Thallasophobia

363 45 4
                                    

______________________
Warning !!

Cerita ini hanyalah karangan penulis semata. Jika ada kesamaan nama, latar dan lain lain hanya sebuah kebetulan belaka.
Beberapa nama publik figur yang tercantum dalam cerita ini hanya dipakai untuk mengisi tokoh saja, sifat, sikap dan lain lain juga termasuk karangan penulis. Produk yang tertera dalam cerita bukan untuk promosi, melainkan hanya dipakai untuk menambah kepentingan cerita. Diharap bijak untuk memilih dan memilah hal buruk dan baik dalam cerita dan tidak untuk ditiru hal buruk yang terkandung

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄








.














Blub blub blub



"JENNIE!"

Pekikan histeris Joy samar samar terdengar. Mata Jennie membelalak sementara dia berteriak minta tolong tapi air malah memenuhi mulutnya membuat Jennie tidak bisa mengeluarkan suara sekecil apapun selain buih buih yang mengapung di atas permukaan. Kedua tangan dan kakinya mencoba menggapai ke permukaan, Jennie bergerak gelisah, dia sudah tenggelam cukup dalam seolah kolam ini tak memiliki dasar. Pandangan Jennie memburam dan perih, kulitnya pucat terkena pembiasan cahaya sementara rambutnya ikut meliuk liuk mengikuti arus air.

Jennie takut dan semakin takut apalagi bayang bayang ketakutan terbesarnya itu terbesit di kepalanya. Dia takut gelapnya samudera. Dia takut akan kedalaman air. Pandangan Jennie semakin menggelap kakinya yang meronta ronta juga semakin melambat, dadanya yang semula berpacu pecat kini ikut melambat terasa sesak sekali apalagi saat air mulai memenuhi dadanya.












Byur!

Dengan sisa kesasaran yang ada Jennie menyempatkan diri menatap ke atas dimana sesosok siluet berenang menjangkaunya. Penyelamat hidupnya telah datang. Bersyukurlah Jennie sampai saat jarak keduanya cukup dekat Jennie kehilangan kesadarannya membuat pria itu meraih tubuh Jennie dan berenang ke permukaan dengan sekuat tenaga sembari menggendong Jennie. Gerakannya terbatas dan lamban karena bergerak dalam air. Pria itu mendongak membuka mulut meraup oksigen rakus rakus saat kepalanya muncul di permukaan.

Dengan susah payah ia mengangkat tubuh Jennie ke tepian kolam ikut naik dan menekan bagian ulu hati gadis itu dengan tautan tangannya agar air dapat keluar melalui hidung dan mulutnya. "Satu dua tiga. Satu dua tiga"

Pria itu mendekatkan kepalanya ke dada, menempelkan telinganya. Detak jantung Jennie masih terdengar! Pria itu segera pergi ke tempat lain untuk mencarikan Jennie handuk atau apapun guna menghangatkan tubuh gadis itu. "Oh Joochan itu Jennie!". Tunjuk Joy heboh saat menemukan Jennie terkapar di tepian kolam, gadis itu berlarian mencari bantuan. Untunglah ada Hong Joochan tadi. Pria itu menghampiri Jennie dan sigap meletakkan kepala Jennie di atas pahanya. "Jennie? Jennie"

Joochan menepuk nepuk pipi Jennie saat dirasa Jennie tidak merespon juga, Joochan mengikis jarak keduanya dan memiringkan kepalanya mulai memberinya nafas buatan. Joy membelalak terkejut tapi saat ini tidak ada waktu untuk berdebat lagi. Dia tahu Jennie itu memiliki phobia, thallasophobia. Gadis itu pasti ketakutan setengah mati didalam sana. Tak berselang lama Joochan menjauhkan wajahnya dan tubuh Jennie langsung merespon. Jennie langsung batuk batuk mengeluarkan air dari mulutnya dan matanya mengerjap ngerjap karena terasa perih. "Jennie kamu bangun?"

"Sadar lo nyuet? Ngapain main di tepi kolam sih?". Sembur Joy. "Udah udah kasian dia baru sadar"

"Joochan?" Panggil Jennie ragu ragu sambil memegang dadanya yang masih terasa sesak. "Iya, sebentar ya". Joochan langsung meletakkan tangan Jennie di lehernya dan menggendong gadis itu ala brydal style disusul Joy yang mengekor dari belakang. Sepasang mata mengikuti pergerakan mereka sampai ketiganya hilang dibalik tembok pembatas. Pria si penyelamat tadi, Park Jihoon menghela nafasnya menyampirkan handuk di bahunya lalu berputar arah. Saat pria itu memberi Jennie nafas buatan memancing emosinya tapi tidak apa apa. Jihoon berusaha untuk memaklumi situasi. Bagus juga aksi pahlawan dadakannya tidak diketahui siapapun. Yah inilah Park Jihoon si pengecut yang hanya berani melindungi Jennie dari jarak jauh, untuk menampakkan dirinya dihadapan gadis itu saja dia tidak mampu, apalagi mengutarakan perasaannya. "Habis darimana lo? Mau mandi?". Tanya Daehwi sambil mengusak rambut basah dengan handuknya.

Jennie Kim ; series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang