[7] Matured 21+ -END-

20.2K 339 26
                                    

----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------

Aku menoleh dan menemukan mantan kekasihku berdiri didekat pintu mini market. "Kau semiskin itu hingga pacaran di sini?" tanyanya. Dino meraih tanganku dan mengajakku pergi.

"Oh ya, aku minggu depan menikah.. jika kau tak datang kuanggap kau masih cinta padaku" ucapnya sambil menyodorkan sebuah kartu undangan padaku dan Dino.

Aku berniat langsung meninggalkannya, tapi Dino mengambil kartu itu. Genggaman tangan Dino sangat erat. Ia juga tidak ragu menarikku kearah gedung agensi lagi.

"Noona tak apa?" tanya Dino saat kami tiba di gedung. Ia melayangkan tatapan khawatir. Mungkin juga ia takut aku akan menangis seperti waktu di bar. Entah kenapa, tapi aku tak merasakan apapun saat bertemu tadi.

"Kenapa? Apa aku terlihat lemah bagimu?" tanyaku. Mendengarku mengoceh seperti itu, Dino tersenyum. Ia menatap sekitar sebelum mengelus kepalaku pelan. "Syukurlah.. jika Noona takut pergi sendirian, aku akan datang bersama Noona" ucap Dino.

Mataku menatap kartu undangan ditangan Dino. Setelah itu aku tidak mengiyakan atau menolak ucapan Dino. Hari demi hari berlalu begitu saja tanpa ada apapun. Termasuk padaku dan Dino.

Kami hanya melakukan perbincangan biasa selayaknya Noona stylist dan idol pada umumnya. Dino pun tidak terlihat canggung padaku. Meski aku bersyukur karena hubungan kami baik-baik saja, sebagian diriku yang lain khawatir bahwa Dino tak menganggapku apapun.

"Noona!" sapa Dino sambil menyodorkan aksesorisnya. "Padahal kita disatu ruangan yang sama, kenapa sih berteriak" gerutuku. Dino tertawa melihatku. "Agar perhatian Noona hanya tertuju padaku" jawabnya ringan.

Aku menyentil dahi Dino pelan. "Hei! jangan menggoda Noona untuk bermain-main saja" kataku kesal. "Kalau aku menggoda Noona agar Noona serius padaku bagaimana?" tanya Dino.

Ia melayangkan tatapan tajamnya. Tatapan yang sama saat kami berciuman. Jantungku yang sedari pagi tenang mendadak berdegup sangat kencang dan tidak dapat ku kendalikan. Pandanganku tertuju pada bibir pinknya yang merekah.

"Ah Noona kenapa diam saja, ku kira Noona akan menggodaku balik" protes Dino. Aku tersenyum kaku kemudian melanjutkan merapikan baju Dino. "Jangan berisik, atau ku pukul kau" kataku.

Setelah siap, mereka semua pergi naik keatas stage. Menyisakan aku yang masih kebingungan dengan Dino. Aku duduk di sofa menunggu mereka kembali. Saat bagian Dino sebagai center, aku tersadar. Anak se kharismatik itu tentu tak akan mau denganku.

Daripada memikirkan Dino yang baik-baik saja, aku memutuskan untuk membuka ponselku. Di halaman utama social media, muncul postingan dari mantan kekasihku. Ia mengunggah foto fitting baju dengan selingkuhannya itu.

[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang