30. Sang Dewi Bijaksana

16 3 34
                                    

30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30. Sang Dewi Bijaksana.

Mata Dasha memincing saat ia melihat sebuah pergerakan seseorang yang menyebur ke dalam laut. Ia mendengus, tangannya terkepal menahan amarah.

Ketika ia lihat Meimei mulai terlihat keluar dari dalam laut, Dasha seketika mematung. Menatap dengan tak percaya seorang perempuan yang menyelamatkan nyawa gadis itu.

"Mama...," Dasha berucap ketika dua orang itu berhenti di hadapannya.
Venus, Ibunya yang telah menyelamatkan Meimei dari kematian yang di sebabkan olehnya.

Dasha memperhatikan gerak-gerik Ibunya yang berjalan sambil merangkul tubuh Meimei untuk membawanya ke tepi. Lalu wanita itu menidurkan tubuh Meimei.

"Ah, sakit..." Meimei meracau sambil memegangi perutnya. "Dingin....," tubuhnya bergetar.

Dasha hendak mendekat namun Venus seakan menghentikan dirinya.

"Mama...," ia panggil lagi ibunya.

Venus mengangkat tangan memberi kode Dasha untuk diam di tempat. Kemudian wanita itu mengeluarkan kekuatan dari tangannya yang ia berikan untuk Meimei, di sekitar perut gadis itu.

Tak lama setelahnya, Meimei yang terus meracau akhirnya terdiam. Gadis itu tidur setelah di berikan obat mantra sekaligus penenang.

Venus bangun, ia memandangi putrinya dari jarak lima meter. Menatapnya dengan senyuman manis di wajah.

"Mama aku kangen," Dasha segera menghampiri Ibunya sambil membuka lebar kedua tangan.

Venus diam di tempat membiarkan Dasha menghampirinya, setelah gadis itu sedikit lagi mendekat, senyuman Venus memudar. Dasha terkejut saat Ibunya tiba-tiba menyerang Dasha dengan kekuatan yang ia punya.

"Ah!" Dasha memegangi dada. Ia terjatuh cukup jauh.

Venus berjalan, mendekati putrinya. Dengan mengikis jarak dua meter perempuan itu berkata.

"Putriku, Na Dasha. Tolong berhenti melakukan ini." Venus berucap.

Dasha menatap Ibunya tak percaya, "Kenapa Mama serang aku?"

Venus tersenyum tipis. Ia kemudian mendekati Dasha lagi tanpa mengikis jarak dengan anaknya. Ia mengusap rambut Dasha dan menyentuh dagu gadis itu.

"Na Dasha, kamu tau kan kamu itu siapa?" Venus berkata. "Kamu itu satu-satunya keturunan Dewi Bijaksana. Dewi Athena."

Dasha hanya diam mengamati perkataan Ibunya.

"Berhenti bersikap bodoh dan menyerang lebih dulu, sayang." Venus berucap sangat lembut sambil mengelus bahu Dasha.

Dasha mengernyit, "Jadi alesan Mama nyerang aku karena Mama belain dia?"

Venus menggeleng, "Nggak, Putriku. Mama akan selalu di pihak Dasha. Mama tau tujuan Dasha menyerang anak itu karena siapa dan karena apa."

AMERICSKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang