17. Terungkap

45 3 32
                                    

🎶: let me down slowly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶: let me down slowly

17. Terungkap.

Jam kelas sudah berlalu lima menit. Naga dan Dasha keluar dari dalam kelas dengan raut yang masih keheranan.

Mereka tentu bingung mengapa Hazel bisa tiba-tiba menjadi seorang wali kelas dadakan disana?

Tidak. Hanya saja, Dasha bingung. Ia pikir selama ini Hazel adalah anak seumurannya. Jika benar usia lelaki itu seumuran Dasha, benar-benar membuat iri. Di usia segitu dia sudah punya penghasilan sedangkan Dasha? Masih sibuk rebahan di rumah main laptop.

Ya... walaupun terkadang Dasha membantu Mama Venus mengurus toko kue.

"Hazel kok bisa ya sekolah disana?" tanya Dasha.

Naga menghedikan bahu tidak tahu. "Gatau, pake orang dalem kali." dia lanjut memakan coklat.

"Ish!" Dasha memukul lengan Naga dan membuat coklat yang hendak di masukan ke mulut jatuh ke lantai. "Mana bisa guru pake orang dalem!"

Naga mengerucutkan bibir melihat coklat suapan terakhirnya jatuh begitu saja. Padahal ia sengaja menyisihkan untuk suapan terakhir karena itu bagian paling enak.

"Males ih kamu mah." Naga menyahut komplen. "Kasian nanti coklatnya nangis, kumaha teh? Jahat pisan ih kamu."

"Cuma coklat, tinggal beli lagi." Dasha menjawab.

Naga menggeleng. "Gak bisa. Itu coklat limited edition." jawabnya sambil merengek. "Pak Jojon yang ngasih. Dari pohonnya di kampung terus di olah. Kapan lagi kan makan coklat dari yang produksi langsung? Masih fresh."

"Halah, dikata ikan salmon. Frash Fresh." Dasha menyahut.

"Dasha!"

Sang empu yang di panggil menoleh ke belakang, begitu juga dengan Naga. Dari jarak dua meter ada seorang lelaki berambut hitam menghampiri keduanya.

"Hazel?" Naga bergumam. "Rambut lo ganti warna? Jadi item?" tanyanya sesudah Hazel berdiri di hadapan mereka.

Hazel mengangguk. "Iya, yakali guru rambutnya abu-abu terang. Bisa di gosipin tiga angkatan."

"Kayaknya bukan gegara itu deh." sahut Naga mengkerutkan alis. "Lo takut di gosipin rambutnya ngejreng se-ngejreng yang ngambang di kali, kan? Makanya ganti warna item."

"ANJIR PINTER!"

Naga dan Hazel malah tos-tosan. Berasa perpisahan acara family 100 Indonesia.

"Iya juga sih. Tapi kayaknya kalo lo yang di warnain beneran di gosipin. Ya, gosipin karena lo ganteng." Celetuk Dasha membuat Naga menoleh, menjitak kepala perempuan tersebut.

Dasha mengusap-usap kepalanya sambil mengerucutkan bibir. "Jahat..."

Naga juga Hazel terkekeh melihat Dasha ngambek. Maka Naga pun berinisiatif mengelus kepala sang gadis bermata coklat ke abu-abuan tersebut. "Maapin abang, neng."

AMERICSKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang