[6] Daily Life 19+

15.7K 444 9
                                    

------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------------

"Wae Seungkwan-ah?" tanya Hoshi. Ia masih terus berbincang dengan Seungkwan sambil mengikutiku menuju ruang ganti. "Aku? Aku sedang menemani Y/N" ucap Hoshi.

Pasti para pria itu sedang akan bertemu. Agenda biasa yang dilakukan mereka saat ada waktu luang. Untungnya jika salah satu dari mereka tengah menemani istri, yang lainnya tidak memaksa.

Ya meski tidak memaksa, mereka tetap saja selalu menggunakan alasan berkumpul untuk menghindari menemani istri. Istri dari teman-teman Hoshi juga bercerita bahwa suami mereka sulit diajak keluar.

Tapi nampaknya dari 12 temannya, Hoshi lah yang paling parah. Ia susah sekali menemaniku berbelanja. Memang menyebalkan sekali.

Aku menggantung baju-baju pilihanku dan menutup pintu. "Chagi-ya" panggil Hoshi. "Biarkan aku mencoba baju dulu Hosh" protesku. Setelah itu tidak ada ucapan apapun dari Hoshi.

Aku mulai mencoba bajuku satu persatu. Hingga tersisa 2 baju lagi. "Chagi-ya.. ayo pulang" ajak Hoshi. Aku menghela nafasku "Kenapa?" tanyaku. Sepertinya Hoshi mulai bosan menungguku.

"Dokyeom memintaku untuk membantunya memperbaiki rumah" jawab Hoshi. Aku melanjutkan agendaku untuk mencoba baju. Disaat baju terakhir, Hoshi mengetuk pintu.

"Kau tidak mau pulang sekarang?" tanya Hoshi. "Kalau mau pulang, duluan saja" jawabku ketus. Hoshi mengetuk pintu ruang ganti beberapa kali. "Mianhae, ayo pulang" ajak Hoshi dengan suara memelas.

"Duluan saja, aku pulang sendiri nanti" tolakku. Ia beberapa kali menggoyangkan pintu ruang ganti agar terbuka. Aku tak akan membiarkan Hoshi masuk, karena tahu aku akan luluh dengan rayuannya.

Saat ini aku benar-benar kesal. Hoshi jarang sekali menuruti kemauanku untuk jalan-jalan. Dan selalu saja setiap keluar ia mencari beribu alasan untuk pulang.

Padahal tadi saat dirumah ia sudah bersikap sangat baik. "Buka pintunya" pinta Hoshi. Ia kembali menggerakkan pintu ruang ganti beberapa kali. "Kan sudah kubilang, kalau kau terburu-buru duluan saja.. aku tak keberatan" ucapku.

Hoshi sepertinya menyandarkan tubuhnya dipintu. Suaranya terdengar sangat dekat. "Mana mungkin aku meninggalkan istriku sendirian" kata Hoshi dengan nada yang sengaja ia imut-imutkan.

"Daripada kau memaksa istrimu ini untuk cepat pulang, kan lebih baik pulang dulu saja.. nanti kujemput ke tempat Dokyeom" jawabku. "Tidak, kau harus pulang bersamaku.. lagipula aku harus membayar belanjaanmu" ucap Hoshi.

Hoshi masih mencoba menggerakkan pintu ruang ganti. Ia juga mengetuknya beberapa kali berharap aku dengan berbaik hati membukakan pintu untuknya. Dengan sekali gerakan lagi pintu pun terbuka. Hoshi tidak melewatkan kesempatan itu.

[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang