[4] Mellifluous 21+ -END-

20.3K 397 9
                                    

----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------

Aku terperanjat saat melihat Jeonghan berdiri diambang pintu kamar. Aku baru sadar bahwa aku bukan dikamarku sendiri. "J..Jeonghan?" ucapku.

"Ayo, aku sudah membeli sup hangover" ajaknya. Ia meninggalkanku begitu saja yang masih terkejut. Ingatanku kembali saat aku tiba-tiba menciumnya. Dan aku mengutuk diriku sendiri yang sangat mabuk.

Jeonghan sudah duduk di meja makan sambil mendinginkan sup di mangkuk. Aku duduk didepannya dengan tetap menunduk menahan malu. "Makanlah, sudah tidak terlalu panas" ucap Jeonghan sambil memberiku sup yang ia dinginkan.

"Terimakasih" jawabku lirih. "Tak usah malu atau merasa merepotkan, santai saja" kata Jeonghan. Kami makan tanpa ada percakapan apapun yang terjadi.

Seusai makan Jeonghan mengajakku berbincang sedikit. "Kau tak apa?" tanya Jeonghan. Aku menatapnya "Maksudmu?" tanyaku balik. Ia memainkan jarinya dan terlihat tak enak padaku.

"Aku berselingkuh darimu dan membuatmu lelah, lalu Jun memainkan hatimu juga" ucapnya. "Tak apa, kalau Jun juga salahku" jawabku sambil tersenyum pahit. Jeonghan mengangguk dan menghela nafas panjang.

"Syukurlah kau sudah baik-baik saja dibandingkan semalam.. Aku melihatmu berlari dan masuk menuju minimarket, akhirnya aku mengikutimu" jelasnya.

Kami terdiam lagi, aku lupa kapan terakhir kali kami menghabiskan waktu seperti ini berdua. Dan dulu apa yang biasanya kami perbincangkan hingga lupa waktu.

"Kau bagaimana? Apa kau baik-baik saja?" tanyaku. Jeonghan menatapku dan tersenyum "Kau mau aku menjawab dengan jujur atau tidak?". "Jujur, kalau tidak untuk apa aku bertanya".

"Boleh aku memelukmu lagi?" tanya Jeonghan. Aku terdiam menatapnya, Jeonghan tak pernah sekalipun minta untuk dipeluk terlebih dahulu. Dan sekarang kalimat itu keluar dari mulutnya membuat rasa sesak didadaku semakin menjadi.

Aku mengangguk mengiyakan permintaan Jeonghan. Ia membuka tangannya lebar menungguku jatuh dalam pelukannya. Pelukan Jeonghan terasa sangat hangat, aku sudah lupa rasa pelukan Jeonghan.

"Aku sayang padamu, tapi aku tak baik untukmu" bisik Jeonghan ditelingaku. Pelukannya makin erat dan tangannya mengelus rambutku pelan. "Jujur saja aku tidak baik-baik saja, bukan karena ditinggal Aram.. tapi karena ditinggal olehmu" ucapnya.

"Aku tahu hari dimana kau lelah akan datang, dan aku tetap tak bisa bersikap biasa saja saat hari itu datang.. Tapi biarlah itu jadi luka ku, kau harus bahagia" lanjut Jeonghan.

"Carilah bahagiamu, jangan bersedih lagi.. jangan jatuh cinta pada orang yang tak menghargaimu seperti aku.. kau mengerti bukan?" tanya Jeonghan. Tangisanku pecah tak dapat terbendung lagi.

[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang