Dongsaeng

611 73 0
                                    


______________________
Warning !!

Cerita ini hanyalah karangan penulis semata. Jika ada kesamaan nama, latar dan lain lain hanya sebuah kebetulan belaka.
Beberapa nama publik figur yang tercantum dalam cerita ini hanya dipakai untuk mengisi tokoh saja, sifat, sikap dan lain lain juga termasuk karangan penulis. Produk yang tertera dalam cerita bukan untuk promosi, melainkan hanya dipakai untuk menambah kepentingan cerita. Diharap bijak untuk memilih dan memilah hal buruk dan baik dalam cerita dan tidak untuk ditiru hal buruk yang terkandung

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄















.

















Jennie melangkahkan kakinya dengan gontai menuju gedung fakultas yang menjulang tinggi. Kelasnya dimulai setengah jam lagi dan biasanya ia selalu datang lebih awal, gadis itu memakai celana jeans dan t-shirt sederhana merek ternama Calvin klein berwarna putih tulang berlengan pendek ditambah dengan tas selempang berukuran sedang berwarna cokelat yang disampirkan menggantung di sebelah bahunya.

Jennie mendaratkan bokongnya di bangku ujung di barisan paling depan dimana anak anak ambis berada. Sebenarnya tempat duduknya berubah ubah tergantung dimana dia mendapatkannya, tidak harus berada di depan saja. Jennie Kim adalah si gadis cantik berambut cokelat panjang yang terkenal dengan wajah rupawannya namun jutek. Kedua alis tegasnya selalu terangkat sebelah atau menukik sebagai ciri khas ekspresi yang dikeluarkannya. Jennie Kim juga dikenal sebagai salah satu dari jejeran anak orang yang beruntung dan terkasih. Karena tentu selain dikaruniai wajah rupawan, terlahir di keluarga kaya yang melimpah ruah dan berbakat tentunya. Bakat utamanya adalah mahir berkomunikasi dengan berbagai bahasa seperti Perancis, Inggris, Jepang dan terakhir Spanyol, bahasa yang sedang ia tekuni saat ini. Tapi semua point plus termasuk pesonanya tidak membuatnya dikelilingi banyak teman.

Mungkin karena Jennie jarang menampilkan senyum manisnya, terkesan dingin dan cuek. Dominan orang mengira Jennie tipe orang yang hanya berbicara kala butuh saja.

Bahkan dia tidak pernah memiliki teman dekat, paling paling Hanna teman satu kelas itupun kalau terlibat dalam diskusi kelompok yang mengharuskan dirinya berinteraksi. Memang banyak mahasiswa yang mengagumi dan bahkan mengincarnya tapi Jennie tidak pernah menerima salah satupun diantara mereka.

Apalagi Jennie saat menolak benar benar membuat mereka mendapat pengalaman yang tidak terlupakan. Dengan menjaga air mukanya agar stabil, resting bit*h face khasnya


Pernah sewaktu waktu Jennie didekati si pria pantang menyerah.

"Jadi Jennie Kim . . . . kamu mau jadi pacar aku?"

Jennie memutar bola matanya jengah. Tidak cukup diberi beberapa kali  penolakan halus sampai teguran, pria dihadapannya ini masih bersikeras menyatakan perasaannya."Aku tidak tertarik padamu. Wajahmu itu lebih tebal dari riasan gadis di ujung sana itu kau tahu? Tidak punya malu"

Ucap Jennie sambil mengedikkan dagunya, menunjuk seorang gadis dengan bedak yang tebal entah berapa lapis dan lipstik merah mencolok. Setelah itu Jennie melangkah pergi membiarkan pria itu menanggung malu dijadikan tontonan gratis penghuni kampus.


Tapi yang sebenarnya kalau mereka menilik lebih dalam. Jennie Kim itu orang yang memiliki rasa simpatik yang tinggi, memiliki kepekaan di atas rata rata dan memiliki hati yang lembut. Karena itu juga dia pribadi sensitif yang mudah diambil hati . Anggapan mereka pun kadang membuat Jennie sakit hati, sebab menulikan telinganya pun percuma. Ada saja pandangan iri dan tak suka yang ditujukan untuknya, Jennie pun dapat merasakannya. Seluruh indranya bekerja menerima semua tanggapan itu.

Jennie Kim ; series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang