*

Ara pov
Ruangan yang sangat ku rindukan saat aku kecil dulu, sudah lama rasanya aku tidak pernah menempati kamar ku ini, semuanya masih sama seperti beberapa tahun lalu warna Cat abu-abu dan beberapa foto ku waktu kecil dan akan kugantung foto ku dengan sahabat kecil ku, yang ku bawa dari Jakarta.

Mendengar suara Oma memanggil ku,  akupun segera turun menghampiri Omaku.

Author pov
"Ada apa Oma?" tanya Ara menghampiri Oma yang berada di ruang televisi.

"Kamu udah makan?" tanya Oma sambil menarik ku untuk duduk di sampingnya.

"Udah," jawab Ara.

"Minum obat?" tanya Oma lagi.

"Udah," jawab Ara lagi.

"Kamu mau sekolah umum sayang?" tanya Oma tiba-tiba yang membuat ku terkejut.

"Afa bilang kamu pengen sekolah di tempat Opa," ucap Oma lagi.

"Iyah Ara pengen, cuma gak diizinin sama Papa," lirih Ara.

"Tenang aja, Opa udah daftarkan kamu, Opa juga udah bilang ke Papa mu." celetuk Opa yang tiba-tiba menghampiri Oma dan Ara disusul Afa yang berada di belakangnya.

"Iyah Kak, nih kami baru aja dari Sekolah, nih seragam Kakak udah aku beli beserta alat tulis yang Kakak perlu," ucap Rafa sambil tersenyum hangat.

"Huaaa, makasih Afa!" teriak Ara sambil menangis dan langsung memeluk sang adik yang membuat Rafa kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh ke lantai dengan posisi Ara yang berada diatasnya.

"Astagfirullah!" ucap Oma dan Opa bersama, saat melihat kelakuan cucunya.

"Kak sakit ihh," kesal Afa yang dibalas dengan cengiran khas Ara.

"Kak jangan sedih-sedih lagi ya?" ucap Afa saat Ara sudah duduk kembali di tempatnya.

"Iyah," ucap Ara dengan cengirannya yang jarang dikeluarkannya beberapa tahun ini.

"Afa jalan-jalan yuk udah lama gak jalan-jalan? " ajak Ara.

"Gak akh, lagi males aku Kak." tolak Rafa sambil memainkan game di ponselnya.

"Isss, yaudah aku pergi sendiri," ucap Ara.

"Oma aku jalan-jalan keluar yah? ke taman komplek aja sekalian mau melukis," ucap nya lagi.

"Yaudah, tapi hati-hati ya," ucap Oma.

"Siap Oma!" teriak Ara dengan semangat.

Ara pov
Setelah mendapat izin dari Oma, aku segera berjalan ke taman dimana saat kecil sering aku kunjungi.

Aku menghampiri sebuah ayunan yang selalu aku duduki saat aku bermain di taman ini.

Mengeluarkan seluruh alat lukis yang sudah ku bawa dan aku mencoba melukis apa yang ada di pikiran ku saat ini, saat sedang asik melukis tiba-tiba ada yang memukul pundakku yang membuat ku terkejut.

"Ehh sorry kaget ya?" ucap seorang lelaki yang diperkiran seumuran dengan ku.

'Kaget lah pakai nanyak' batin ku kesal

"Lo anak komplek sini?" tanyanya yang kubalas hanya dengan anggukan kepala.

"Kok gue gak pernah liat lo?" tanya nya lagi, sambil duduk di ayunan yang ada di samping ku.

"Baru pindah," kataku seadanya,  bukan nya sombong aku dari kecil diajarkan tidak boleh berbicara dengan orang asing, termasuk dia yang di sampingku saat ini.

"Oh nam-" ucapnya terpotong karna suara panggilan dari HP nya yang membuatnya pergi terburu-buru meninggalkan ku.

'Anehh' batin ku.

"Al kamu dimana, kamu masih ingat aku gak?" gumam ku sambil melihat lukisan yang kubuat, ialah wajahku dengan wajah sahabat kecilku.

"Huhh, udah akh gak boleh sedih lagi, lebih baik aku pulang." gumamku lagi yang beranjak dari taman untuk pulang ke rumah.

Author pov
Kini rembulan telah terbit pertanda Matahari telah digantikan oleh Bulan beserta Bintang, tepatnya saat ini pukul 8 Malam.

"Araaaa yuhuuuuu Tante dateng!" teriak wanita paruh baya yang baru saja datang di ikuti sang suami di sampingnya yang hanya bisa menutup telinga karena teriakan sang istri.

"Tante!" teriak Ara yang berlari dan langsung berhambur kepelukan sang Tante kesayangannya yang tak lain ialah kakak dari mamanya yang bernama Tante Siska dan suaminya bernama Om Bram.

"Uhh ponakan Tante makin cantik aja, jadi makin sayang deh." Tante berkata sambil mencubit pipi Ara.

"Oh jadi kalok aku jelek Tante gak sayang aku lagi!" kesal Ara.

"Bukan gitu ih, kamu salah paham terus sama Tante, maksud Tante kamu pokoknya makin cantik deh," ucap Tante dengan cengirannya yang membuat Paman Bram,Opa,dan Oma hanya geleng kepala melihat kelakuannya.

"Apakah kamu tidak merindukan Om princes?" tanya lelaki paruh baya yang tak lain ialah Om Bram.

"I miss you Om," ujar Ara yang saat ini berada di pelukan Omnya.

"Dimana ponakan es Tante?" tanya Tante.

"Aku bukan es!" kesal seseorang yang baru saja turun dari tangga yang tak lain ialah si dingin Afa.

"Ehh si ganteng,  makin ganteng aja sih kamu " ujarnya dengan cengirannya yang hanya membuat Afa menghembuskan nafas pasrah dengan kelakuan Tante nya.

"Udah sini duduk,  gak capek bediri terus kalian tuh," sela Oma.

"Ohh iyah, yuk duduk," ucap Tante Siska.

"Ra sekali-sekali main donk ke rumah Tante, kamu juga Fa ajak kakak kamu tuh, jangan asik dikurung di rumah ajah dia," omel Tante yang hanya dibalas deheman oleh Afa, membuat sang Tante kesal oleh sikap keponakan dinginnya itu.

"Ohh iyah, Bimbim gak ikut tan?" tanya Ara.

"Lagi eskul basket dia Ra, kalian datang ajah dia gak tau," jawab Om bram.

"Ohh bagus dech, besok aku mau ngasih kejutan, besok kami jumpa di sekolah pasti Bimbim kaget," ucap Ara dengan antusias dan mata yang berbinar tanda bahwa dirinya sedang bahagia, membuat seluruh keluarga turut bahagia melihat sikecil Ara kembali seperti dulu.

Tak terasa kini waktu sudah pukul 10 Malam yang membuat Tante Siska dan Om Bram pamit untuk pulang karna sudah larut malam.

"Sayang ingat yah main ke rumah,  kalau si es gak mau nganter, telfon ajah Tante, okee?" ucap Tante.

"Iyah Tante," jawabnya.

"Yaudah kami pamit pulang," ucap Om Bram.

"Hati-hati Bram," ucap Opa yang dibalas anggukan kepala oleh Om Bram.

"Assalammualaikum," ucap Om dan Tante.

"Waalaikumsalam," balas kami bersama.

Setelah mobil hilang dari pekarangan rumah, mereka pun masuk ke dalam rumah.

"Opa, Oma aku ke kamar ya, malam Oma,Opa." ucap Ara sambil mencium kedua pipi Opa dan Omanya.

"Aku juga ke kamar ya, malam semua" ucap Afa dan mencium Opa Oma dan Ara yang sudah berada di tangga.

"Malam sayang" jawab mereka bersama.

                  To be continued

Jangan lupa voment and krisan nya juga boleh.

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang