[2] The Cure 18+

20.6K 510 9
                                    

------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------

"Kau bilang ingin menggantikan samchonmu karena ingin tahu tentang Y/N.. bukankah kau sudah tau?" lanjutnya sekali lagi. Kalau tidak salah itu adalah suara Hana. Sepertinya lawan bicaranya adalah Joshua.

"Lalu?". Benar, suara lembut itu. Apa yang mereka bicarakan. Kenapa menyebut namaku.

"Ya lalu apa lagi, kau bahkan sudah lebih dari menciumnya.. dan sesuai perjanjian aku sudah memotretmu saat berciuman lalu memberikannya pada Aboejinya" ucap Hana.

"Apa kau kurang puas merasakannya? Apa ia membuatmu ketagihan?" tanya Hana. "Ya begitulah". Sedari tadi Joshua hanya menjawab seadanya, apa ia bersungguh-sungguh akan ucapannya tadi di mobil?.

"Aku juga sudah bilang padanya bahwa kita telah bertunangan, jadi hentikan main-mainmu" lanjut Hana. Mataku memanas "Tidak, pasti sebentar lagi Joshua akan bilang bahwa dia sayang padaku.. ia tadi berkata seperti itu" batinku.

Namun harapanku sirna. Aku lagi-lagi terlalu berharap banyak. "Iya aku akan menyudahinya.. tujuanku dari awal hanya ingin merasakannya dan mendapatkan mobilmu itu". Air mataku tak lagi dapat dibendung. "Oke, ini kunci mobil untukmu"

Skenario apalagi yang ia mainkan. Selama ini ia memberiku perhatian palsu?. Atau itu hanya sekedar perhatian seorang dokter pada pasiennya. Apakah harga diriku hanya sebatas sebuah mobil?.

Setelah hening cukup lama, aku keluar dari kamar mandi. Aboeji terlihat sudah berdiri dan akan pulang. "Oh, kau lama sekali" ucap Appa Joshua.

Aku mengangguk pelan dan tersenyum. "Ah iya, tadi aku berjalan-jalan ke belakang" jawabku. Setelah berpamitan pada orangtua Joshua, aku mengikuti Aboeji ke mobil.

Aku sama sekali tidak menatap Hana dan Joshua. Seharusnya aku tidak percaya pada siapapun. Air mataku sudah ingin jatuh, namun aku tidak mau menangis disini.

Sesampainya dirumah aku segera menemui salah satu pelayanku. "Besok aku tidak ada kuliah.. kalau ada orang akan masuk ke kamar, bilang saja aku sedang sakit.. kalau Aboeji, bukakan saja pintunya" jelasku.

Tangisanku pecah setelah menutup pintu kamar. Ucapannya tadi hanya bualan semata. Bagaimana bisa aku jatuh padanya. Bodohnya aku memberikan segalanya kepada Joshua.

Aku meringkuk di kasur dan menutup diriku dengan selimut. Mataku terasa berat dan panas. Berharap tubuhku mudah tidur malam ini.

.

Mataku mengerjap mendengar kebisingan di luar. "Perbolehkan saya masuk, kalau memang dia sakit.. akan saya periksa" ucap seseorang. "Maaf, Nona sedang tidak ingin diganggu.. ia ingin beristirahat".

[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang