[2] The Cure 18+

46.5K 701 18
                                    

Cast:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast:

Joshua Hong as your Doctor's family

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joshua Hong as your Doctor's family

Genre: Fantasy, NC21+

------------------------------

"Kau masih sakit?" tanya Aboeji dari ambang pintu kamarku. Aku menarik selimutku lebih erat, dan memaksakan diri untuk memejamkan mata. "Dokter Hong akan kesini memeriksamu" lanjutnya.

Brakk
Aku menghela nafas setelah Aboeji keluar. Mataku memandang langit-langit kamar. Suhu tubuhku benar-benar tidak stabil dari 3 hari yang lalu. Kadang meningkat hingga panas, kadang turun dan membuatku layaknya orang sehat.

'Tunggu sebentar, Dokter Hong si mesum itu?' batinku. Aduh bisa gila aku, mana aku mengenakan piyama dress. Dokter tua itu kenapa tidak segera diganti sih, memangnya Aboeji tidak pernah tau ya kalau dia mesum.

Aku kembali meringkuk dan menutup kepalaku dengan selimut. Mulutku berdoa agar Dokter Hong tidak bisa datang hari ini. Tak apa lah aku mengalami malam yang sulit sedikit.

Cklek
"Oh Mr. Hong, sepertinya Nona Y/N sedang tidur" ucap salah satu pelayan dirumahku. Aku menelan ludah, apa yang akan dilakukan orang ini saat mengetahui aku tidur.

Namun bukannya suara pak tua yang kudengar, malah suara sedikit berat yang berbeda. "Iya, biarkan saja.. akan kutunggu dia disini" jawabnya.

Aku mengernyitkan dahiku, siapa lagi lelaki ini. Pintu kamarku terlihat sudah di tutup dan tidak lama terdengar seseorang menarik kursi yang berada di sudut kamarku.

Perlahan aku menyingkap selimutku. Aku mendapati seseorang berambut hitam legam duduk disana. Ia tengah mengenakan jas abu-abu muda yang dipadukan dengan kemeja putih.

 Ia tengah mengenakan jas abu-abu muda yang dipadukan dengan kemeja putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat aku tengah menatap dan mengamatinya ia menoleh padaku. Aku tersentak, bukan karena tertangkap basah menatapnya. Namun karena melihat wajahnya yang begitu tampan.

"Oh mian, aku duduk sembarangan tanpa ijin padamu" ucapnya sambil menunduk lalu langsung berdiri. Ia menghampiriku. "Aku dokter baru dikeluargamu menggantikan Samchon ku" jelasnya.

Matanya bulat coklat terlihat sangat manis berbanding jauh dengan hidungnya yang tajam memberi kesan tegas. Bahkan saat tersenyum tipis pun ia menjadi tambah manis.

"Aku Joshua, tidak perlu memanggilku dengan margaku. Kita hanya berbeda 4 tahun, jika kau tidak keberatan bisa memanggilku Joshua.. tanpa Oppa ya" katanya sambil menyiapkan peralatan untuk memeriksa ku.

Joshua mulai memeriksaku dan beberapa saat kemudian ia memberi tahuku aku sakit apa. "Aku akan datang dan terus memantaumu hingga 7 hari kedepan ya.. Cepat sembuh" ia mengemasi barangnya dan berpamitan keluar.

7 hari menatap wajahnya itu terus-terusan. Apa aku tidak jatuh cinta nantinya?. Kalau begini aku malah ingin sakit terus.

Selama 7 hari ia mendatangi ku, kami mulai akrab. Karena umur yang sama mungkin jadi mudah mengobrol tentang banyak hal. Dan aku juga sudah sembuh total di hari ke 5.

"Annyeonghaseyo" sapanya saat masuk ke dalam kamarku. Aku menoleh dan tersenyum. Hari ini ia memakai jas dan kemeja berwarna putih. Ia juga menata rambutnya dengan rapi. Membuat ketampanannya meningkat.

"Kau tidak sakit lagi?" tanya nya sambil menghampiriku yang tengah duduk di pinggir kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak sakit lagi?" tanya nya sambil menghampiriku yang tengah duduk di pinggir kasur. "Iya 100% sehat" jawabku semangat.

Ia berdiri didepanku dan mengajakku bercerita tentang latar belakang keluarga kami. Jadi Joshua menjadi dokter karena tuntutan keluarganya. Ya mirip sih, aku juga mengambil kuliah bisnis agar bisa melanjutkan perusahaan Aboeji.

Tangannya meraih kepalaku dan mengelusnya perlahan. "Aku besok tidak kesini, jangan mencariku" ucapnya. Aku memasang wajah yang kecewa mendengar ucapan Joshua.

"Memang kenapa jika main kesini?" tanyaku polos. Joshua mencubit pipiku "Kau sudah sembuh, apalagi alasanku kesini? Kalau nanti ada yang sakit baru aku kesini" jelasnya.

Aku memanyunkan bibirku. "Jangan berpikiran untuk sakit" Joshua menatapku. "Ya, kau kira aku gila?" tanyaku lalu tertawa.

Tiba-tiba saja ia mencium bibirku dan menggigit bibir bawahku sekilas. "Bukan, tapi aku yang gila padamu" ucapnya. Joshua kembali mencium bibirku. Lumatannya begitu lembut dan tenang.

Tanganku mulai kulingkarkan ke lehernya dan sedikit mendorong kepalanya agar lebih dekat padaku. 7 hari pertemuan kami sukses membuatku jatuh cinta.

Tidak, mungkin belum cinta. Namun rasa ingin memiliki. Dan aku tidak keberatan jika Joshua memiliki rasa yang sama.

Ia mengelus punggungku dan tangannya menyusup kedalam bajuku dan memegang pinggulku. Joshua melepas ciumannya dan tersenyum padaku.

"Kau bangun tidur saja cantik" puji Joshua lalu merapikan rambutku. Jantungku berdegup kencang mendengar pujian dari Joshua. Ia memelukku erat sebentar lalu melepasnya.

"Aku harus kerja, jaga dirimu ya.. mungkin sesekali akan ku hubungi" ucap Joshua lalu menyambar tasnya. Ia melambaikan tangan padaku dan pergi meninggalkanku.

Hatiku rasanya tak karuan. Bagaimana bisa dia tetap tenang setelah menciumku seperti itu. Dan bagaimana bisa selama 7 hari berturut-turut bukannya bosan, aku malah menemukan dirinya sungguh menarik.

BRAKK!
Aku menoleh ke arah pintu saat mendengar pintuku dibanting. Tanganku meletakkan bulpoin yang kupegang dan memutar kursiku.

----------------

[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang