[5] Changing Future 21+ -END-

22K 367 34
                                    

----------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------------

"Oh Vernon" ucapku saat Vernon membuka pintu apartemen. Vernon mengenakan baju yang sama seperti tadi. Kemeja kotak kotak biru dengan kaos hitam.

"Aku baru saja akan mencarimu" bau alkohol kuat keluar dari mulutnya. "Kau minum seberapa banyak?" tanyaku. Vernon tidak menjawab dan menarikku masuk kedalam rumah.

"Aku mandi dulu" ucap Vernon sambil mencium pipiku. Aku tidak merasakan salah tingkah atau apapun itu saat Vernon mencium pipiku, berbeda dengan saat Wonwoo yang menciumku. Aku memutuskan untuk menunggu Vernon dikamar sambil mengistirahatkan tubuhku yang lelah. Hingga akhirnya aku tertidur.

Perlahan tubuhku tersadar saat merasa ada sesuatu yang basah di area kemaluanku. Mataku mengerjap dan mencoba melihat apa yang terjadi dibawah sana. Ternyata Vernon tengah menjilati kemaluanku. "Ver-mmmmhhh" ia menghisap gspotku saat aku akan bertanya padanya. "Kau bangun? Maaf, tapi aku tergoda sedari tadi" ucap Vernon.

Ia kembali menjilat bibir kemaluanku dan sesekali menghisap gspotku. Baru saja tubuhku beristirahat akibat permainan Wonwoo, kini Vernon malah mau membuatku lemas. "S..sudahh dong" pintaku sambil mendorong kepalanya menjauh. Vernon menuruti permintaanku lalu mencium bibirku.

Vernon melepas celana rumahnya, ia tidak memakai celana dalam sehingga juniornya langsung keluar. Ia tetap memakai sweater abu-abunya yang membentuk tubuhnya. Entah karena kelelahan atau bagaimana, aku tidak terlalu bergairah saat Vernon mulai memasukkan juniornya. Sedangkan Vernon, ia tampak bersemangat sekali.

Junior Vernon masuk sepenuhnya dan ia mulai menggerakkan pinggulnya. Aku menatap Vernon lekat-lekat. Fitur wajahnya terlihat sempurna dan menambah tingkat ketampanannya. Seharusnya aku bersyukur memiliki suami seperti ini. Bukan malah membandingkannya dengan mantanku, Wonwoo.

Tanganku kulingkarkan di leher Vernon. Ia tersenyum melihatku yang mulai menikmati permainannya. Sepertinya tubuhku juga tersadar sepenuhnya, kini aku bisa merasakan nikmat disekujur tubuhku. "Mmmmhhhh Y/N-ah" desah Vernon. Tangan Vernon meremas dadaku dari balik kaos yang kukenakan. Rambutnya ikut bergerak bersama pinggulnya.

"Move faster baby mmmh" pintaku. Vernon mengangguk dan mempercepat gerakannya. Aku memejamkan mataku menikmati setiap tusukan junior Vernon. Dinding lubangku rasanya berkedut. Sepertinya aku akan mencapai klimaks. "Mmmh Vernon-ah, a..ku mau keluarrh" erangku. Vernon menunjukkan smirknya.

Tubuhku mengejang saat mencapai klimaks. Melihatku yang telah mencapai klimaks, Vernon tersenyum puas. Ia membiarkanku mengatur nafasku terlebih dahulu sebelum mengajakku bermain lagi. "Kau diatas ya" ucap Vernon. Aku mengangguk dan langsung memutar tubuh kami agar aku diatas.

Dengan posisi seperti ini, ketampanan Vernon tidak berkurang sedikit pun. Rambutnya yang tersingkap kebelakang membuatnya semakin menggairahkan. Perlahan aku mulai mengangkat pinggulku dan menggerakkannya. Dadaku ikut bergerak naik turun bersamaan dengan gerakanku.

"Hmmm Y/N-ah" erang Vernon. Vernon sesekali menjilat bibirnya atau menggigit bibir bawahnya. Melihat itu aku semakin mempercepat gerakanku yang sukses membuat Vernon mendongak kenikmatan. Desahan bergantian keluar dari mulut kami.

"Ahh, aku tidak sabar" ucap Vernon. Ia menyuruhku turun dan melepas juniornya. "Coba kau menungging" perintah Vernon. Aku mengikuti perintahnya. Tangannya menarik pantatku agar lebih menungging. Tanpa ragu lagi, Vernon langsung mendorong masuk juniornya.

Ia menggerakkan juniornya dengan tempo yang cepat dan liar. "Ssshhhh Arrgghhh Vernon-ah" racauku. Tangan Vernon meraba pundakku dan perlahan menuju dadaku. Jarinya memilin putingku yang membuatku semakin terbawa kedalam permainan.

"Ahhh... A..ku akan keluaarrhhh" erang Vernon. Aku mengangguk menanggapi erangannya. Gerakannya yang semakin cepat membuat kasur apartemen kami berbunyi. Bersamaan dengan gerakannya yang berhenti, tangan Vernon meremas dadaku keras. Aku bisa merasakan cairannya memenuhi lubangku.

Ia melepas juniornya dan tidur disebelahku. Karena kelelahan aku pun ikut tidur disebelahnya. "Mian, kalau aku masih suka bermain dengan wanita lain.. sejujurnya, aku cemburu" ucap Vernon. Aku menatapnya heran, seakan tau akan arti tatapanku, Vernon melanjutkan ucapannya. "Jobmu mulai dari 2 bulan yang lalu bersama Wonwoo, meski kalian tidak terlibat pembicaraan berdua.. aku cemburu" lanjutnya.

"Jadi itu alasanmu?" tanyaku. Hatiku berdegup kencang, aku ingat permainanku dengan Wonwoo hari ini. Sebagian dari hatiku merasa bersalah pada Vernon.

"Ya, terkadang aku berpikiran.. bahwa kau dan Wonwoo masih saling suka" jelasnya. Kami terdiam begitu lama. Aku menatap langit-langit "Benar, setelah kejadian hari ini aku benar-benar masih merasa ada sesuatu dengan Wonwoo" batinku.

Tangan Vernon meraih tanganku "Tapi, bukankah tidak mungkin.. Wonwoo saja memperkenalkanmu padaku waktu itu.. mana mungkin ia masih suka padamu" ucap Vernon mantap. Aku menelan ludahku, benar juga. Wonwoo yang memperkenalkan kami hingga kami menikah.

-Wonwoo's POV-

"Kau kenapa tiba-tiba kemari?" tanya Seungcheol sambil menatap televisi lekat-lekat. "Entahlah, aku bosan dirumah" jawabku singkat. Seungcheol dan Mingyu bermain game konsol dengan serius. "Yuhuuu, sudah kubilang kau tidak bisa menang" ucap Seungcheol senang.

Ia menghampiriku dan duduk disebelahku. "Apa yang akan kau tanyakan?" tanya nya. "Bagaimana Y/N dan Vernon menikah?" tanyaku. Mingyu tertawa mendengar pertanyaanku, begitupula Seungcheol. "Sudah kuduga, kau menyesal" jawab Mingyu.

"Entah kau benar lupa atau bagaimana, tapi aku akan mengingatkanmu.. kau yang memperkenalkan mereka.. Karena kau kasihan Y/N masih berharap padamu" jelas Seungcheol. Aku terdiam dan menelan ludahku.

"Kau bilang pada kami, bahwa kau sudah lelah dengan Y/N dan memutuskan memperkenalkan Y/N pada Vernon.. lalu mereka menikah" sambung Mingyu. "Sudahlah, kita main game konsol saja.. kau sedikit gila hari ini" ajak Seungcheol.

Aku menggeleng dan menyandarkan tubuhku disofa. Mataku terpejam tapi aku tidak benar-benar tidur. Tiba-tiba satu persatu ingatan yang aku tak mengerti mulai muncul. Dan hari itu juga muncul sangat jelas.

"Kumohon Wonwoo" rengek Y/N sambil memegang tanganku erat. Aku menatapnya lekat. "Apalagi yang kau harapkan setelah menyakitiku?" tanyaku.

Ia terdiam, air mata jatuh begitu deras dipipinya. Aku tak bisa lagi melihat wajahnya. Hatiku terlanjur sakit dengan semua sikapnya dibelakangku.

"Aku janji aku tak akan mengulanginya" bujuknya sekali lagi. Aku mencoba mengatur nafasku perlahan. Menatap sekitar dan menemukan Vernon disana.

"Bro, Vernon!" panggilku. Vernon menghampiriku "Ada apa?".

"Buat dia melupakanku, aku sudah muak dengannya" bisikku. Tanpa menunggu persetujuan Vernon, aku meninggalkan mereka berdua.

Aku bisa mendengar berulang kali Y/N memanggilku. Dan dilanjutkan dengan Vernon sepertinya mencoba untuk membantu Y/N berdiri.

-------------

[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang