My Lovely Cat

381 57 6
                                    

______________________
Warning !!

Cerita ini hanyalah karangan penulis semata. Jika ada kesamaan nama, latar dan lain lain hanya sebuah kebetulan belaka.
Beberapa nama publik figur yang tercantum dalam cerita ini hanya dipakai untuk mengisi tokoh saja, sifat, sikap dan lain lain juga termasuk karangan penulis. Produk yang tertera dalam cerita bukan untuk promosi, melainkan hanya dipakai untuk menambah kepentingan cerita. Diharap bijak untuk memilih dan memilah hal buruk dan baik dalam cerita dan tidak untuk ditiru hal buruk yang terkandung

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄



















Cr by pinterest
















.















Jennie menghela nafasnya kemudian meletakkan sepatunya di rak dekat pintu apartemen. Hari yang berat, Jennie merasa betisnya pegal pegal dan lelah seharian ini. Saat matanya melirik ke arah ranjang empuk miliknya, matanya langsung berbinar dan berlarian kecil sambil mengulurkan kedua tangannya. "Asahiiiiiiii"

Kucing yang sedang menjilat jilat bulu dengan tangan mungilnya itu menoleh sekilas dan sedikit terperanjat didetik Jennie mengangkatnya tinggi tinggi ke udara dan berputar putar dengan gigi gemertakan karena gemas. "Lucu sekaliii!"

"Kenapa sih kamu lucu sekali?". Jennie kini meletakkan kucing berbulu kuning-putih itu di pangkuannya sambil sesekali menggosokkan kepalanya ke kucing kesayangannya. Pulang kampus Asahi bisa membuatnya kembali semangat hanya dengan menunjukkan wajahnya yang imut. Kucing itu dipakaikan kalung merah, nampaknya Asahi juga tidak keberatan. "Asahii mau makan? Kamu belum makan kan?"

"Meong meong". Asahi baru bersuara dan mengusapkan kepalanya ke tangan Jennie dan terdengar suara nafasnya seperti dengkuran khas kucing. Suara yang paling disukai Jennie, gadis itu tertawa kemudian membawa Asahi ke meja makan dan memberikan makanan ke tempat makannya."Kalau mau makan saja, kamu baru mengeong. Dasar kucing!"

Jennie menguap kemudian berjalan menuju ranjang dan menyingkap selimutnya sebelum akhirnya berbaring dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Hujan tiba tiba turun membuat suhu udara menurun, saat saat yang tepat untuk tidur sore.




X




Jennie menguap lagi sembari menggosok mata dengan kepalan tangannya kemudian membuka matanya perlahan menangkap objek didepannya yang sedang menjilati rambut pirang dengan punggung tangannya, Jennie terperanjat dan memegang dadanya yang kembang kempis. "Siapa kamu?". Teriak Jennie histeris. Sesosok pria asing ikut terbalut selimut disampingnya dalam keadaan telanjang dada.

Pria asing itu menoleh dengan wajah datarnya kemudian menjilati rambutnya lagi. "Aku Asahi, kau yang menamaiku itu"

Jennie membelalak tak percaya dengan mulut terbuka. Apa maksudnya?

"Jangan mengada ngada, kau siapa?". Asahi nampak menghembuskan nafasnya kemudian bergerak mendekat membuat Jennie refleks menutup kedua mata, memalingkan wajah dan berteriak. Asahi mengerutkan dahinya kemudian kembali pada wajah datarnya. "Aku Asahi kucingmu. Noona kau lupa memberiku susu, tenggorokanku rasanya perih"

"Ya! Pergi dari rumahku!". Asahi mengerucutkan bibirnya."Kenapa noona? Tempatku kan disini bersamamu". Jennie berdecak kemudian menunjuk ke arah kamar mandi di seberang kamarnya. "Masuk kamar mandi! Gosok badanmu dengan sabun lalu pakai handuk yang menggantung disana, aku akan membuatkan susu untukmu. Cepat!"

Asahi beranjak dan menuju kamar mandi masih keadaan telanjang dengan santai. Jennie perlahan membuka matanya sekilas dan melirik kalung merah Asahi yang putus. Apa dia akan percaya apa yang dilihatnya?
























Jennie Kim ; series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang