--------------------
Aku mengenal suara itu yang tak lain adalah suara Minji. Seungkwan mendekatkan tubuhnya ke arahku. Kini jarak kami begitu dekat. Bau vanilla menyeruak hidungku. "Jangan keluar.. jangan terlibat hal bodoh itu lagi"
Ia mendorong tubuhku pelan hingga menempel tembok. Tangannya yang kekar itu memeluk pinggulku. Ciumannya tetap tenang dan lembut seperti tadi pagi. Membuatku terhanyut dan menikmatinya.
Tangan kirinya meraba punggungku lalu naik keatas dan perlahan menjalar kedepan kebagian dadaku. Ia meremas dadaku dari balik seragam. Sambil tetap menciumku, Seungkwan melepas kancing bajuku satu persatu.
Lama kelamaan ciumannya lebih bergairah lagi. Kini tangannya meraba paha dalamku dan mengangkat kaki ku. "Boleh aku bermain cepat?" tanya Seungkwan. Aku mengangguk mengiyakan permintaannya.
Seungkwan langsung menurunkan resletingnya lalu mengeluarkan juniornya yang sudah tegang. Ini kali pertama aku melihat junior seorang lelaki secara langsung.
Jari Seungkwan dimasukkan kedalam mulutku berusaha mencari saliva ku untuk membasahi juniornya. "Ini akan sedikit sakit.. maaf" ucapnya sebelum mulai memasukkan juniornya.
Ia mengangkat kaki kananku dan menyangga nya dengan lengannya lalu menuntun juniornya ke lubangku dan mendorongnya pelan. "S..sakit" rintihku. Seungkwan terlihat serius memasukkan juniornya. Dengan hentakan terakhir seluruh juniornya masuk sepenuhnya. Aku meremas rambut Seungkwan dan menggigit bibir bawahku menahan rasa sakit.
"Tahan sedikit ya" ia mulai menggerakkan pinggulnya. Rasanya lubangku masih perih namun ada rasa nikmat yang perlahan mulai memenuhi tubuhku. Aku melingkarkan tanganku di leher Seungkwan agar tubuhku tidak terjatuh. "Mmmhh Aahh" desahku pelan ditelinganya. Seungkwan semakin bersemangat menggerakkan pinggulnya.
Rasa sakit tadi kini berganti nikmat. Kami bertatapan dan saling menahan desahan. Rambutnya yang bergerak mengikuti tubuhnya meningkatkan libido ku. "Ahh, aku ingin mendesah dengan keras.." erang Seungkwan. Ia menggertakkan giginya, terkadang juga menjilati bibirnya.
Ia makin mempercepat gerakan pinggulnya. Tanganku meremas rambutnya pelan. Di cahaya lampu gudang yang remang-remang, Aku bisa melihat wajah Seungkwan dengan jelas. Wajahnya terlihat begitu menikmati permainan kami.
"Mmmhh Seungkwan-ah" desahku. Tangan kirinya memilin putingku yang sukses membuatku menggelinjang. "Y/N-ah" panggil Seungkwan dengan sedikit mendesah. Aku menatapnya "A..apaa?" jawabku. "Aku ingin mengeluarkanhh di.. lubangmu mmmh" ucapnya. Aku mengangguk menyetujui permintaan Seungkwan.
Ternyata ini lebih enak dari dugaanku. Meski awalnya sakit, kini aku merasa sangat nikmat. Kepalaku mendongak menikmati setiap tusukan junior Seungkwan. Hingga akhirnya aku merasakan geli dan sekujur tubuhku memanas. "S..sepertinya aku mau keluarrh" erangku. Seungkwan mempercepat gerakannya sebelum akhirnya cairanku membasahi juniornya.
"Mau berganti posisi?" tanya Seungkwan. Aku tidak menjawab, lututku terasa sangat lemas. Akhirnya Seungkwan melepas juniornya dan membalikkan tubuhku agar membelakanginya. Ia menarik pantatku agar sedikit menungging. Perlahan juniornya yang besar itu masuk memenuhi lubangku. Karena lubangku sudah cukup basah, rasanya tidak se sakit tadi.
Ia menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang cepat. "Mmmhhh" desahku lirih. Tangan Seungkwan memegang pundakku erat. Aku tidak bisa melihat wajahnya. Tapi gerakannya lebih liar dari awal permainan tadi. "Aahh Y/N-ah" erang Seungkwan dengan nada yang cukup keras.
Dengan posisi seperti ini, Seungkwan bisa membenamkan juniornya seutuhnya. Yang sukses membuatku nikmat. "Mmmh aku akanhh keluarrhh" racau Seungkwan. Aku mengangguk dan meremas tangannya yang dilingkarkan di di pinggulku.
Ia terus menggerakkan pinggulnya sebelum akhirnya tangannya mencengkram pinggulku erat. Aku bisa merasakan juniornya menyentuh ujung lubangku dan beberapa kali cairan hangat menyemprot dinding lubangku. Setelah mengeluarkan semua cairannya, Seungkwan melepas juniornya dan mulai membereskan dirinya.
"Pakai ini untuk membersihkan cairanku, nanti ku antar ke kamar mandi" ucap Seungkwan sambil memberikan rompi seragamnya. Aku mengangguk dan segera membersihkan diri.
"Ya, kau tega sekali meninggalkan aku" Chan membuang mukanya keluar jendela. Aku tertawa geli melihat tingkah Chan yang sama sekali tidak berubah. "Mian, kau sih lama sekali larinya" ejekku. Seungkwan dan Chan tertawa bersama.
Kepalaku menoleh kearah pintu dan mendapati Minji yang memegang tumpukan buku. Ia menunduk dan tidak mengangkat kepalanya sama sekali. "Jangan kau hampiri dia, awas saja" omel Seungkwan sambil menatapku tajam. "Ne Arasseo" godaku sambil menjulurkan lidah. Aku rindu sekali berkumpul bersama mereka.
Kami membicarakan banyak hal yang belum sempat kami bicarakan semenjak masuk SMA. Kepalaku kembali membayangkan kejadian tadi saat melihat Seungkwan menggulung lengan bajunya.
"Oh ya, mana rompimu?" tanya Chan sambil memiringkan kepalanya. "Ah, tadi ada yang menggunakan rompiku sebagai lap" jawab Seungkwan santai. Aku mencubit paha Seungkwan. "Kau tidak minta dia mencucinya?" Chan menatap Seungkwan lekat. "Ya itu urusannya, mau menyimpannya sebagai kenangan atau mencuci bersih" ucap Seungkwan sembari mengedipkan mata padaku.
Ia mencondongkan badannya padaku dan berbisik. "Kau ketakutan?". Sebuah pukulan melayang ke lengan Seungkwan. "Sekarang kalian malah berbisik tanpa memberitahu ku.. Bagus" Chan menyilangkan lengannya di dadanya.
--------------
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]
FantasyStill NC21+ It's an adult content! Part 2 dari Seventeen Sweetness Cast: Svt × Y/N Enjoy Reading!✨ #9 Jun out of 3,52k stories