[5] Changing Future 21+

26.5K 406 6
                                    

---------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---------------

"Ya, kau kenapa masuk mengendap-endap seperti itu? Ku kira pencuri" gerutu Seungcheol. Aku bernafas lega saat mengetahui bahwa dia yang berada di ruang tv. "Ohh, kau takut Eomma dan Appa memarahimu?" tanya nya. Aku mengangguk dan meletakkan telunjukku didepan bibirku.

Aku langsung melewati Seungcheol dan masuk kedalam kamarku untuk meletakkan tas. "Kau tadi waktu festival kemana?" tanya Seungcheol. Aku menelan ludah, tidak mungkin bukan aku bilang dari rumah Wonwoo. Waktu itu aku bilang habis dari rumah Mingyu saja aku dimarahi habis-habisan.

"Ah itu.. aku main.. iya main dengan temanku" jawabku. Seungcheol hanya mengangguk. Untung saja ia percaya akan alasanku. Dengan masih memakai seragam aku pergi ke dapur dan memasak ramen.

Tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang. "Ya! Oppa" pekikku. Seungcheol makin mempererat pelukannya dan mencium kepalaku. "Santai saja, Eomma dan Appa pergi.. mereka baru kembali besok" ucapnya ringan.

Hal ini sudah sering terjadi. Sudah biasa bagiku tiba-tiba dipeluk seperti ini, sesaat kemudian ia akan memulai meraba tubuhku. Seungcheol sudah mengajakku berhubungan lebih dari kakak adik semenjak aku baru saja masuk ke SMA. Itulah sebabnya ia tak suka jika aku main kerumah lelaki. Ia tidak mau aku disentuh lelaki lain.

Bahkan ia memperbolehkanku berpacaran dengan Wonwoo karena menurutnya Wonwoo tidak akan pernah menyentuhku. Benar memang selama pacaran Wonwoo belum pernah menyentuhku. Baru hari ini ia berani.

Ciuman Seungcheol perlahan turun ke tengkukku. Kini aku menikmati ciumannya dan menghentikan kegiatanku. Tanganku meremas tangannya yang ia lingkarkan di pinggangku.

Seungcheol menghentikan ciumannya dan melepaskan pelukannya. Ia menarikku menuju sofa lalu mendorongku kasar. "Tatap aku" perintahnya. Kedua tangan Seungcheol diletakkan disandaran sofa untuk menahan tubuhnya yang ia condongkan kearahku.

Aku bisa merasakan Seungcheol marah akan sesuatu. "Kenapa bajumu bau parfum lelaki?" tanyanya tegas. Aku menelan ludahku dan menatap lantai. "Aku kenal bau ini, mau aku yang mengucapkannya atau akan kau ucapkan sendiri dari bibirmu?" lanjutnya.

Yang kutakutkan hanya Seungcheol bermain kasar. Dulu ia mencengkram tanganku hingga membiru. Entah kali ini apa yang akan ia lakukan jika aku membuka mulutku.

Seungcheol mendengus kasar. Telunjuknya mengangkat daguku agar menatapnya. "Ini parfum Wonwoo, apa aku benar?" tatapan Seungcheol sukses membuatku ketakutan. Aku mengangguk pelan. "Apa yang kau lakukan dengannya?" kini nada Seungcheol makin meninggi.

Melihatku yang tak kunjung menjawab, Seungcheol melumat bibirku kasar. Ia menggigit bibir atas dan bawahku secara bergantian. Disaat seperti ini aku tidak berusaha melawan, karena bisa saja membuatnya tambah marah padaku.

[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang