"Dia kembali, untuk membuatnya bercahaya semula dari kegelapan."
-&-
Denaga Almero.
Laki-laki bermata coklat dengan simbol sayap di lengan kanan.
Sejak dahulu, Ia ingin mengungkap fakta sesuatu yang selalu menghantui dirinya selama bertahun-tahun.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
3. Tertangkap.
Happy Reading
°Americsky°
⭐🌙
"Mau kemana lo bocah!"
Preman-preman itu sekarang, detik ini juga. Ada didepan keduanya sambil melipat tangan didepan dada. Dua pandangan preman itu sinis ke arah mereka, dengan senyum menjengkelkan.
Tangan Naga menarik pelan seragam Dasha, membawa anak itu ke belakang tubuhnya. sedangkan Dasha di belakang memegang kuat Hoodie Naga sambil bergetar.
Preman itu mendekat, "Lo harus bayar semua yang udah lo lakuin tadi gegara skateboard sialan itu!"
Naga tak mengubris, tanganya teralih ke belakang, memegang tangan Dasha yang sudah berkeringat karena takut. Lalu anak itu bersuara.
"Denger." perintah Naga di sambut kerutan kening Dasha, gadis itu menengok sedikit ke depan.
"Itungan ketiga lo harus pergi dari sini, ikutin jalan yang kita lewatin tadi ya." ucapnya mengintruksi.
Dasha menengok cepat, "A-apa?"
"Satu,"
"Gue gabisa biarin lo sendirian!" Dasha menggeleng cepat.
"Dua,"
"Lo mau ngelawan mereka semua? gua gabisa biarin lo sendiri ngelawannya!"
Dasha semakin ketakutan, antara meninggalkan cowok itu atau tidak, apalagi preman itu makin dekat dengan dirinya, mungkin hanya beda tiga jengkal.
Tidak mungkin kan, ia meninggalkan cowok ini sendirian dan di pukuli habis-habisan? Oh, Dasha akan selalu merasa bersalah akan hal itu, jika cowok itu benar menjadi korban karena melindunginya.
"Tiga."
"SERANGGG!"
Hitungan ketiga berakhir, bersamaan itu juga kedua preman tersebut berlari menerjang ke arah Naga dan langsung menghantam wajahnya. Luka di pukuli Dava tiga hari lalu yang sudah mengering, kini kembali basah akibat pukulan maut itu
Dasha gemetar, lalu gadis itu lari dari gang yang lumayan luas setelah menyaksikan perkelahian secara nyata didepan matanya. Berlari Tertatih-tatih walau dalam hatinya ia ketakutan setengah mati dan mengkhawatirkan cowok yang ia tidak kenal itu.
