Enambelas

1.2K 78 4
                                    

'Kehilangan memang suatu hal yang tidak menyenangkan, tapi kita harus terus belajar merelakan tanpa harus menyalahkan keadaan.'

*Happy Reading*

Seminggu sudah berlalu, rasa kehilangan masih membekas di dalam hati Ara, yang dilakukannya akhir-akhir ini hanya berdiam diri di dalam kamar, teman-teman bahkan sahabatnya Kiran sudah mencoba untuk membuat Ara kembali seperti dulu, tapi semua usaha mereka hanya sia-sia. Ara yang saat ini terlalu menutup dirinya, semuanya berubah pada dirinya dimulai dari penampilannya yang saat ini dikatakan tidak baik-baik saja.

Tokk tokk
"Dek, Abang boleh maksuk?" tanya laki-laki dengan pakaian santai nya.

"Masuk aja," jawab gadis yang berada di dalam kamar.

Cklekk
"Adek masih gak mau sekolah?" tanya laki-laki yang mengahampiri Adiknya di ayunan balkon kamarnya.

"Kehilangan memang suatu hal yang tidak menyenangkan, tapi kita harus terus belajar merelakan tanpa harus menyalakan keadaan." ucap laki-laki yang tak lain Reyhan sambil mencoba membuat Adiknya ikhlas dengan keadaan sekarang.

"Maafin aku Bang." ucap Ara sambil memeluk Reyhan dengan tiba-tiba.

"Stsssss, udah yah, cukup sedih-sedihnya. Masih ada hari esok dan seterusnya yang akan mengurus energi, jadi gak boleh sedih lagi." ucap Reyhan sambil mengusap surai hitam Adiknya.

"Aku mau sendiri dulu Bang," pinta Ara yang dibalas senyuman hangat dari Reyhan tanda bahwa dia mengerti Adiknya saat ini membutuhkan waktu untuk membenahkan hatinya yang rapuh.

Setelah kepergian Reyhan, Ara berjalan ke arah meja rias nya. Lihatlah dirinya sekarang, rambut acak-acakan, wajah pucat, postur tubuh yang semakin kurus, mata bengkak dan satu lagi dirinya cukup bau. Bagaimana tidak bau, seminggu tidak mandi.
Oh, ayolah pasti semua orang jijik melihat Ara yang sekarang.

Berjalan ke kamar mandi dan tidak membutuhkan waktu lama kini dirinya sudah lebih baik sekarang. Memakai baju daster panda dan berjalan ke arah meja rias untuk mengambil sebuah gunting.

Pergi ke balkon dan mulai memotong rambutnya sepinggang hingga sekarang menjadi sepunggung, setelah selesai ia kembali berjalan ke meja rias, menyisir rambutnya lebih rapi dan memakai bedak baby, tidak lupa memoleskan lip balm ke bibirnya.

Setelah selasai membenah diri menjadi lebih baik, Ara mulai berjalan ke lantai bawah, alangkah terkejutnya ia saat melihat Nevan dkk beserta sahabatnya Kiran bersama Abang dan Adiknya berada di ruang tv.

"Haii," sapa Ara membuat mereka melihat nya dengan pandangan berbeda-beda.

"Ara, akhirnya lo keluar juga dari kamar." ucap Kiran sambil memeluk Ara.

"Maaf," sesal Ara.

"Ra, lo potong rambut?makin cantik aja lo." celetuk Roni membuat seseorang langsung menatapnya tajam.

"Gimana kalau kita makan-makan diluar hari ini, setuju gak?" tanya Bima yang disetujui mereka.

"Abang senang liat kamu udah bisa ikhlas." ucap Reyhan.

"Gue juga senang liat Kakak kesayangan gue udah kembali." ucap Rafa langsung menerjang Kakak perempuannya dengan pelukan diikuti Reyhan yang memeluk Adik-adiknya.

"Gue juga pengen peluk!" teriak Bima sambil berlari memeluk sepupunya.

"Yaelah, gue pengen ikutan meluk tapi nanti ada yang natap gue tajam lagi." gumam Roni membuat Satria dan Kiran cekikikan.

"Udah akh, sekarang siap-siap sana ganti baju terus kita berangkat." ucap Reyhan yang diangguki Ara.

"Ara," panggil seseorang membuat Ara menghentikan jalannya dan berbalik.

"Mama," gumam Ara saat Mama nya memeluknya tiba-tiba.

"Maafin Mama sayang," sesal Mama.

"Aku udah maafin Mama, disini gak adak yang salah, Ma." ucap Ara sambil menghapus buliran air mata di pipi Mama nya.

"Udah akh, Ara mau ganti baju dulu." ucap Ara yang membuat Mama nya tersenyum hangat.

"Mama sayang kamu nak," ucap Mama sambil mencium kening Ara.

"Ara juga sayang Mama," ucap Ara sambil mencium pipi Mamanya dan langsung berlari ke kamarnya, membuat Mamanya tersenyum hangat melihat putrinya sudah mulai membaik.

Soal Papa, jangan ditanya pasti Papanya itu sudah pergi ke London untuk melanjutkan bisnis nya.

•••

"Semangat Ara." ucap Ara menyemangati dirinya di depan cermin saat sudah selesai mengganti pakaiannya.

"Udah?" tanya Nevan saat melihat Ara menghampiri mereka, dijawab anggukan kepala dari Ara.

"Kita pakai dua mobil, satu mobil Nevan satu lagi mobil Bang Reyhan," jelas Satya.

"Gue sama Satya di mobil Bang Reyhan," ucap Roni.

"Oke, sisanya di mobil Nevan," ucap Reyhan yang diangguki oleh mereka.

Memasuki mobil, dan mulai berjalan ke arah pantai terlebih dahulu sesuai keputusan mereka tanpa sepengetahuan Ara.

"Ra, sorry yah kemarin gue ngambek sama lo." ucap Kiran yang berada di kursi belakang dengan Ara yang berada di sampingnya, sedangkan di kursi depan terdapat Nevan yang sedang menyetir dan Rafa yang sedang melihat jalanan sambil sesekali bercerita bersama Nevan.

"Udah gak usah di ungkit-ungkit lagi," ucap Ara dengan senyuman hangatnya.

Menempuh waktu kurang lebih 1 jam, kini mereka telah sampai di pantai yang sedikit orang berkunjung.

"Pantai," gumam Ara saat turun dari mobil.

"Seneng gak?" tanya Nevan yang entah sejak kapan sudah berada di samping Ara.

"Seneng banget," ucap Ara antusias yang membuat Nevan gemas.

"Yuk masuk." ajak Nevan sambil menggenggam tangan Ara yang membuat sang empu kaget tapi setelahnya ia tersenyum melihat tangannya digandeng oleh cinta pertamanya.

"Bang Nevan kayak nya bakal gantiin posisi kita Bang," ucap Rafa kepada Abangnya saat melihat perlakuan dua sejoli tadi.

"Maksudnya?" tanya Reyhan.

"Tuh, Kak Ara seneng banget sama Bang Nevan, ntar kalau udah jadian kita bakal dilupain donk." ucap Rafa yang entah mengapa membuat Reyhan terkekeh melihat tingkah Adiknya yang cemburu melihat Ara bersama laki-laki lain.

"Dia gak bakal lupai Adik kesayangannya ini." ucap Reyhan sambil mengacak rambut Adiknya, yang membuat sang empu kesal karena dia seperti anak kecil diperlakukan oleh Abangnya itu.

"Gue udah besar, gak usah di acak-acak rambut gue!" ketus Rafa sambil meninggalkan Abangnya yang semakin terkekeh.

"Udah besar tapi masih kayak anak kecil," gumam Reyhan yang ikut berjalan menyusul yang lainnya.

To Be Continued

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang