[5] Changing Future 21+

21.9K 353 10
                                    

Wonwoo tersenyum padaku dan menunjukkan celana dalamku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonwoo tersenyum padaku dan menunjukkan celana dalamku. Aku segera berlari kearahnya lalu menarik tangannya. "Ya, nanti ada yang tahu" omelku. Wonwoo tidak menghiraukanku dan tetap memegang celana dalamku tinggi-tinggi. "Ayolah, aku harus apa agar kau tidak bersikap seperti ini dan seperti tadi" pintaku. Ia mendekatkan wajahnya kearahku "Benarkah kau akan menuruti apapun itu?" godanya.

"Kalau begitu jangan pulang dan sampai besok jangan menemui Vernonmu itu.. tidur saja di apartemenku" pintanya sambil membuka pintu mobilnya. "T..tidak bisa begitu dong" ucapku. Wonwoo menatap sekitar dan menemukan Mingyu tengah menunggu Seungcheol. "Mingyu ya.." sapa Wonwoo pelan sambil melambaikan celana dalamku.

"Aish, baiklahh iya" pekikku. Wonwoo melempar celana dalamku ke kursi mobilnya. "Mingyu-ya!" sapa Wonwoo. "Oh, aku dan Seungcheol ikut pulang bersamamu" ucap Mingyu. Wonwoo memberikan kode Ok lalu masuk kedalam mobilnya. "Masuklah, lalu tutup pahamu menggunakan coatku" perintah Wonwoo. Aku menurutinya dan segera menutup pahaku dengan coat Wonwoo. "Oh Y/N-ah" sapa Seungcheol.

Setelah Seungcheol dan Mingyu masuk, Wonwoo mulai memacu mobilnya. "Sudah lama ya kita tidak berkumpul seperti ini" ucap Seungcheol. "Iya, lain kali minum bersama ya.. sayangnya hari ini aku dan Seungcheol sudah berjanji main game konsol" imbuh Mingyu. "Dan ada satu orang menyebalkan tidak mau ikut karena sibuk katanya" Seungcheol berkata dengan nada yang sedikit menyebalkan. Kami ber 4 tertawa mendengar godaan Seungcheol pada Wonwoo.

"Terimakasih, kalau kau berubah pikiran pergi saja kerumahku" ucap Seungcheol lalu menutup pintu mobil Wonwoo. Setelah melihat kedua temannya masuk ke area apartemen, Wonwoo mengambil coatnya dan melemparnya ke kursi belakang. Ia meraba pahaku lalu tersenyum dan kembali memacu mobilnya. Sedari tadi ponselku bergetar karena Vernon menghubungiku berulang kali. "Kirimi dia pesan, bilang saja kau sedang dirumah temanmu.. aku kan temanmu" Wonwoo berkata sangat ringan dan tak lupa smirknya tergambar di wajahnya.

Aku lebih memilih mematikan ponselku. Tangan Wonwoo yang tadi berada dipahaku kini perlahan naik ke arah bibir kemaluanku. Ia meraba kemaluanku dari gspotku hingga ke lubangku. Setelah itu Wonwoo menarik tangannya dan menjilat jarinya. "Ish, sana fokus menyetir" ucapku. Pipiku pasti merah saat ini.

Setelah memarkir mobilnya, Wonwoo membuka pintu mobil untukku. Tanpa ragu ia merangkulku dan mengajakku berjalan sedikit cepat. Apartemen Wonwoo berada di lantai 2, jadi kami dengan cepat sampai disana.

Ia langsung menciumku setelah masuk kedalam apartemen. Tangannya meremas pantatku pelan. Aku bisa merasakan ada sesuatu yang keras menempel diperutku. Tanpa melepas ciumannya, Wonwoo menggendongku menuju kamarnya. Perlahan ia menurunkanku dikasurnya.

Rok yang kukenakan tersingkap dan memamerkan kemaluanku. Tentu Wonwoo tidak menyia-nyiakannya. Ia menyodorkan dua jarinya kedepan bibirku. "Basahi jariku" perintahnya. Aku menurutinya dan melumat jari Wonwoo. Setelah menurutnya cukup basah, ia memasukkan kedua jarinya kelubangku dan memaju mundurkan jarinya. "Aaaahh Wonu-ya" desahku.

Wonu mempercepat permainan tangannya. "Panggil Daddy" bisik Wonwoo. Aku bisa merasakan aku hampir mencapai klimaks. Tanganku meremas lengan Wonwoo keras. "Aahhh aku mau keluarr daddy" erangku. Wonwoo tersenyum dan menatapku lekat yang tengah menikmati permainannya. Tubuhku menegang sebelum akhirnya cairanku keluar membasahi jari Wonwoo.

Ia menjilati jarinya lalu mencium bibirku sebentar. "Bagaimana rasanya dirimu?" godanya. Aku hanya terdiam karena malu. "Sini kubantu melepas bajumu" ucap Wonwoo. Ia menarik tubuhku lalu melepas kaos dan braku. Kini aku sudah telanjang bulat sedangkan ia masih memakai baju lengkap. Dengan cekatan Wonwoo melepas bajunya.

Juniornya berdiri tegak dan membuatku menelan ludah. Wonwoo duduk ditepi ranjangnya yang menghadap ke cermin. "Naik cepat" perintah Wonwoo. Aku mendekat kearahnya dan memutar tubuhku agar menghadap cermin juga. Perlahan juniornya masuk kedalam lubangku.

Dari pantulan cermin aku dapat melihat Wonwoo mendongakkan kepalanya saat juniornya masuk sepenuhnya. Saat aku akan menggerakkan pinggulku, Wonwoo melebarkan kaki ku dan mulai menggesekkan jarinya di gspotku. "Aahhh Ahhh Ssshhh J..jangann mmmh" racauku. Wonwoo semakin bersemangat karena racauanku. Gesekan tangannya semakin liar dan membuat tubuhku menggelinjang.

Tanganku meraih kepala Wonwoo dan meremasnya. "Enak?" bisik Wonwoo dengan suaranya yang berat. "G..geli.. mmmhh hentikannhh" pintaku. Ia tak menggubris permintaanku malah memegang kaki ku agar tidak menutup. Rasanya lubangku akan mengeluarkan cairan hingga tubuhku bergetar hebat. "Aaahhh Daddy Nnggghhh" erangku sebelum akhirnya mengeluarkan cairanku kedua kalinya.

Tubuhku lemas sekali, namun Wonwoo mengajakku berdiri dengan juniornya masih tertancap dilubangku. Ia mendorongku menuju cermin dan sedikit menunggingkan pantatku. Perlahan juniornya mulai bergerak keluar masuk. Dari cermin terlihat Wonwoo tengah mengamati bagian belakang tubuhku. Ia terkadang menjilat bibirnya atau menelan ludah.

"Lubangmu dari dulu enak sekali mmmh" ucap Wonwoo. Ia berhenti sejenak merubah posisinya berdiri sebelum akhirnya menggerakkan pinggulnya lagi dengan cepat. "Angghhhh d-daddy" desahku. Tangan Wonwoo meraba punggungku kemudian naik menuju pundakku. Ia menarik tubuhku agar sedikit mendekat kearahnya. "Move faster baby girl?" tanya nya.

Tanpa menunggu jawabanku, Wonwoo mempercepat gerakannya. "Ahhh Ssshhh" desah Wonwoo sambil menyibakkan rambutnya kebelakang. Dengan dada bidangnya yang terekspos bebas, Wonwoo terlihat sangat tampan dan maskulin. Rambutnya satu persatu jatuh lagi ke dahinya dan ikut bergerak bersama Wonwoo.

"Aku akannhh keluaarrh" erang Wonwoo. Ia meremas pantatku keras dan menggigit bibirnya. Matanya terpejam saat juniornya dibenamkan didalam lubangku. Aku bisa melihat jakunnya yang naik turun karena menelan ludah. Lubangku terasa hangat oleh cairannya. Setelah semua cairannya disemprotkan, ia melepas juniornya. Kini tubuhku tidak sanggup lagi berdiri tegak.

Aku duduk di lantai dan bersandar di cermin kamar Wonwoo. Ia terlihat lelah dan mencoba mengatur nafasnya. "Kau lelah?" tanya Wonwoo. Aku mengangguk pelan "Iya, tubuhku lemas". Wonwoo tersenyum lalu mendekatkan wajahnya kearahku. Ia mencium pipiku sebentar. "Kuantar pulang, tapi kau berhutang 10jam padaku" bisiknya.

Setelah membereskan diri, Wonwoo mengantarku pulang dengan mobilnya. "Ku antar kemana?" tanya Wonwoo. "Ke area apartemen X" jawabku. Ia menggunakan kemeja berwarna putih dengan corak merah. Semenjak perubahan dirinya saat SMA, Wonwoo sangat jarang mengenakan kacamata. Jika ia mengenakan kacamata pun, rambutnya akan diberi wax hingga naik.

"Kau kapan menikah dengan Vernon?" tanya Wonwoo. Aku mengernyitkan dahiku "Bukannya kau juga datang dan tahu?" jawabku. Wonwoo sesekali menatapku bingung "Ah iya? Aku lupa" ucapnya. Setelah itu tidak ada percakapan lainnya hingga tiba di area apartemen rumahku. Wonwoo memarkirkan mobilnya di sekitar taman.

Ia menyandarkan tubuhnya di setir dan menatapku yang tengah mengecek bajuku bau parfumnya atau tidak. "Kau cantik" ucapnya yang sukses membuatku salah tingkah. "Apasih.. jangan menatapku seperti itu" gerutuku. Sebagai sentuhan akhir, aku menyemprotkan parfumku sebelum turun. "Ingat hutangmu" ucap Wonwoo setelah aku turun.

Aku mengangguk dan memberinya tanda OK. Aku berlari kecil menyusuri lorong menuju apartemenku. Mungkin Vernon sudah dirumah, mungkin saja juga ia keluar dengan gadis-gadis itu lagi.

Cklek!

[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang