delapan

1.4K 115 8
                                    

*Happy Reading*

"Lo kenapa sih kok aneh banget?" tanya Kiran yang heran melihat Ara sedari tadi melamun ke arah papan tulis dimana guru sedang menerangkan pelajaran.

"Ran aku mau nanya, kamu kenal tadi laki-laki yang kenalan sama kita gak?" tanya Ara.

"Kenal, emangnya kenapa?" tanya Kiran balik.

"Yang namanya Nevan tadi kenal gak?" ucap Ara yang dijawab anggukan kepala oleh Kiran.

Ohh siapa yang tidak tau most wanted SMA RAYA, bahkan ketuanya pasti semua siswa/i tau dia siapa.

"Nama panjangnya siapa?" tanya Ara yang membuat Kiran bingung dengan pertanyaan Ara tetapi tetap menjawab nya.

"Nevan Alfaiq Putra Abraham," jawab Kiran yang membuat mata Ara melotot disertai mata yang sudah berkaca kaca.

"Ehh lo kenapa?" tanya Kiran panik saat melihat butiran air mata jatuh kepipi Ara.

"Duhh jangan nangis donk," ucapnya lagi sambil memeluk Ara dari samping.

"Yang di sana kenapa itu!, kiran kamu apakan si Ara  kok bisa nangis gitu hah!" bentak Pak Agus guru fisika tergalak di sekolahnya.

"Saya gak-"

"Saya sakit perut Pak," ucap Ara yang memotong ucapan Kiran.

"Ohh yasudah ke UKS sana, Kiran temenin si Ara," ujar Pak Agus yang diangguki kepala oleh Kiran.

Sesampainya di luar kelas, Kiran mematung saat tiba-tiba Ara memeluknya di koridor, untung saja lagi proses belajar jadi hanya sedikit orang yang ada di luar kelas.

"Kita ketaman ajah yah, gue tau lo bohong tadi," ucap Kiran sambil menarik tangan Ara ke arah taman belakang sekolah yang jarang dikunjungi siswa/i.

"Ran, tau gak Nevan tuh sahabat kecil aku yang udah 9 tahun pergi, aku bingung harus gimana disisi lain aku senang tetapi aku juga takut, aku takut sahabat kecil aku berubah," jelas Ara.

"Jadi itu alasannya lo nangis, dengarin gue, ikuti ajah alurnya kalau dia berubah yaudah lo harus percaya kalau suatu saat nanti dia bakal kembali sama lo, tapi gue yakin sih kalok si Nevan gak bakalan berubah," jelas Kiran.

"Kamu tau dari mana dia gak berubah?" tanya Ara dengan wajah yang sudah memerah sehabis nangis.

"Menurut gue ajah sih," jawab Kiran dengan cengirannya yang membuat Ara menghembuskan nafas pasrah.

Beberapa jam sudah berlalu kini bell pulang sekolah telah berbunyi tanda proses pembelajaran telah selesai.

"Yuk kelas." ajak Kiran yang diangguki oleh Ara.

Setibanya di kelas mereka langsung membereskan alat tulis dan segera keluar dari kelas.

"Ran itu apa?" tanya Ara saat mereka melawati lapangan dimana anak eskul cheerleader yang sedang latihan.

"Itu anak eskul chillider," jawab Kiran

"Aku boleh masuk gak?" ujar Ara.

"Cobak ajah tanyak sana," ucap Kiran yang hendak melanjutkan jalannya tetapi tertarik ke belakang yang membuatnya pasrah mengikuti sahabatnya itu.

"Permisi," sapa Ara kesalah satu gadis yang sedang duduk di lapangan dengan memakai seragam chirs nya

"Iyah, ada apa?" jawab siswi itu sambil tersenyum ramah.

"Boleh saya masuk ke eskul ini?" tanya Ara.

"Boleh, lo anak baru yah?" tanyanya yang dijawab anggukan kepala oleh Ara.

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang