Loose You

321 46 28
                                    



______________________
Warning !!

Cerita ini hanyalah karangan penulis semata. Jika ada kesamaan nama, latar dan lain lain hanya sebuah kebetulan belaka.
Beberapa nama publik figur yang tercantum dalam cerita ini hanya dipakai untuk mengisi tokoh saja, sifat, sikap dan lain lain juga termasuk karangan penulis. Produk yang tertera dalam cerita bukan untuk promosi, melainkan hanya dipakai untuk menambah kepentingan cerita. Diharap bijak untuk memilih dan memilah hal buruk dan baik dalam cerita dan tidak untuk ditiru hal buruk yang terkandung

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄












.















Datang datang Jennie sudah mendapat tatapan tak mengenakkan dari tuan rumah, kalau bukan karena paksaan dari ibu dan dirinya sendiri Jennie tidak mau repot repot menginjakkan kakinya di apartemen ini. Karena pria itu tidak bergeming sama sekali Jennie meletakkan paperbag berisi satu box brownies. "Itu dari mama, kalau gak suka buang aja"

Pria itu menjatuhkan kakinya yang semula ditumpangkan ke kaki lainnya kemudian tak henti hentinya mengikuti segala pergerakan Jennie. Yang diperhatikan mendesah pelan hendak mengambil seribu langkah untuk pergi meninggalkan tempat ini. "Sama sama". Ucap Jennie menyindir sembari menutup pintu apartemen. Sementara pria itu mengalihkan mata sipitnya ke arah paperbag yang Jennie tinggalkan di atas meja.







Terdengar suara hak tinggi beradu dengan lantai lobby apartemen. Jennie berjalan dengan anggunnya, kemana pun dia pergi beberapa pasang mata akan tertuju padanya, menarik atensi orang orang disekitarnya karena gadis ini memancarkan kharisma dan aura kuatnya. Mengangkat dagu dengan percaya diri membuatnya terkesan angkuh dan bossy. Jennie berusaha untuk terlihat acuh tak acuh, walaupun sudah biasa menjadi pusat perhatian orang tapi tetap saja dia merasa risih. Gadis itu merendahkan kepalanya dan menutup pintu mobil dengan segera menjauhi area apartemen. Ponselnya bergetar dan sedikit bergerak dari tempat asalnya, Jennie menoleh sekilas melihat layar ponsel menampilkan panggilan masuk dengan nama 'Hyemi'


Jennie meraih ponselnya dan menggeser ke atas ikon berwarna hijau dan langsung menempelkannya ke telinga, sementara dia menyetir dengan satu tangan saja. Dia sudah ahli dalam hal itu. "Halo?"

"Halo Kim Jennie! Alumni SMA Seoul ngadain reuni! Kamu pasti datang kan?"

"Sudah tau jawabannya kan? Hyemi itu hanya membuang buang waktuku". Terdengar decakan di seberang sana, tangan Jennie dengan lihai memutarkan setir saat mobilnya belok ke kanan. "Sekali saja, mereka penasaran kamu gimana sekarang"

"Tapi aku gak dapat undangannya, itu aneh"

"Oh ya? Tidak apa yang penting kamu juga diundang walaupun tanpa kartu undangan, gimana?"

"Ok. Sekali aja ya"

"Yass! See u later girl!"











X














Wajahnya dipoles make up natural tanpa memakai perona pipi dipadukan dengan lipstick matte merah. Kulit putih pucatnya kontras dengan dress hitam gelap transparan di bagian atas yang memamerkan lengan mulus tanpa bekas luka sedikitpun, pinggang ramping yang terbalut dalaman putih. Rambut cokelatnya digeraikan seperti itu saja. Kim Jennie benar benar tampak seperti wanita yang mandiri yang kuat, wanita itu kini melangkahkan kakinya ke lingkungan sekolahnya yang dihias sedemikian rupa dengan balon balon, kertas warna berkelap kelip dan karpet merah yang digelar dari pintu utama yang terbuat dari untaian bunga memanjang sampai ke koridor dan lantai atas. Pintu di bukakan dua orang penjaga saat Jennie sampai di ruangan.






Jennie Kim ; series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang