6. Teror kecil

37 4 36
                                    

Naga berjalan pulang ke rumah setelah mengantar Dasha, ia melewati riuh-riuhan dari kendaraan bermotor yang melewatinya dari arah kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naga berjalan pulang ke rumah setelah mengantar Dasha, ia melewati riuh-riuhan dari kendaraan bermotor yang melewatinya dari arah kanan. Kepalanya ia sembunyikan di balik hoodie dengan sepasang tangan putih di dalam saku celana joger.

Tak lama lagi ia akan bertemu dengan jalanan gang sepi yang akan menuju rumahnya, rumah Naga letaknya di ujung komplek pos Warpindo (warung kopi indonesia) yang penjaganya adalah mamang Ujang dari gang sebelah.

Warpindo itu sebenarnya hanya warung kopi biasa, namun karena kesannya kayak cafe anak-anak kekinian, maka sering ramai pengunjung jika hari libur. Tapi, kalau di bandingin sama anak-anak di komplek Naga, mereka semua jarang nongkrong disitu.

Maka duduklah ia di depan Mang Ujang sang pemilik Warpindo yang tengah sepi pengunjung, ia memesan kopi pada Mang Ujang, sampai akhirnya duduk di salah satu kursi tempat tersebut, sambil memasang Earphone yang berada di lehernya untuk di pasangkan ke telinga.

Ketika sedang asik memainkan game, tiba-tiba Naga merasa ada seseorang yang membisikkannya, suara itu sangat jelas bahkan membuatnya bingung apakah itu Mang Ujang?

"Selesaikan Denaga Almero..."

Naga mengkerut heran, memandang sekitarnya sambil memandang Mang Ujang yang masih sibuk membuat kopi miliknya. Jangan tanya kenapa tidak selesai-selesai, tadi ada kecelakaan kecil sebab blender Mang Ujang kabelnya putus.

"Mang Ujang manggil saya?" kata Naga, bertanya.

Terlihat Mang Ujang disana menggeleng-gelengkan kepalanya bingung sambil mengkerut, "Nggak, den. Saya diem aja dari tadi."

"Terus siapa yang tadi manggil saya?"

Mang Ujang menggeleng lagi, "Gatau atuh, den. Saya mah diem aja dari tadi, wong gigi saya lagi sakit ini," jawab Mang Ujang sambil memegangi pipi sebelah kirinya dengan tangan, terlihat disana membengkak.

"Tapi-"

"Selesaikan Americsky..."

"A-apa?"

"Selesaikan misimu Americsky..."

"Apa? A-amer?"

"Astagfirullah, den. Saya gak jualan amer, saya masih bertaqwa kepada allah, jangan suudzon atuh."

Naga lantas cepat menoleh mendengar ucapan Mang Ujang, "Bukan mamang atuh sia!"

"Terus siapa, den? Setan?"

Buru-buru Naga menatap sekitarnya, "Mamang jangan nakutin saya! Rumah saya jauh tau dari sini!"

Mang Ujang geleng-geleng kepala. "Jauh dari mana atuh, den Naga. Orang tinggal nyebrang aja." jawab Mang Ujang, menunjuk rumah Naga yang letaknya di ujung Warpindo.

"Y-ya sama aja Mang Ujang terhalang tiang listrik sama aja jauh!" kata Naga tiba-tiba merinding. "Duh, mana ada pohon kelapa, kenapa sih pak RT gamau nebang tuh pohon? Kan serem."

AMERICSKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang