sepuluh

1.5K 120 5
                                    

*Happy Reading*



Pagi telah tiba sinar mentari kini bersinar cukup terang dan suara kicauan burung saling bersahutan membuat gadis yang saat ini sedang menyisir rambutnya ikut tersenyum bahagia.

Selesai menata rambutnya menggunakan bandana bewarna abu-abu, ia pun segera turun ke bawah dimana seluruh penghuni rumah sudah berkumpul di meja makan.

"Morning," ucap nya dengan ceria.

"Morning sayang/kak," jawab mereka semua.

"Ra, besok jadwal kamu cek ke dokter," ujar Opa membuat Ara hanya bisa menghembuskan nafas lelah.

"Semangattt Non!" seru Bik Tia sambil mengepalkan tangannya keatas membuat Ara langsung tertawa.

"Makasih Bik," ucap Ara disela sela tawanya.

"Ayok berangkat, ntar telat kak." ujar Afa sambil berdiri diikuti Ara yang juga berdiri dan mencium punggung tangan Opa, Oma bahkan Bik Tia yang sudah dianggap seperti ibu kedua mereka.

"Hati-hati Fa bawa motornya!" tegur Opa yang dijawab acungan jempol dari Afa.

Tepat pukul 7 mereka sampai di sekolah dengan memakan waktu sekitar 30 menit dari rumah.

Seperti biasa motor Afa parkir dijajaran motor Nevan dkk, turun dari motor, Ara pun memberikan helm kepada Afa dan pamit deluan untuk pergi ke dalam kelasnya.

Ara pov
"Araa," panggil seseorang membuatku berhenti dan berbalik kebelakang untuk melihat siapa gerangan yang memanggilku.

Menarik nafas dengan perasaan gugup aku mencoba tersenyum kepada seorang yang memanggilku tadi.

"ada apa?" tanya ku, mencoba terlihat seperti biasa saja didepannya,  padahal didalam hati sudah dag dig dug hanya karna melihat wajahnya saja.

"Istirahat nanti temuin gue di taman belakang," ujarnya datar tanpa menunggu jawabanku dia berlalu pergi meninggalkan ku yang sekarang sudah seperti anak kecil yang kehilangan ibunya menatap lurus ke depan dengan mata melotot dan mulut terbuka.

"Ra!" ketus seseorang sambil menyenggol bahuku membuat kesadaran ku kembali.

"Lo ngapain sih Ra disini, udah kayak orang gilak tau gak sih," ucap Kiran kesal karna sedari tadi Ara selalu melamun.

"Ran kayaknya aku memang gilak dehh," ucap ku sambil menatap lurus ke depan.

"Bawa aku ke RSJ donk Ran," ucap ku lagi.

"Gelo sia!" ketus Kiran yang berjalan cepat meninggalkan ku.

(gila lo)

"Kirannn tunggu woyy!" teriak Ara membuat dirinya menjadi pusat perhatian karna suara yang begitu cempreng.

Author pov
Pelajaran saat ini berlangsung dengan khidmat di karenakan guru yang sedang menjelaskan di depan ialah guru terfavorit di SMA RAYA yaitu Buk Sri.

Bell tanda istirahat sudah berbunyi membuat seluruh siswa/i pergi ketempat pengisian perut mereka, yang sudah keroncongan.

Tetapi tidak dengan Ara yang saat ini sedang berjalan ke arah taman belakang tempat dimana seseorang yang memerintahkannya untuk datang ke taman itu.

Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang