He's (not) a bad boy

356 45 0
                                    

______________________
Warning !!

Cerita ini hanyalah karangan penulis semata. Jika ada kesamaan nama, latar dan lain lain hanya sebuah kebetulan belaka.
Beberapa nama publik figur yang tercantum dalam cerita ini hanya dipakai untuk mengisi tokoh saja, sifat, sikap dan lain lain juga termasuk karangan penulis. Produk yang tertera dalam cerita bukan untuk promosi, melainkan hanya dipakai untuk menambah kepentingan cerita. Diharap bijak untuk memilih dan memilah hal buruk dan baik dalam cerita dan tidak untuk ditiru hal buruk yang terkandung

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄











.















"Ih kok gitu sih? kak Taeyong ngelimpahin tugasnya sama aku?". Tanya Jennie dengan wajah yang masam. Gimana dia gak pusing? Menjabat jadi kormat wajib aja udah cukup bikin pusing bolak balik ke dosen jadi perantara mahasiswa dan dosennya walaupun kata Sana jadi kormat itu enak karena kadang dikasih nilai A sama dosen matkul tapi tetep aja dia jadi lebih sibuk. Mana ini Taeyong, asdosnya ngasih tugas kelompok ke Jennie.


"Kenapa? Lo mau protes? Ini bagian lo, temen temen lo udah ngerjain. Jangan harap ya bisa numpang nama doang di kelompok, kelompok kecil lo itu gak bakal gue lolos-in kalau lo gini". Seperti biasa pula Taeyong selalu melontarkan kalimat kalimat ancaman yang membuat Jennie mati kutu. Gadis itu melengkungkan bibirnya kebawah, Jennie itu kalau kesel atau seneng suka keliatan jelas dari wajahnya, transparan. Tangan Jennie dengan pasrah menerima tumpukan kertas yang sudah digulung dari tangan Taeyong. "Mau kemana? Udah gue suruh cabut emangnya?". Ucap pria berwajah anime dan memiliki garis rahang yang nyaris sempurna itu sembari mengangkat sebelah alisnya kala Jennie hendak balik kanan.





"Mau ke perpus nyari materi". Balas Jennie. Lagi lagi Taeyong menyerahkan selembar kertas kearahnya. "Ini sekalian fotokopi absensi". Jennie menghela nafasnya merasa kalau dia terlalu bodoh dan mau mau aja disuruh suruh asdosnya ini. Mentang mentang asdosnya, Taeyong bisa seenaknya nyuruh Jennie gitu? Tapi ini emang udah tugas Jennie sih. Jennie menghembuskan nafas pasrah sebelum akhirnya mengambil selembar kertas itu dan berbalik benar benar pergi dari koridor.















Jennie mengetuk jari jarinya ke atas etalase sembari menunggu. Daripada bulak balik disuruh fotokopi mending dia sekaligus aja fotokopinya banyak banyak walaupun Jennie harus lebih lama nunggunya karena harus mengantre dan saat ini Jennie tinggal menunggu mesin fotokopi itu bekerja. Pas lagi ngeliat ke arah lain secara acak, dari radius 4 meter-an Jennie bisa liat seorang Yoo Taeyang lagi jalan ke arahnya gak tau mau ikut fotokopi gatau mau numpang lewat aja. Dengan cepat Jennie membuka layar kunci ponselnya dan buka whatsxppnya. Melihat notifikasi yang masuk dan mengetik beberapa kata di roomchat untuk keliatan sibuk aja. Biar gak harus saling sapa dengan melempar senyuman.



Rasanya canggung aja gitu. Secara Taeyang adalah mantannya yang baru putus tiga bulan yang lalu. Sekilas Jennie lihat penampilan pria bertubuh tinggi itu masih saja terlihat seperti dulu. Masih senang memakai celana hitam robek robek di bagian lututnya, masih memakai tindik di telinganya dan yang terakhir masih suka mengenakan kaus polos dan menenteng jaket kulit berwarna hitam. Baru 3 bulan padahal Jen, tapi bagi Jennie 3 bulan itu kerasa lamaaa. Ngomong ngomong, Taeyang itu selalu menjadi bad boy kesayangannya, bahkan sampai sekarang. Jennie masih bingung dengan perasaannya sendiri, apa iya dia gagal move on. Nyatanya Jennie sendiri tidak tahu saat ini dia sedang menyukai seseorang atau tidak, terlalu semu rasanya. Jennie menunduk sembari berkutat dengan ponselnya sampai Taeyang berjalan melaluinya begitu saja tanpa slow motion seperti di film film bergenre romantis yang sering Jennie tonton. Gadis itu mendesah pelan kemudian segera menyodorkan uangnya untuk membayar. "Makasih ya mas". Ucap Jennie saat tangannya menerima uang kembalian beserta kertas kertas.






























Jennie Kim ; series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang