13. Lukisan bersejarah dan luka

52 4 41
                                    

Ost recomended: Love to hate me: Blackpink

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ost recomended:
Love to hate me: Blackpink.

⭐🌙

"Selamat sore, Pelangi ada dirumah?"
Seru kencang Dasha di depan rumah temannya itu.

Hari ini, Dasha akan mengerjakan pekerjaan rumah bersama dengan Pelangi, tadi di pesan chat Pelangi bilang dia ada dirumah. Tetapi sejak lima menit lalu Dasha sampai tadi tidak ada yang menjawab salam nya dari dalam rumah.

"ASSALAMUALAIKUM, PELANGI? TIDAK KAH KAU INGIN MEMBUKAKAN PINTU UNTUK TEMANMU INI?"

Dasha mengetuk pintu besar rumah Pelangi kembali namun tidak ada yang menyahut, bahunya menurun lesu. Capek-capek dia kesini naik bus tapi orangnya malah tidak ada. "Kemana, ya, dia?"

"Apa gue pulang aja, ya? Daripada disini." ucap Dasha sambil melirik pintu rumah Pelangi. "Kayak minta sumbangan pembangunan mesjid deh."

Di tatapnya sekali lagi pintu rumah itu tanpa berkedip, Dasha menggedikan bahunya sambil berputar balik. "Pulang aja lah." Dia lalu turun menuruni tangga kecil di halaman depan rumah Pelangi.

"Mandi yang bersih, biar licin kayak pantat bayi...biar terhindar dari bakteri...biar glowing seperti matahari..."

Dasha baru akan keluar gerbang rumah Pelangi tiba-tiba terganggu oleh suara dari sebelah rumah tersebut. Alisnya mengkerut, setelah menangkap siapa orang yang sibuk memandikan monyet di depan rumahnya itu Dasha merotasikan bola matanya.

Lalu menghampiri lelaki tersebut, bermaksud ingin bertanya kenapa Pelangi tidak ada dirumah. Barangkali dia tau kemana temannya itu pergi.

"Wan, liat Pelangi, gak?" tanya Dasha yang sedang berdiri di hadapan cowok yang sibuk memandikan monyetnya itu.

Awan mendongak, matanya menyipit karena wajah Dasha terhalang sinar matahari pagi. "Eh, elu Cong. Ngapain lu disini? Minta sumbangan?"

Ngomong-ngomong Awan dan Pelangi memang rumahnya bersebelahan. Wajar saja terkadang dua anak itu di sekolah suka adu mulut.

Padahal baru tadi Dasha berfikir seperti orang yang minta sumbangan, eh malah di katain beneran. "Nyari Pelangi." jawabnya.

Alis Awan mengekerut, sembari melihat keatas langit. "Matahari terang-benderang begini mana ada pelangi, cakep-cakep goblog sia."

"PELANGI ONO!" tunjuk Dasha pada rumah Pelangi. "NOH! MATA LU GAK LIAT?!"

Awan berdiri, berkacak pinggang. "Itu rumah, bukan pelangi. Lihat, rumahnya warna hitam seperti tidak ada kehidupan. Apalagi warna-warni bagaikan pelangi." ucap Awan mengada-ngada.

AMERICSKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang