12. Harold

41 4 44
                                    

⭐🌙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭐🌙

Gerhana bangun pagi-pagi sekali bahkan sebelum semua orang terbangun dari lelapnya. Dia beranjak dari kasur adiknya yang besar, di lihatnya lah raga sang adik yang masih setia memejamkan matanya yang teramat sembab.

Dasha semalam menangis hebat saat pulang kerumah, bahkan membuat satu rumah kebingungan. Gerhana bahkan sampai marah-marah melihat betapa pucat dan berantakan adik kesayangannya itu. Sempat Gerhana menuduh Naga telah membuat adiknya menangisi seperti itu, meskipun itu benar karena dia. Tapi Dasha mencoba menenangkan kakaknya agar tidak membenci Naga.

Dasha tentu tidak memberi tahu Gerhana pergi kemana Naga, dan Gerhana yang semalam kebingungan hanya bisa memeluk adiknya dan menemani Dasha yang tadi malam tak henti-hentinya menangis.

"Joging ah...kali aja ketemu jodoh." dia berjalan menuju keluar kamar Dasha setelah menarik selimut untuk menutupi tubuh adiknya, kemudian menuju kamar dirinya. gelapnya dini hari masih menyelimuti lorong lantai dua kala itu.

Gerhana masuk ke dalam kamar dan ganti baju olahraga yang nyaman untuk dia pakai. Dirinya tidak mandi terlebih dahulu, di pikir setelah joging saja dia baru mandi, lagipula dia malas mandi pagi-pagi begini, itu bukan dirinya sama sekali.

Setelah selesai dia berjalan secara mengendap-endap keluar rumah secara perlahan menggunakan senter handphone karena rumah sangat gelap. Lalu menuju garasi untuk mengambil sepeda gunung kesayangannya.

Sesudahnya keluar gerbang besar rumah yang berat tersebut, Gerhana menaiKi sepeda gunung nya sekitar perumahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesudahnya keluar gerbang besar rumah yang berat tersebut, Gerhana menaiKi sepeda gunung nya sekitar perumahan. Lalu menyalakan earphone sambil nyetel sebuah lagu yang terhubung ke benda tersebut.

Hampir lima belas menit dia mengayuh sepedanya melawan dinginnya pagi hari, matahari mulai menampakan sinarnya di ujung kota sana. Lantas Gerhana menepi sebentar di salah satu kursi coklat di sebuah taman yang lumayan jauh dari perumahan, mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lumayan lelah.

AMERICSKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang