Blood, Sweat and Tears pt.2

298 45 0
                                    













(17+)
Be wise


































"Jaebum?"

"Jennie?". Alis tebalnya bertaut begitu melihat proporsi gadis dihadapannya. Jennie menggelengkan kepalanya. Dia harus berpikir lebih cepat dan bertindak cepat. "Dimana Siyeon?". Tanya Jennie dengan nafas yang tersengal sengal. "Ah dia sedang ada kelas, ada sesuatu yang bisa-

"Tolong katakan padanya untuk melihat apartemenku dan katakan aku ada urusan mendadak". Potong Jennie dengan satu tarikan nafas. "Baik akan aku katakan. Ada hal lain yang bisa aku bantu?". Tanya Jaebum kemudian melirik ke arah Taeyong yang berhenti di samping Jennie.

"Jaga saja tempat tinggalnya". Taeyong mendahului Jennie yang sempat membuka mulutnya kemudian gadis itu mengangkat kedua alisnya. "Yah itu saja aku rasa, terimakasih". Jaebum menahan pergelangan tangan Jennie dan menatapnya penuh keraguan dan bingung. Maklum saja mungkin Jaebum mengkhawatirkannya karena hubungannya cukup dekat walaupun tak sedekat dengan Siyeon. Setidaknya Jaebum benar benar orang yang dapat diandalkan. "Jennie"

Taeyong juga ikut berhenti dan menoleh kebelakang mengangkat sebelah alisnya. Gadis itu tersenyum singkat dan menggenggam Jaebum dengan kedua tangannya. "Aku harus pergi"

"Ayo". Ucap Taeyong kemudian merangkul Jennie membuat Jennie melepaskan tautan jari mereka, selama itu juga Taeyong dan Jaebum saling melemparkan tatapan tidak suka satu sama lain. "Aku tidak menyukai 'teman' mu itu". Taeyong berbicara di telinga Jennie dengan nada rendah. "Kenapa?"

Dihadiahi kedikkan bahu Taeyong acuh tak acuh.







X







Yang pertama kali Jennie lihat setelah puas dibuat takjub terkesiap dengan gedung tinggi kini matanya dimanjakan pria pria hot yang sedang mengisi pelurunya menoleh ketika Taeyong menutup pintu besar yang menimbulkan bunyi keras. "Kita punya anggota baru sekarang?". Tanya pria manis. "Ah ya kenalkan dia Jennie Kim"

Jennie membungkuk kaku. Merasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk berkenalan. Kedua pria yang memiliki postur tubuh berbeda ikut membungkukkan badannya namun tidak dengan pria kurus ditengah yang sedang menarik pelatuknya kemudian menembaknya tepat pada guci di belakang Jennie. "Dan ya yang paling tinggi itu Johnny, si penembak namanya Yuta dan yang terakhir Winwin. Kami juga punya perempuan tangguh disini"

"Namaku Wendy, nona Jennie". Ucap gadis berdarah campuran eropa sedang menuruni tangga dengan tidak santai. Mereka semua nampak seperti agen.

Jennie merasakan hawa hawa tidak enak menguar dari pria kurus itu dan perempuan yang menuruni tangga kini. Wendy menatap Jennie kemudian mengangkat sebelah alisnya, menelisik penampilannya dari atas sampai bawah lalu menatap Taeyong. "Dia? Kau akan jadikan dia sebagai tentaramu?"

Jennie membuka mulutnya dan ikut menatap Taeyong seolah meminta penjelasan. "Dia nampak tidak cukup kuat"

"Excusme?". Jennie mengerutkan dahinya. "Kau pasti membutuhkan informasi tentang jati dirimu kan? Tapi pekerjaan kami bukan tentang dirimu saja asal kau tahu"

"Taeyong-

"Kau ingin hidupmu lebih baik kan? Kau bisa membasmi mahluk seperti itu lagi jika kau bagian dari kami". Ucap Taeyong dengan tegas sementara Yuta meluncurkan pelurunya lagi. "Bagian darimu, kau yang menginginkannya bergabung tuan Lee". Wendy yang pertama keluar dan membukakan pintu untuk yang lainnya disusul Yuta yang menatapnya tak suka kemudian Winwin dan terakhir Johnny yang menatap Taeyong memintanya untuk memberitahu Jennie.

Jennie Kim ; series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang